Sabtu, 5 Februari 2011

Republika Online

Republika Online


Warga Jerman Dukung Rakyat Mesir Turunkan Mubarak

Posted: 06 Feb 2011 06:10 AM PST

REPUBLIKA.CO.ID, Aksi unjuk rasa yang dilakukan rakyat Mesir untuk menuntut Presiden Hosni MUbarak mundur menuai simpati dari belahan dunia, termasuk di Benua Eropa. Di Jerman misalnya, ratusan warga setempat mengadakan demonstrasi di selatan kota Munich dalam mendukung gerakan revolusioner di Mesir.

Demonstran mengecam konferensi keamanan tahunan yang diselenggarakan di Munich. Mereka mengkritik pemerintah Berlin atas keterlibatannya dalam perang pimpinan AS di Irak dan Afghanistan.

Demonstran juga mendesak segera diakhirinya perang di Afghanistan. Dilaporkan pula, warga Inggris berkumpul di depan Kedutaan Besar Mesir di London di tengah pengamanan ketat untuk menunjukkan solidaritas mereka dengan rakyat Mesir.

Para pengunjuk rasa mendesak Presiden Mubarak untuk mundur. Sebuah demonstrasi terpisah juga diselenggarakan oleh Koalisi Anti Perang di depan Kedutaan Besar AS.

Mereka kemudian bergabung dengan demonstran lainnya di depan kedutaan Mesir di London. Ratusan ribu orang di belahan bumi lain juga mengadakan aksi unjuk rasa mendukung revolusi Mesir.

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Enam Jamaah Ahmadiyah Tewas Diserbu Warga Cikeusik

Posted: 06 Feb 2011 05:33 AM PST

REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG - Sebanyak enam orang anggota Jamaah Ahmadiyah, meninggal akibat bentrokan antara jamaah keagamaan itu dengan warga di Desa Umbulan Kecamatan Cikeusik Kabupaten Pandeglang, Minggu (6/2) pagi. "Yang saya lihat ada enam orang yang meninggal, dan seluruhnya dari Jamaah Ahmadiyah," kata Lukman tokoh masyarakat Cikeusik ketika dikonfirmasi, Minggu.

Lukmah menjelaskan, seluruh korban meninggal itu tidak diketahui identitasnya karena tak memiliki kartu identitas, namun seluruhnya berasal dari luar daerah dan merupakan Jamaah Ahmadiyah. Sementara satu orang warga Desa Umbulan, Sarta, mengalami luka bacok pada lengah kanannya. "Lengan kanan Sarta hampir putus dibacok oleh anggota Jamaah Ahmadiyah," kata Lukman.

Lukman juga menjelaskan, sebenarnya warga tidak bermaksud melakukan kekerasan. Masyarakat hanya ingin agar Jamaah Ahmadiyah di Cikeusik pimpinan Parman membubarkan diri. "Warga ingin Ahmadiyah itu membubarkan diri karena sudah dinyatakan sesat oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), tapi permintaan itu abaikan oleh mereka," katanya.

Menurut Lukman, pada Sabtu malam, puluhan anggota Jamaah Ahmadiyah dari Kota Bogor tiba di Cikeusik dengan menumpang dua kendaraan roda empat, dan menginap di rumah Parman. Pada Minggu pagi, sekitar seribuan warga dari berbagai daerah, di antaranya berasal dari Kecamatan Cibaliung, Cikeusik Kabupaten Pandeglang dan Kecamatan Malingping Kabupaten Lebak mendatangi rumah Parman.

Saat massa tiba, puluhan Jamaah Ahmadiyah yang berada di rumah Parman sudan siap dan mereka membawa berbagai jenis senjata tajam, seperti samurai, parang dan tombak. Sesaat kemudian, kata Lukman, salah seorang anggota Jamaah Amhadiyah membacok lengan kanan Sarta hingga nyaris putus.

"Pembacokan inilah yang memicu bentrokan. Warga marah karena melihat lengan kanan Sarta nyaris putus," kata Lukman.

Sebelumnya Kepala Polres Pandeglang AKBP Alex Fauzy Rasyad menjelaskan, penyerangan warga Cikeusik terhadap Jamaah Ahmadiyah dipucu sikap jemaah yang mengeluarkan pernyataan bernada menantang kepada warga setempat.

"Sebenarnya situasinya sudah kondusif, dan masyarakat juga sudah tenang-tenang saja, tapi karena ada pernyataan bernada menantang dari Jamaah Ahmadiyah akhirnya warga terpancing," kata Kapolres ketika dikonfirmasi, Minggu.

Mengenai adanya korban jiwa dan insiden itu, Kapolres mengaku belum mendapat laporan secara resmi.
"Kalau korban meninggal dunia kita belum tahu, tapi kalau yang mengalami luka berat memang ada empat orang, dan satu diantaranya kondisinya memang koma. Korban dibawa ke rumah sakit oleh anggota," ujarnya.

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Sindikasi news.okezone.com

Sindikasi news.okezone.com


Digeruduk Massa, 5 Warga Ahmadiyah Terluka

Posted: 05 Feb 2011 11:16 PM PST

PANDEGLANG - Penyerangan yang dilakukan massa di Perkampungan Ahmadiyah di Desa Umbalan, Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, pada pagi tadi menimbulkan korban jiwa.

"Korban luka-luka mencapai lima orang," kata Kapolsek Cikeusik AKP Syukur saat dikonfirmasi wartawan, Minggu (6/2/2011).

Sayangnya Syukur belum bisa memastikan identitas lima warga Ahmadiyah yang luka-luka. Saat ini sejumlah petugas kepolisian sudah berada di lokasi untuk melakukan pengamanan.

Berdasarkan informasi di lapangan ada korban tewas, namun jumlahnya masih simpang siur. Sejumlah kabar menyebut empat orang tewas, namun kabar lainnya menyebut tiga orang tewas.

Namun kabar beredar kemarahan warga itu disebabkan kedatangan sejumlah jamaah Ahmadiyah dari luar daerah. Polisi hingga saat ini masih mencari informasi penyebab penyerangan tersebut.(Iskandar Nasution/RCTI/kem)

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Satgas: Izin Berobat Tahanan Harus Diperketat

Posted: 05 Feb 2011 11:00 PM PST

JAKARTA - Satgas pemberantasan mafia hukum mengusulkan perbaikan dalam pemberian izin bagi tahanan atau narapidana yang harus menjalani perawatan kesehatan di luar tahanan.

