Khamis, 12 April 2012

ANTARA - Peristiwa

ANTARA - Peristiwa


Dua warga meninggal dikejutkan gempa Aceh

Posted: 12 Apr 2012 07:05 AM PDT

Seorang ilmuwan menunjukkan titik pusat gempa bumi di lepas pantai Sumatra di sebuah monitor di Pusat Penelitian Ilmu Bumi Jerman di Postdam, Rabu (11/4). Gempa besar berkekuatan 8,6 Skala Richter dan sejumlah gempa susulan menggoncang Indonesia Rabu kemarin, menyebabkan warga berlarian dari gedung-gedung, namun sepertinya resiko terjadinya tsunami cukup kecil. (FOTO ANTARA/REUTERS/Thomas Peter)

Berita Terkait

Banda Aceh (ANTARA News) - Dua orang warga Kabupaten Aceh Barat Daya meninggal dunia akibat serangan jantung saat terjadi gempa berkekuatan 8,5 skala richter yang mengguncang Aceh dan sekitarnya pada Rabu (11/4).

Camat Setia, Kabupaten Aceh Barat Daya, Amiruddin, di Blangpidie Kamis mengatakan bahwa kedua warga tersebut terkejut saat gempa terjadi, sehingga jantungnya lemah dan akhirnya meninggal dunia.

Kedua warga yang meninggal dunia itu, Khatijah (60) warga Desa Pisang dan Tgk Syam (65) warga Desa Kuta Murni, keduanya dari Kecamatan Setia.

Disebutkan, Khatijah sewaktu gempa berada di rumahnya, akan tetapi ketika ada isu air laut akan naik dan terjadi tsunami, anak dan cucunya membawanya mengungsi ke kompleks Konpi Senapan-E yang berada di kecamatan itu.

"Sekitar jam 17.30 WIB ada laporan keadaan aman, anak cucunya membawa Khatijah yang sudah sangat lemah akibat serangan jantung karena terkejut, balik lagi ke rumah. Sesampainya di rumah Khatijah menghembuskan nafas yang terakhir," tuturnya.

Kemudian, Tgk Syam meninggal dunia pada Kamis pagi sekitar pukul 04.30 WIB, sepulangnya dari mengungsi ke lokasi terminal bangunan BRR NAD-NIAS di Kecamatan Setia.

"Saat di lokasi pengungsian beliau memang sudah sangat lemas, karena serangan jantung ditambah usia yang sudah lanjut, beliau langsung kita kebumikan tadi pagi," jelas Amiruddin.

Guncangan gempa yang melanda Aceh dan sekitarnya membuat warga panik dan berhamburan keluar dari rumah mencari tempat yang lebih aman.

Suasana panik warga ditambah dengan adanya isu kalau air laut akan naik dan terjadi tsunami, menyebabkan beberapa pimpinan wilayah menginstruksikan agar warganya mencari tempat yang lebih aman dengan mengungsi.

Camat Lembah Sabil Yafrizal pada waktu itu dengan menggunakan mobil dinas berkeliling kampung menggunakan pengeras suara memberikan aba-aba agar warga yang tinggal di pesisir pantai untuk segera meninggalkan rumahnya dan mengungsi ke komplek kantor camat yang berada di atas gunung.

Mendengar aba-aba itu, tanpa pikir panjang, ribuan warga Kecamatan Lembah Sabil berhamburan keluar dan meninggalkan rumah menuju lokasi pengungsian di daerah kantor camat.

Selain di kantor camat, ada juga ratusan warga yang mengungsi di kompleks Pesantren Puskiyai Aceh di Krueng Baru.

Para pengungsi baru meninggalkan lokasi pengungsian sekitar pukul 23.30 WIB saat keadaan dipastikan aman, bahkan sebagian pengungsi memilih tidak kembali ke rumah dulu dengan alasan masih trauma.

"Pukul 08.00 WIB hari ini para pengungsi kita pastikan sudah kembali ke rumahnya masing- masing," katanya.

(KR-IRW)

Editor: Suryanto

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

"Banyak tokoh tua maju jadi capres"

Posted: 12 Apr 2012 06:57 AM PDT

Ketua MPR, Taufik Kiemas. (ANTARA)

Masak Presiden AS makin lama makin muda. PM Inggris makin lama makin muda. Sedang Presiden Indonesia makin lama makin tua dan berumur"

Berita Terkait

Jakarta (ANTARA News) - Ketua MPR RI Taufiq Kiemas mengkritik proses regenerasi kepemimpinan Indonesia yang menurutnya tak terjadi dan masih terus memunculkan tokoh-tokoh tua untuk menjadi calon presiden.

"Regenerasi harus terjadi mulai sekarang. Masak Presiden AS makin lama makin muda. PM Inggris makin lama makin muda. Sedang Presiden Indonesia makin lama makin tua dan berumur," kata Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDIP itu usai menerima Duta Besar Cina Mr Liu Jianchao di gedung DPR RI, Jakarta, Kamis.

Taufiq lalu menjelaskan kritiknya beberapa hari lalu kepada Aburizal Bakrie bahwa sebaiknya tidak maju mencalonkan diri ssebagai calon presiden, semata untuk mewujudkan regenerasi kepemimpinan nasional.

"Tidak ada dikotomi soal usia dalam soal capres dan saya tidak mencampuri urusan Partai Golkar. Kalau bicara regenerasi, kan boleh," ujarnya.

Ia menyebutkan, regenerasi kepemimpinan nasional harus dimulai dari 2014 dan dia yakin dengan regenerasi ini pembangunan Indonesia akan menjadi lebih baik.

"Regenerasi itu kalau kita bimbing sama-sama. Jadi panah terus nggak baik, mendingan ngotot jadi busur. Masak sudah tua-tua diatur orang lain juga," ungkap Taufiq.

Taufiq pernah menyarankan Aburizal Bakrie dan Megawati Soekarnoputri untuk tak maju sebagai calon presiden karena faktor usia.

(Zul)

Editor: Jafar M Sidik

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Tiada ulasan:

Catat Ulasan