Sabtu, 19 Februari 2011

Sindikasi news.okezone.com

Sindikasi news.okezone.com


Bebas, Susno Fokus Susun Pledoi Hingga 3 Malam

Posted: 19 Feb 2011 11:25 PM PST

DEPOK- Komjen Pol Susno Duadji telah keluar dari penjara sejak Jumat dini hari. Sejak saat itu, Susno mengaku sibuk menyusun pledoi di rumah ketua tim pengacaranya, Hendri Yosodiningrat.

Hal itu diungkapkan salah seorang kuasa hukum Susno, Zul Armain Aziz. Dia mengaku meski hari ini adalah libur, namun tekad Susno untuk membuat pledoi sangat kuat.

"Bukan bermaksud berlibur, namun Susno tengah serius menyiapkan berkas pembelaannya. Saat ini masih di rumah Pak Hendri menyusun pledoi, sudah sejak hari Jumat mungkin pulang nanti malam ke rumah," kata Zul.

Pledoi tersebut, lanjut Zul, akan dibacakan di depan majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Kamis 24 Februari mendatang.

Kepada wartawan, Susno menuturkan isi pledoi akan berisi seputar ucapan syukur dan terima kasih atas kebebasannya, serta harapan-harapan menjelang vonis dijatuhkan. Bahkan Susno berjanji akan menyelipkan pantun di dalam pledoinya.

Susno Duadji dinyatakan bebas setelah masa tahanannya di rutan Mako Brimob selama 9 bulan telah habis. Meski bebas, Susno masih harus menjalani persidangan hingga vonis atas kasus suap PT Salmah Arowana Lestari (SAL) dan kasus dugaan korupsi Pilkada Jawa Barat.(kem)

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Mahendradatta: TPM Tak Boleh Tangani Kasus Cikeusik

Posted: 19 Feb 2011 11:16 PM PST

JAKARTA- Tim Pembela Muslim (TPM) mengaku tidak diperbolehkan membela sejumlah tersangka yang diduga terlibat dalam kasus kekerasan di Cikeusik, Pandeglang, Banten, pada 6 Februari lalu.

"Untuk masalah sekarang ini (Ahmadiyah) kami menurunkan 15 advokat dan hampir 24 jam ada di Polda (banten), tapi Tim Pengacara Muslim dianggap enggak ada, malah yang ditunjuk LBH karena ada pesenan dari Mabes Polri," ungkap anggota TPM Mahendradatta dalam diksusi "Ahmadiyah Berulah Islam Difitnah" di Wisma Antara, Jakarta, Minggu (20/2/2011).

Mahendra menambahkan, pemicu awal tragedi Cikeusik merupakan ulah seorang warga Ahmadiyah yang membacok Sarta, warga Cikeusik.

"Ini adalah pancingan emosional dari Ahmadiyah. Misalkan ada ratusan anak-anak sekolah, jika dipukul salah satu nanti temen-temen akan bantuin. Ini psikologi massa," terang Mahendra.

Dia pun membandingkan kekerasan Cikeusik dengan aksi pendukung sepakbola. "Jika (Ahmadiyah) atas nama pelanggaran HAM, tergantung yang mana, kekerasan yang mana? Kerusuhan bonek kok enggak? Tapi Komnas HAM malah mengurusi Ahmadiyah bukannnya bonek," tuturnnya.

Dalam diskusi ini, Mahendra juga menyampaikan kondisi terakhir Sarta, salah seorang korban pembacokan Ahmadiyah. "Sarta adalah klien kami, lukanya juga belum sembuh bahkan masih mengeluarkan darah segar. Sarta adalah korban pertama yang terluka. Alat penyerangnya saya yakin adalah benda berkarat, jika tak mau disebutkan beracun, karena bengkak dan lainnya," jelas Mahendra.
(ton)

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Republika Online

Republika Online


Republika Online

Posted:

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO - Narapidana Nusakambangan yang terlibat peredaran narkoba, bertambah banyak. Setelah Badan Narkotika Nasional (BNN) menangkap beberapa napi yang menjalani hukuman di LP di pulau tersebut, giliran Polda Jateng menangkap dua napi lain.