Anggota Satgas, Mas Achmad Santosa mengatakan izin berobat bagi tahanan ataupun narapidana harus diperketat. Menurutnya PP Nomor 32 tahun 1999 belum mengatur secara ketat izin maupun mekanisme kontrol berobat keluar narapidana.

"Perlu ada perbaikan sistem kerja melalui pengetatan perizinan dan kontrol berobat keluar bagi napi," kata Mas Achmad Santosa kepada okezone, Minggu (6/2/2011).

Kedua, Satgas mendesak percepatan operasionalisasi rumah sakit khusus bagi napi ataupun tahanan di Lapas Cipinang, Jakarta Timur. RS khusus ini tentunya harus menyiapkan dokter spesialis dan kelengkapan alat medis. "RS khusus ini untuk memperkecil kemungkinan napi berobat keluar yang rawan penyalahgunaan," katanya.

Diberitakan sebelumnya, Satgas mengecek 7 tahanan Lapas Klas I Cipinang yang keluar tahanan karena menjalani perawatan di rumah sakit berbeda. Lima tahanan di RS Polri, satu di RS Pertamina dan satu di RS Abdi Waluyo yakni terpidana kasus suap PT Salmah Arowana Lestari (SAL) Syahril Djohan.

Ota menegaskan izin berobat keluar Lapas telah memenuhi persyaratan administratif. "Semua persyaratan terpenuhi. Kami sampaikan pada Menteri tidak ada pelanggaran," tutupnya.
(crl)

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Republika Online

Republika Online


Warga Jerman Dukung Rakyat Mesir Turunkan Mubarak

Posted: 06 Feb 2011 06:10 AM PST

REPUBLIKA.CO.ID, Aksi unjuk rasa yang dilakukan rakyat Mesir untuk menuntut Presiden Hosni MUbarak mundur menuai simpati dari belahan dunia, termasuk di Benua Eropa. Di Jerman misalnya, ratusan warga setempat mengadakan demonstrasi di selatan kota Munich dalam mendukung gerakan revolusioner di Mesir.

Demonstran mengecam konferensi keamanan tahunan yang diselenggarakan di Munich. Mereka mengkritik pemerintah Berlin atas keterlibatannya dalam perang pimpinan AS di Irak dan Afghanistan.

Demonstran juga mendesak segera diakhirinya perang di Afghanistan. Dilaporkan pula, warga Inggris berkumpul di depan Kedutaan Besar Mesir di London di tengah pengamanan ketat untuk menunjukkan solidaritas mereka dengan rakyat Mesir.

Para pengunjuk rasa mendesak Presiden Mubarak untuk mundur. Sebuah demonstrasi terpisah juga diselenggarakan oleh Koalisi Anti Perang di depan Kedutaan Besar AS.

Mereka kemudian bergabung dengan demonstran lainnya di depan kedutaan Mesir di London. Ratusan ribu orang di belahan bumi lain juga mengadakan aksi unjuk rasa mendukung revolusi Mesir.

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Enam Jamaah Ahmadiyah Tewas Diserbu Warga Cikeusik

Posted: 06 Feb 2011 05:33 AM PST

REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG - Sebanyak enam orang anggota Jamaah Ahmadiyah, meninggal akibat bentrokan antara jamaah keagamaan itu dengan warga di Desa Umbulan Kecamatan Cikeusik Kabupaten Pandeglang, Minggu (6/2) pagi. "Yang saya lihat ada enam orang yang meninggal, dan seluruhnya dari Jamaah Ahmadiyah," kata Lukman tokoh masyarakat Cikeusik ketika dikonfirmasi, Minggu.

Lukmah menjelaskan, seluruh korban meninggal itu tidak diketahui identitasnya karena tak memiliki kartu identitas, namun seluruhnya berasal dari luar daerah dan merupakan Jamaah Ahmadiyah. Sementara satu orang warga Desa Umbulan, Sarta, mengalami luka bacok pada lengah kanannya. "Lengan kanan Sarta hampir putus dibacok oleh anggota Jamaah Ahmadiyah," kata Lukman.

Lukman juga menjelaskan, sebenarnya warga tidak bermaksud melakukan kekerasan. Masyarakat hanya ingin agar Jamaah Ahmadiyah di Cikeusik pimpinan Parman membubarkan diri. "Warga ingin Ahmadiyah itu membubarkan diri karena sudah dinyatakan sesat oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), tapi permintaan itu abaikan oleh mereka," katanya.

Menurut Lukman, pada Sabtu malam, puluhan anggota Jamaah Ahmadiyah dari Kota Bogor tiba di Cikeusik dengan menumpang dua kendaraan roda empat, dan menginap di rumah Parman. Pada Minggu pagi, sekitar seribuan warga dari berbagai daerah, di antaranya berasal dari Kecamatan Cibaliung, Cikeusik Kabupaten Pandeglang dan Kecamatan Malingping Kabupaten Lebak mendatangi rumah Parman.

Saat massa tiba, puluhan Jamaah Ahmadiyah yang berada di rumah Parman sudan siap dan mereka membawa berbagai jenis senjata tajam, seperti samurai, parang dan tombak. Sesaat kemudian, kata Lukman, salah seorang anggota Jamaah Amhadiyah membacok lengan kanan Sarta hingga nyaris putus.

"Pembacokan inilah yang memicu bentrokan. Warga marah karena melihat lengan kanan Sarta nyaris putus," kata Lukman.

Sebelumnya Kepala Polres Pandeglang AKBP Alex Fauzy Rasyad menjelaskan, penyerangan warga Cikeusik terhadap Jamaah Ahmadiyah dipucu sikap jemaah yang mengeluarkan pernyataan bernada menantang kepada warga setempat.

"Sebenarnya situasinya sudah kondusif, dan masyarakat juga sudah tenang-tenang saja, tapi karena ada pernyataan bernada menantang dari Jamaah Ahmadiyah akhirnya warga terpancing," kata Kapolres ketika dikonfirmasi, Minggu.

Mengenai adanya korban jiwa dan insiden itu, Kapolres mengaku belum mendapat laporan secara resmi.
"Kalau korban meninggal dunia kita belum tahu, tapi kalau yang mengalami luka berat memang ada empat orang, dan satu diantaranya kondisinya memang koma. Korban dibawa ke rumah sakit oleh anggota," ujarnya.

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

KOMPASentertainment

KOMPASentertainment


Sssttt... Ada Kama Sutra In Love di Kemang!

Posted: 06 Feb 2011 02:03 AM PST

JAKARTA, KOMPAS.com - Nanti malam (6/2), Venue (JL. Kemang Selatan no. 2) akan gelar acara clubbing bertema Kama Sutra In Love pada pukul 22.00 WIB.

Berikut para pendukung acara nanti malam:

DJ ICKY ( 9SOUL CORP l TRIPLE SIX ) DJ MUKTI ( 9SOUL CORP ) DJ FERDINAND ( IMAGINATION ) DJ FAGOO ( IMAGINATION ) DJ OKKY MC CEKBON ( 9SOUL CORP ) MC OZY ( IMAGINATION ) MC BIG ALDO ( TRIPLE SIX ) ASENK , VITTO & E.D ( VENUE )

Info/RSVP: 021-96496291 ( icky )

Be there or be squared...! :)

************

"Punya acara clubbing, konser, atau pemutaran film? Silakan kirim email serta gambarnya ke : jakartatonite@kompas.com"

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Clubbing at Kemang

Posted: 05 Feb 2011 01:50 PM PST

JAKARTA, KOMPAS.com - Nanti malam (5/2) Barcode (Jalan Kemang Raya No.8 3rd Floor) akan gelar acara clubbing bertema Twisted pukul 22.00 WIB.

Berikut para pendukung acara yang akan tampil nanti malam:

- Fadlie (Barcode/redma best resident 2011) - Doxx - Sexy Dancer

Have fun, clubbers...! :)

************

"Punya acara clubbing, konser, atau pemutaran film? Silakan kirim email serta gambarnya ke : jakartatonite@kompas.com"

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Obama Diskusikan Krisis Mesir

Posted: 06 Feb 2011 01:52 AM PST

Dengan Pemimpin Dunia

Obama Diskusikan Krisis Mesir

Penulis: | Editor: Erlangga Djumena

Minggu, 6 Februari 2011 | 09:52 WIB

AFP

Presiden AS Barack Obama.

TERKAIT:

WASHINGTON, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat Barack Obama hari Sabtu (5/2/2011) waktu setempat telah membicarakan dengan beberapa pemimpin asing mengenai pergolakan di Mesir, menekankan perlunya akan "transisi yang tertib dan damai, mulai sekarang".

"Pemimpin AS itu telah berbicara dengan Putera Mahkota Mohammed bin Zayed dari Uni Amirat Arab (UAE), Perdana Menteri David Cameron dari Inggris dan Kanselir Angela Merkel dari Jerman," sebut pernyataan Gedung Putih.

Obama "mendiskusikan keprihatinannya yang serius atas serangan terhadap wartawan dan kelompok hak asasi manusia, serta menegaskan kembali bahwa pemerintah Mesir memiliki tanggung jawab untuk melindungi hak-hak rakyatnya dan untuk membebaskan dengan segera orang-orang yang telah ditahan secara tidak sah", penyataan itu menambahkan.

Ia juga "menekankan pentingnya transisi yang tertib, damai mulai sekarang; pemerintah yang responsif pada aspirasi rakyat Mesir, yang mencakup pembicaaraan yang dapat dipercaya, inklusif antara pemerintah dan oposisi".

Para pemimpin itu sepakat untuk terus berhubungan dekat, kata Gedung Putih.

Pernyataan itu dikeluarkan ketika Washington menyambut baik pengunduran diri secara beramai-ramai para pemimpin partai Mubarak sebagai "langkah positif", ketika mereka berusaha untuk mendorong pemimpin tersebut untuk mundur.

Para pejabat AS memuji tindakan itu tapi mendesakkan perubahan lagi. "Kami menganggap itu sebagai langkah positif menuju perubahan politik yang akan dibutuhkan, dan menanti-nanti langkah tambahan," kata seorang pejabat pemerintah Obama, yang berbicara tanpa menyebut nama.

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Kirim Komentar Anda

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Revolusi di Mesir Bukan Revolusi Islam

Posted: 06 Feb 2011 12:24 AM PST

KAIRO, KOMPAS.com - Revolusi yang sedang terjadi di Mesir saat ini tidak diprakarsai oleh kelompok Islam Ikhwanul Muslimin ataupun bertujuan membuat revolusi Islam, seperti yang ditakutkan oleh pihak Barat.

Demikian ditegaskan para demonstran, yang hingga Sabtu (5/2/2011) masih menduduki Alun-alun Tahrir di pusat kota Kairo, Mesir, untuk menuntut lengsernya Presiden Hosni Mubarak.

Usama (20), mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Kairo, mengatakan, perkiraan para pengamat di media bahwa kelompok Ikhwanul Muslimin dipastikan akan memegang kekuasaan pasca-Mubarak adalah omong kosong belaka.

"Ikhwanul Muslimin belum tentu memenangi pemilu nanti. Tetapi, mereka mungkin memang akan ikut berperan dalam pentas politik Mesir nanti," tutur Usama kepada wartawan Kompas, Musthafa Abd Rahman, di Kairo, Sabtu.

Usama juga membantah sinyalemen bahwa Ikhwanul Muslimin memprakarsai dan berperan besar dalam aksi unjuk rasa terbesar menentang Mubarak ini. Menurut dia, generasi muda Mesir bergerak secara spontan melalui jejaring sosial di internet, seperti Twitter dan Facebook, jauh sebelum aksi meletus 25 Januari lalu.

Pernyataan Usama tersebut dibenarkan oleh pemimpin Ikhwanul Muslimin. Juru bicara Ikhwanul Muslimin, Rashad al-Bayoumi, dalam wawancara dengan mingguan Der Spiegel dari Jerman mengatakan, pihaknya sengaja tak ingin menonjol dalam aksi saat ini agar tidak muncul kesan bahwa ini adalah revolusi Islam. "Ini adalah perlawanan rakyat Mesir," ujar Bayoumi dalam wawancara yang baru akan diterbitkan utuh hari Senin nanti.

Menurut dia, rezim Mubarak sengaja mendistorsi citra gerakan rakyat Mesir saat ini untuk mendapat dukungan dari dunia internasional. "(Pihak) Barat tidak mau mendengarkan kami, tetapi kami ini bukan setan. Kami ingin perdamaian, bukan kekerasan. Agama kami bukan agama kejam, Kami menghormati penganut agama-agama lain. Itu prinsip dasar kami," tutur Bayoumi.

Ikhwanul Muslimin dinyatakan sebagai organisasi terlarang di Mesir dan dianggap sebagai organisasi ekstremis Islam oleh sebagian besar orang Barat. Dalam wawancara terpisah dengan majalah yang sama, Senator John McCain dari AS mengatakan, Ikhwanul Muslimin adalah "kelompok ekstremis yang tujuan utamanya adalah penerapan hukum syariah" di Mesir.

McCain juga menegaskan, melibatkan Ikhwanul Muslimin dalam pemerintahan transisi yang akan dibentuk di Mesir adalah "sebuah kesalahan besar". "Itu adalah kelompok yang antidemokrasi dari atas sampai bawah, terutama menyangkut hak-hak perempuan," tutur senator dari Partai Republik ini. Tuntutan sama

Pemimpin Ikhwanul Muslimin, Mohammed Badie, menegaskan, pihaknya memiliki tuntutan yang sama dengan seluruh demonstran di Mesir saat ini, yakni mundurnya Mubarak. "Kami berdiri bersama seluruh kekuatan politik, yang mendukung dialog dengan siapa pun yang ingin melakukan reformasi di negara ini setelah kepergian tiran yang korup dan tak adil ini," ujar Badie dalam wawancara dengan Al-Jazeera.

Untuk menunjukkan bahwa aksi protes saat ini tidak hanya dilakukan oleh warga Mesir yang beragama Islam, warga minoritas penganut agama Kristen Koptik bergabung dengan puluhan ribu demonstran di Alun-alun Tahrir, Sabtu. "Terlalu banyak orang Kristen mati di era Mubarak. Pergi dari Mesir sekarang!" demikian bunyi poster yang dibawa oleh Nader (23), seorang penganut Kristen Koptik.

Menurut Nader, kekerasan terhadap warga Kristen, yang jumlahnya mencapai 10 persen dari total penduduk Mesir, makin meningkat dalam 10 tahun terakhir.

Insiden terakhir adalah serangan bom bunuh diri di depan sebuah gereja di Alexandria pada malam Tahun Baru lalu, yang menewaskan 21 orang. "Apa yang dilakukan Mubarak hanya berusaha menyembunyikan (kejadian-kejadian) itu, dan itu bukan solusi," kata Nader. Mulai stabil

Akan tetapi, di tengah desakan berbagai pihak dan aksi massa yang terus bertahan, Mubarak belum menunjukkan tanda-tanda akan turun. Hari Sabtu ia bahkan memimpin rapat kabinetnya yang baru untuk pertama kali dengan agenda pemulihan ekonomi.

Perdana Menteri Ahmed Shafiq bahkan mengatakan, kondisi di Mesir mulai stabil setelah 12 hari aksi protes massa. Ia juga yakin krisis politik di Mesir ini bisa diselesaikan tanpa pengunduran diri Mubarak dalam waktu dekat.

Deputi Gubernur Bank Sentral Mesir Hisham Ramez mengatakan, bank-bank akan mulai beroperasi hari Minggu ini pukul 10.00. Sementara bursa saham kemungkinan akan mulai buka minggu depan. (AFP/Reuters/AP/DHF)

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Ikhwanul Muslimin Akhrinya Diajak Berbicara

Posted: 05 Feb 2011 07:42 PM PST

Ikhwanul Muslimin (Istimewa)

Berita Terkait

Kairo (ANTARA New) - Kelompok oposisi utama Mesir, Ikhwanul Muslimin, Minggu, mengatakan bahwa mereka telah memulai dialog dengan penguasa Mesir guna melihat poin-poin apa saja yang diterima penguasa dari tuntutan-tuntutan rakyat, demikian sebuah pernyataan seperti dikutip AFP.

Seorang tokoh Ikhwanul Muslimin yang merahasiakan namanya, menyetubutkan bahwa pembicaraan mulai dilakukan sejak Sabtu pagi antara mereka dengan Wakil Presiden Omar Suleiman.

"Dengan tetap mencurahkan perhatian pada kepentingan bangsa dan lembaga-lembaga serta demi menjaga kemerdekaan negara...kami telah memulai berunding guna melihat pada poin apa mereka siap menerima tuntutan rakyat," demikian sang tokoh Ikhwanul Muslimin. (*)

Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Obama Diskusikan Krisis di Mesir Dengan Beberapa Pemimpin Asing

Posted: 05 Feb 2011 05:39 PM PST

Presiden Mesir Hosni Mubarak (kiri) menyambut kedatangan Presiden AS Barack Obama dalam sebuah pertemuan di istana kepresidenan di Kairo pada arsi foto tanggal 4 Juni 2009. Pemerintahan Obama berdiskusi dengan pejabat Mesir tentang usulan bagi Mubarak untuk mundur secepatnya, lapor The New York Times, Kamis (3/2). (FOTO ANTARA/REUTERS/Amr Abdallah Dalsh/Files/djo/11)

Berita Terkait

Video Terkait

Washington (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat Barack Obama hari Sabtu telah membicarakan dengan beberapa pemimpin asing mengenai pergolakan di Mesir, menekankan perlunya akan "transisi yang tertib dan damai, mulai sekarang", demikian AFP melaporkan.

Pemimpin AS itu telah berbicara dengan Putera Mahkota Mohammed bin Zayed dari Uni Amirat Arab (UAE), Perdana Menteri David Cameron dari Inggris dan Kanselir Angela Merkel dari Jerman, jelas satu pernyataan Gedung Putih.

Obama "mendiskusikan keprihatinannya yang serius atas serangan terhadap wartawan dan kelompok hak asasi manusia, serta menegaskan kembali bahwa pemerintah Mesir memiliki tanggung jawab untuk melindungi hak-hak rakyatnya dan untuk membebaskan dengan segera orang-orang yang telah ditahan secara tidak sah", penyataan itu menambahkan.

Ia juga "menekankan pentingnya transisi yang tertib, damai mulai sekarang; pemerintah yang responsif pada aspirasi rakyat Mesir, yang mencakup pembicaaraan yang dapat dipercaya, inklusif antara pemerintah dan oposisi".

Para pemimpin itu sepakat untuk terus berhubungan dekat, kata Gedung Putih.

Pernyataan itu dikeluarkan ketika Washington menyambut baik pengunduran diri secara beramai-ramai para pemimpin partai Mubarak sebagai "langkah positif", ketika mereka berusaha untuk mendorong pemimpin tersebut untuk mundur.

Para pejabat AS memuji tindakan itu tapi mendesakkan perubahan lagi.

"Kami menganggap itu sebagai langkah positif menuju perubahan politik yang akan dibutuhkan, dan menanti-nanti langkah tambahan," kata seorang pejabat pemerintah Obama, yang berbicara tanpa menyebut nama. (S008/K004)

Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Utusan Online - Luar Negara

Utusan Online - Luar Negara


Mubarak didesak undur terhormat

Posted:

Mubarak didesak undur terhormat

Mubarak didesak undur terhormat

WASHINGTON 5 Feb. - Presiden Amerika Syarikat (AS), Barack Obama terus meningkatkan tekanan menggesa sekutu rapatnya, Hosni Mubarak melepaskan jawatan sebagai seorang negarawan daripada digulingkan dengan penuh penghinaan.

Obama berkata, satu era baru perlu bermula sekarang, satu mesej tersirat ditujukan kepada Presiden Mesir itu, supaya tidak terus memegang jawatannya sehingga pilihan raya pada September ini, seperti yang diumumkan oleh Mubarak sebelum ini.

''Soalan utama yang dia perlu bertanyakan dirinya adalah: Bagaimana saya hendak tinggalkan satu legasi yang akan diingati oleh Mesir ketika waktu perubahan ini,'' katanya, semalam.

Obama brkata, Mubarak adalah seorang yang angkuh tetapi dia juga seorang yang bersifat patriotik.

''Apa yang saya cadangkan kepadanya adalah beliau perlu mendengar apa yang disuarakan oleh rakyat Mesir dan membuat satu keputusan munasabah dan bermakna serta serius,'' ujarnya.

Desakan Obama kepada sekutu rapatnya di negara Arab itu dinyatakan selepas mengemukakan rayuan secara lembut untuk bertenang dan tidak bertindak tergesa-gesa pada minggu lalu.

AS mungkin tidak ingin melihat Mubarak disingkirkan dengan segera namun selepas melihat krisis di negara tersebut tidak akan tamat, jurucakap negara itu mula membincangkan 'peralihan' yang akan diambil selepas era pemerintahan Mubarak. - Agensi

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tunjuk perasaan di Mesir diteruskan

Posted:

Tunjuk perasaan di Mesir diteruskan

Tunjuk perasaan di Mesir diteruskan


Penunjuk perasaan antikerajaan terus berhimpun di Dataran Tahrir dengan sebahagian daripada mereka menari di Kaherah, semalam. - AP


KAHERAH 5 Feb. - Tunjuk perasaan mendesak Presiden, Hosni Mubarak meletak jawatan diteruskan hari ini, masuk hari ke-12, tanpa sebarang tanda ia akan berakhir, sehinggalah pemimpin berusia 82 tahun itu berundur.

Penunjuk perasaan terus berhimpun di bandar-bandar besar seperti Iskandariah, Ismailia dan Port Said bagi mendesak Presiden Mesir itu meletakkan jawatan setelah memerintah Mesir selama 30 tahun.

Naib Presiden, Omar Suleiman dijangka bertemu sekumpulan orang penting hari ini bagi meneliti satu penyelesaian yang akan menyaksikan dirinya dilantik sebagai Presiden untuk mengetuai kerajaan peralihan, kata salah seorang anggota kumpulan itu.

Bagaimanapun, penunjuk perasaan menegaskan mereka mahu sekutu Mubarak turut disingkirkan dan bukan Mubarak sahaja, kerana ia tidak memadai untuk menamatkan krisis tersebut.

Mubarak kelmarin berkata, Mesir akan menjadi huru-hara jika beliau meletakkan jawatan sekarang dan berjanji berbuat demikian pada September ini, apabila tempoh pentadbirannya berakhir.

Beratus ribu rakyat Mesir mengadakan demonstrasi di seluruh negara sejak 25 Januari lalu dengan Dataran Tahrir di sini menjadi pusat demonstrasi bagi mendesak peletakan jawatan Mubarak.

Para penunjuk perasaan menyatakan mereka tidak akan berhenti, selagi Mubarak tidak berundur. - Reuters

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

The Malaysian Insider :: World

The Malaysian Insider :: World


ElBaradei warns that Egypt protests could turn more violent

Posted: 05 Feb 2011 06:57 PM PST

Opposition demonstrators stand in front of army tanks alongside the Egyptian Museum on the front line near Tahrir Square in Cairo on February 5, 2011. — Reuters pic

CAIRO, Feb 6 — Unrest in Egypt could turn increasingly vicious, leading opposition activist Mohamed ElBaradei warned yesterday, as President Hosni Mubarak clung to power after 12 days of demonstrations.

Mubarak has reshuffled his government, and the leadership of his party resigned yesterday, but the 82-year-old president insists he will stay in office until September polls.

Fearing instability in the most populous Arab nation where Islamists are the most organised opposition, the United States, Egypt's key ally and aid donor, is emphasising gradual change and the need for talks between the government and opposition groups to forge agreement on an orderly handover of power.

US Secretary of State Hillary Clinton threw her weight behind talks between Mubarak's handpicked vice president, Omar Suleiman, and opposition groups, saying the government's fragile dialogue with the opposition must be given time to unfold.

"There are forces at work in any society, and particularly one that is facing these kinds of challenges, that will try to derail or overtake the process to pursue their own specific agenda," Clinton told a security conference in Munich.

She did not name the forces, but Washington has expressed concern about any involvement of militant Islamist elements.

"Which is why I think it's important to support the transition process announced by the Egyptian government, actually headed by now Vice President Omar Suleiman."

ElBaradei said it would be a "major setback" if the United States were to support either Mubarak or Suleiman to lead a transitional government to oversee change.

TRANSITION OR BLOODSHED?

Demonstrations in Cairo's Tahrir Square yesterday were smaller than Friday's huge protest by hundreds of thousands billed as the "Day of Departure" for Mubarak, but there were still queues at an army checkpoint to get into the square.

A key test will be whether the momentum of protest can be maintained when the working week begins again today.

The Egyptian government appears to trying to emphasise the threat to stability and the economy posed by the protests, and tough it out, hoping the demonstrations will fade away.

ElBaradei said he did not think the protests were running out of steam and worried the situation could get even bloodier.

"There is of course a little fatigue everywhere," he told Reuters, adding that there was a "hard core" of demonstrators who would not give up as long as Mubarak held onto power.

"It might not be every day but what I hear is that they might stage demonstrations every other day," ElBaradei said. "The difference is that it would become more angry and more vicious. And I do not want to see it turning from a beautiful, peaceful revolution into a bloody revolution."

US President Barack Obama has urged Mubarak to "make the right decision" and US officials have over the past week indicated they believe his days in power may be numbered.

But Clinton, seeking to place renewed emphasis on the process of political transition, underscored the US view that it will take both time and patience to lay the groundwork for truly democratic new elections to take place.

"Our view is the early discussions are the right thing for the government to have initiated and now the opposition should get involved in them to test the proposition that the government is serious," said one senior US official.

Suleiman is due to meet opposition groups at 11:00 a.m. (9 a.m. British time) today in talks joined for the first time by the Muslim Brotherhood, Egypt's most influential and organised opposition group. They are to discuss the process of Mubarak leaving office and the right to protest freely and safely.

A proposal being promoted by a group of Egyptians calling itself the "The Council of Wise Men" involves Suleiman assuming presidential powers for an interim period pending elections.

But some opposition figures argue that would mean the next presidential election would be held under the same unfair conditions as in previous years. They want to first have a new parliament to change the constitution to pave the way for a presidential vote that is democratic.

ECONOMIC SUFFERING

With some protesters insisting they want not just Mubarak but also his allies out straight away, moves to keep the veteran president in office are unlikely to go down well.

An Egyptian army commander was shouted down when he tried to persuade thousands of demonstrators at Tahrir Square to stop a protest that has stalled economic life in the capital.

"You all have the right to express yourselves but please save what is left of Egypt. Look around you," Hassan al-Roweny said through a loud speaker and standing on a podium.

The crowd responded with shouts that Mubarak should resign. Roweny then left, saying: "I will not speak amid such chants."

Egypt's economy is already suffering. Growth, which was running at 6 per cent, will be hit, said Central Bank Governor Farouk el-Okdah. There will also be movement in the Egyptian pound, he said, but the bank has enough reserves to cope.

Exports fell six percent in January because of the mass protests and curfew, Trade Minister Samiha Fawzi Ibrahim said. A Credit Agricole report said the crisis was costing Egypt about $310 million (RM945.5 million) a day.

Many shops have been closed during 12 days of protests and banks have been shut, making it hard for Egyptians to stock up on basic goods. Some prices have been pushed up.

Saboteurs blew up a gas pipeline in northern Egypt overnight, disrupting flows to Israel and also to Jordan, where protesters angered by economic hardship have been demanding a more democratic political system.

Islamist websites had called for attacks on the pipeline.

The United Nations estimates 300 people have died in the unrest and the health minister has said around 5,000 people have been wounded since January 25. — Reuters

 

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Clinton puts US focus on Egypt transition

Posted: 05 Feb 2011 04:44 PM PST

MUNICH, Feb 6 — The United States said yesterday it backs Egypt's drive for orderly reforms to allow democratic elections in a sign of a new US emphasis on gradual transition to resolve the crisis over President Hosni Mubarak's rule.

Secretary of State Hillary Clinton threw her weight behind the reform effort launched by Mubarak's handpicked Vice President, Omar Suleiman, saying the government's fragile dialogue with the opposition must be given time to unfold or risk being derailed by radical forces.

"There are forces at work in any society, and particularly one that is facing these kinds of challenges, that will try to derail or overtake the process to pursue their own specific agenda," Clinton told a security conference in Munich.

"Which is why I think it's important to support the transition process announced by the Egyptian Government, actually headed by now Vice President Omar Suleiman."

Suleiman began meeting independent opposition figures yesterday to go through various options, including a proposal for him to assume the president's powers for an interim period.

US Vice President Joe Biden telephoned Suleiman yesterday to ask about progress on the transition as well as to express concern over continued attacks on civil groups and detention of journalists, activists and human rights advocates, the White House said in a statement.

"He stressed the need for a concrete reform agenda, a clear timeline, and immediate steps that demonstrate to the public and the opposition that the Egyptian government is committed to reform," the statement said.

In one reform gesture, the leadership of Mubarak's ruling party quit yesterday following 12 days of protests that have shaken Egypt to its core. But protesters dismissed the move as a ruse that would not deter them from their goal of ousting the president immediately.

US officials said Clinton was not explicitly endorsing a future political role for Suleiman, Mubarak's long-time intelligence chief who is viewed sceptically by many in Egypt's opposition movement.

US President Barack Obama himself has urged Mubarak to "make the right decision" and US officials have over the past week indicated they believe his days in power may be numbered.

But Clinton, seeking to place renewed emphasis on the process of political transition, underscored the US view that it will take both time and patience to lay the groundwork for truly democratic new elections to take place.

"Our view is the early discussions are the right thing for the government to have initiated and now the opposition should get involved in them to test the proposition that the government is serious," said one senior US official.

Obama has repeatedly urged Mubarak to begin the transition immediately, and Clinton said she believed that this process was already under way and should be allowed time to mature.

"The principles are very clear, the operational details are very challenging," Clinton said on organising future elections.

"President Mubarak has announced he will not stand for re-election, nor will his son," she said, noting that the government had also pledged constitutional reforms and allowing greater political participation.

"That is what the government has said it is trying to do, that is what we are supporting, and hope to see it move as orderly but as expeditiously as possible under the circumstances."

A BREATHER FOR MUBARAK?

The US position was further clouded Saturday by comments from a retired US diplomat who Obama sent as his envoy to speak to Mubarak. Frank Wisner told the Munich meeting by teleconference Mubarak should stay in place at least for now.

"We need to get a national consensus around the pre-conditions for the next step forward. The president must stay in office to steer those changes," Wisner said.

The State Department scrambled to distance itself from Wisner's remarks, saying it appreciated his work in Cairo but did not necessarily share his views on Mubarak's future.

"He has not continued in any official capacity following the trip. The views he expressed today are his own. He did not coordinate his comments with the US government," State Department spokesman P.J. Crowley said.

Egypt has dominated Clinton's schedule at the Munich conference, where she used her speech to warn that the broader Middle East faces a "perfect storm" of unrest unless regional leaders get cracking on political reforms.

Egypt has been a US ally throughout Mubarak's 30-year tenure and it is strategically vital to American interests because of its peace treaty with Israel, control of the Suez Canal and steadfast opposition to militant Islam.

Washington's approach to the Egyptian crisis is also being closely watched by other US-allied leaders in the region, ranging from oil giant Saudi Arabia to Yemen, now an important frontline state in the battle against al Qaeda.

The United States gives Egypt more than US$1.3 billion (RM3.96 billion) a year in military aid, giving Washington political leverage, albeit limited. —Reuters

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

ANTARA - Berita Terkini

ANTARA - Berita Terkini


Seniman Olah Akar Jadi Karya Seni

Posted: 05 Feb 2011 06:47 PM PST

Berita Terkait

Video Terkait

Denpasar (ANTARA News) - Seniman Bali sukses mengolah berbagai jenis akar-akaran menjadi bahan baku pembuatan patung dan cendera mata unik nan menarik, lalu menembus pasar ekspor.

"Selama ini karya saya sangat diminati wisatawan dalam berliburan ke Bali," kata I Ketut Muja (66), seniman asal Desa Mukti, Singapadu, Kabupaten Gianyar, Minggu.

Ia mengatakan, karya seninya ini sangat tergantung pesan dan kesan sebuah akar kayu.

"Masing-masing akar kayu itu sudah dibentuk oleh alam dan mempunyai ideologi untuk menghasilkan sebuah karya seni," ujar ayah enam anak yang sudah menggeluti kegiatan ini sejak setengah abad silam.

Setamat dari sekolah rakyat pada 1956, Ketut langsung menggeluti pembuatan patung belajar dari orang tuanya.

Ia menjelaskan, akar kayu diperolehnya dari berbagai tempat di Bali, juga dari Pulau Jawa, terutama akar pohon jati dan gintungan.

"Kami tidak pernah kesulitan mendapatkan bahan baku berkat jaringan yang kami miliki cukup luas," akunya.

Ketut mengatakan tidak perlu lama memproduksi karya seni ini, namun yang lama adalah mempelajari ideologi akar tersebut.

"Jika pesan dari akar itu sudah diketahui, proses produksi yang dikerjakan seorang diri tidak lebih dari dua minggu, bahkan akar yang berukuran tinggi empat meter lebar dua meter dapat dirampungkan dalam waktu setahun," ujarnya.

Ia mengaku kini memiliki 150 karya patung yang siap diekspor.

I Ketut Teneng, kepala Bagian Publikasi dan Dokumentasi Biro Humas dan Protokol Pemprov Bali, patung dari bahan baku kayu ikut memberikan andil cukup besar dalam perolehan ekspor nonmigas Bali.

Bali mengekspor hasil kerajinan dari bahan baku kayu senilai 72,43 juta dolar AS selama sebelas bulan periode Januari-November 2010, menurun 6,74 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya mencapai 77,66 juta dolar AS.(*)

I006/P004

Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Ke Mekarsari, Temukan Jawaban Kanker

Posted: 05 Feb 2011 06:40 PM PST

Berita Terkait

Video Terkait

Bogor (ANTARA News) - Apa sih khasiat daun sirsak itu sehingga Taman Wisata Mekarsari, Cileungsi, Bogor selama Februari ini menggelar demo pengolahan daun sirsak? Jawabnya, adalah buah ini "pembunuh kanker".

"Selama Februari ini, setiap hari Sabtu dan Minggu, kami menyajikan demo mengolah daun sirsak yang dikenal sebagai pembunuh kanker," kata Karinda, Humas Taman Wisata Mekarsari, dalam surat elektroniknya, Minggu.

Karinda menyebutkan, sebagai "trend setter" buah, Mekarsari ingin menawarkan kemanfaatan lebih kepada pengunjung dalam hal pemanfaatan flora dan buah-buahan.  Dan kali ini yang dipiilh adalah buah sirsak si  pembunuh sel kanker.

Dia mengatakan, Mekarsasi akan memberikan informasi kepada pengunjung bagaimana cara mengolah daun sirsak sehingga bisa dinikmati dalam berbagai kondisi.

"Mengingat buah ini memiliki manfaat sebagai pembunuh sel kanker, apalagi tidak hanya buahnya yang bisa dimanfaatkan tetapi daunnya juga bisa diolah." katanya.

Lebih lanjut, Karinda mengatakan, Taman Wisata Mekarsari menggelar berbagai kegiatan selama bulan Februari, mengingat banyak momen yang terjadi selama bulan kabisat tersebut diantaranya Imlek dan Valentine.

Untuk itu, Mekarsari membuat program "Semarak Imlek" yang menyuguhkan pertunjukan barongsai dan liong, dan sebagainya.

Sedangkan untuk merayakan Valentine, Taman Wisata Mekarsari membuat kegiatan Greenland edisi Valentine, Tur Kanal sambil panen jambu air citra.

Greenland edisi Valentine diadakan pada 12 hingga 15 Februari dan bisa diikuti hanya dengan membayar Rp135.000 per pasangan.

"Pengunjung akan menikmati Tur Kanal saat mengelilingi kebun buah dan mendapatkan satu buah melon cinta atau strawberry dengan kemasan cinta, mendapat tanda cinta Mekarsari yaitu setangkai bunga coklat," kata Karinda.(*)

KR-LR/B013

Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Berita Harian: Dunia

Berita Harian: Dunia


Terminal gas Mesir ke Israel kena letup

Posted: 05 Feb 2011 02:37 PM PST

Dunia

Serangan dipercayai perbuatan penentang kerajaan ketika protes anti-Mubarak masuk hari ke-12

KAHERAH: Penyerang yang tidak dikenali meletupkan terminal yang menyalurkan gas dari Mesir ke Israel berdekatan Semenanjung Gaza, semalam berikutan bantahan terhadap rejim Presiden Hosni Mubarak berterusan.

Penyerang meletupkan terminal dan saluran paip di Sheikh Zuwayed, kawasan Sinai, 10 kilometer dari Semenanjung Gaza, kata pegawai. Letupan kuat di terminal gas utara Semenanjung Senai di Mesir menyebabkan kebakaran yang apinya boleh dilihat sejauh puluhan kilometer, kata pegawai dan saksi.

Bekalan gas dilaporkan terjejas di Israel serta Mesir selepas serangan.
Tiada kecederaan dilaporkan dan kebakaran dapat dikawal selepas gas ditutup serta berlaku ketika protes anti Mubarak masuk hari ke-12 .

Gabenor wilayah itu, Abdel Wahab Mabrouk, berkata pihaknya mengesyaki ia disabotaj tetapi tiada maklumat lanjut.
Semenanjung Sinai yang menjadi kediaman bagi puak Badwi sudah lama menjadi kawasan pertelingkahan antara penduduk dan pasukan keselamatan. Ia terletak di sempadan Semenanjung Gaza dan Israel di bawah kuasa pemerintahan Hamas.

Letupan itu berlaku awal semalam di kawasan yang hanya terletak beberapa meter dari lapangan terbang tempatan.

Mabrouk memberitahu stesen televisyen berita Nile bahawa kebakaran itu berjaya dikawal pagi semalam selepas beberapa injap gas ditutup. Saluran paip gas itu menyalurkan gas dari Pelabuhan Said Mesir ke Laut Mediteranian ke Israel, Syria dan Jordan.

Tiada laporan rasmi mengesahkan punca letupan. Radio Israel yang memetik pegawai terminal sebagai berkata kejadian berpunca daripada letupan kecil daripada alat yang ditanam dan diletupkan.

Kebakaran itu dapat dilihat dari bumbung rumah di sempadan Gaza-Mesir, kira-kira 70 kilometer jauh. Api menjulang ke udara tetapi tiada asap dan ia padam pada pertengahan pagi, kata penduduk.

Saluran paip gas itu pernah diserang puak Badwi sebagai menyuarakan rasa tidak puas hati terhadap kerajaan Mesir yang didakwa mengabai dan mengamalkan diskriminasi terhadap puak itu.

Israel bergantung kepada saluran paip itu untuk menyalurkan gas bagi kegunaan tenaga dan sudah membelanjakan bilion dolar untuk menyalurkan gas ke negara itu.

"Buat masa ini, bekalan gas ke Israel dihentikan mengikut senario kecemasan," kata jurucakap Kementerian Prasarana Israel, Chen Ben Lulu.

Mesir mempunyai simpanan gas asli sebanyak 1.7 trilion meter padu dan yang ke 18 terbesar di dunia.

Mesir mula membekalkan gas asli kepada Israel pada Februari 2008 menerusi perjanjian yang mana negara itu menjual gas asli kepada jirannya sebanyak 1.7 bilion meter padu setahun selama 15 tahun.

Perjanjian itu mendapat bantahan banyak pihak di Mesir dan ia dikatakan dijual dengan harga yang lebih murah daripada harga pasaran selain membantah bekalan tenaga ke Israel.

"Perjanjian (menjual gas) adalah untuk merendahkan maruah rakyat Mesir dan perbuatan khianat," kata bekas diplomat Ibrahim Yousri.

Yousri mengetuai cabaran menentang perjanjian itu di Mahkamah Tinggi bagi menghentikan penjualan gas Mesir ke Israel. Walaupun Mahkamah Tinggi memihak kepadanya pada Februari 2010, tetapi keputusan itu tidak diendahkan kerajaan. – AP/AFP

Komen Anda

Terima kasih diatas penyertaan anda. Berita Harian berhak untuk tidak memaparkan sebarang komen yang menyentuh isu-isu sensitif dan yang berbentuk iklan komersil. Alamat IP anda akan direkodkan dan mungkin digunakan untuk menghalang penghantaran komen seterusnya jika melanggar peraturan yang ditetapkan.

Senarai komen


Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Virus Nipah landa Bangladesh

Posted: 05 Feb 2011 02:33 PM PST

Dunia

15 terbunuh kerana pencemaran dalam buah kurma, jus minuman

DHAKA: Virus Nipah membunuh sekurang-kurangnya 15 penduduk di utara Bangladesh sejak minggu lalu menyebabkan Institut Kawalan Penyakit Berjangkit (IEDCR) meminta petani mengelak daripada menuai buah kurma atau minum jusnya, minuman yang popular sepanjang musim sejuk.

Virus itu lazimnya disebarkan oleh babi dan kelawar buah yang makan tamar dan mencemarkan buah itu dengan virus. Virus itu boleh menyebabkan ensefelitis yang membawa kepada radang otak. Sehingga kini, tiada ubat yang boleh merawat penyakit itu dan kadar kematian akibat jangkitan adalah 50 peratus.

"Kami menerima 22 kes dari Hatiabandha sejak 31 Januari disebabkan virus Nipah," kata Pengarah IEDCR, Mahmudur Rahman.

Beliau turut menasihatkan orang ramai supaya mengelakkan daripada minum jus tamar yang mentah dan buah-buahan yang menjadi makanan kelawar.

Virus Nipah biasanya tersebar antara Disember dan April apabila kelawar buah hinggap di bekas yang digunakan untuk mengambil getah pokok tamar. Kelawar lazimnya meninggalkan air liur dan cecair dalam bekas terbabit.
Orang ramai mudah dijangkiti apabila minum jus mentah.

Virus itu dikesan di wilayah Meherpur, Naogaon, Rajbari, Faridpur, Tangail, Thakurgaon, Kushtia, Manikganj and Rangpur di Bangladesh.

Tahun ini, ia tersebar luas di Hatibandha, Lalmonirhat. Virus itu sudah membunuh 127 daripada 174 orang yang dijangkiti walaupun kerajaan menerusi jabatan kawalan penyakit sentiasa memantau wabak ini setiap tahun.

"Ini kurangnya kesedaran. Minum jus tamar mentah menjadi tradisi sekian lama. Kita perlu menghentikan amalan ini jika mahu mengekat penyebaran virus ini," katanya.

"Tanda jangkitan virus ini ialah demam diikuti gangguan mental, sawan dan kematian," kata Rahman dan meminta orang ramai yang mempunyai tanda penyakit itu segera mendapatkan bantuan perubatan.

Pada 2004, empat sekeluarga mati di Faridpur selepas mendapat jangkitan. Pengayuh beca yang membantu membawa keluarga itu ke hospital turut dijangkiti dan mati.

"Nasib baik virus ini tidak berjangkit antara individu ke individu lain di Hatiabnahda, kami pun tidak tahu mengapa tetapi kami sentiasa berjaga-jaga," kata Rahman. – Agensi


Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.