Bahkan Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Edward Aritonang mengatakan, seorang sipir saat ini juga sedang diperiksa intensif karena dimungkinkan terlibat. "Status sipir yang kami periksa tersebut masih saksi. Tapi bukan tidak mungkin dia juga jadi tersangka, karena dari pemeriksaan terhadap dua napi tersebut, dia ikut terlibat dalam proses pengiriman," jelas Kapolda di Polres Banyumas, Sabtu (19/2).

Dua napi LP Narkotika yang kini ditahan Polda Jateng tersebut, merupakan penghuni LP Khusus Narkotika. Keduanya terdiri dari Hantoni Jaya Buana dan Cahyono, yang merupakan napi kasus narkoba dan pembunuhan. Ironisnya, kedua tersangka tersebut sebenarnya sedang menjalani proses asimilasi karena pada 2011, seharusnya mereka akan bebas.

"Karena terlibat kasus ini, kemungkinan mereka tak akan meninggalkan Nusakambangan untuk waktu yang lebih lama lagi," kata Kapolda.

Terungkapnya kasus itu, menurut Kapolda, berdasarkan penyelidikan petugasnya. Sebelumnya, pihaknya telah mendapat informasi bahwa napi di LP Narkotika ada yang sering memasukkan narkoba ke dalam LP. Dari informasi tersebut, polisi melakukan penyelidikan bahwa pemasok narkoba adalah Hantoni dan Cahyono.

Dari informasi tersebut, polisi kemudian menangkap kedua napi tersebut Kamis (17/2). Saat ditangkap, keduanya sedang merawat sapi di kandang sapi samping LP Narkotika. "Setelah dilakukan penggeledahan, polisi menemukan barang bukti sabu-sabu di lemari sel kedua napi,"  kata Kapolda.

Sabu-sabu yang tersimpan di lemari sel  Hantoni ada sebanyak 3,2 ons sabu-sabu. Sementara dari lemari sel napi Chayono, ditemukan satu paket sabu 1 gram. Menurut Kapolda, Hantoni yang menjadi pemasok utama sabu di LP tersebut, awalnya memiliki stok sabu-sabu sebanyak 1 kg. "Namun yang tersisa tinggal 3,2 ons, yang lainnya sudah dijual kepada penghuni LP lainnya," jelasnya.

Berdasarkan keterangan Hantoni, sabu tersebut dikirim dari seseorang dari Jakarta melalui jasa pengiriman paket. Yang menerima kiriman paket tersebut adalah sipir yang kini sedang diperiksa. Namun anehnya, oleh sipir yang menerima kiriman, paket tersebut langsung diserahkan pada napi bersangkutan tanpa dilakukan pemeriksaan. "Sesuai prosedur, semua barang yang masuk ke LP seharusnya diperiksa dulu. Kalau isinya bom bagaimana?," kata Kapolda.

Dengan penangkapan dua napi ini, dikhawatirkan seluruh LP atau enam LP yang ada di Nusakambangan sudah terkontaminasi narkoba. Bahkan napi yang ditahan di LP Super Maximum Security Pasir Putih dengan pengamanan super ketat, juga kemasukan narkotka.

Pada Desember 2010 lalu, BNN menangkap Surya Bahadur Tamang alias Kiran alias Boski. Surya Bahadur ini merupakan seorang napi narkotika yang menjalani hukuman di LP Super Maximum Security Pasir Putih. Dalam kesempatan itu, polisi menyita  barang bukti narkoba sabu-sabu sebanyak 4.068,8 gram dan heroin 895 gram.

Kemudian pada Sabtu (22/1) lalu, polisi juga menemukan paket sabu sebanyak 280 gram. Namun pemilik sabu tersebut, hingga kini belum terungkap. Terkait maraknya peredaran sabu di LP Nusakambangam Kapolda menegaskan akan memperbaiki sistem keamanan dan pengawasan di lingkungan LP.

"Tak hanya di LP Nusakambangan, namun di semua LP di Jateng. Kenyataannya, LP saat ini sudah menjadi tempat yang aman untuk peredaran dan mengkonsumi narkoba," jalasnya.

]]>
Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Republika Online

Republika Online


Republika Online

Posted:

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO - Narapidana Nusakambangan yang terlibat peredaran narkoba, bertambah banyak. Setelah Badan Narkotika Nasional (BNN) menangkap beberapa napi yang menjalani hukuman di LP di pulau tersebut, giliran Polda Jateng menangkap dua napi lain.

Bahkan Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Edward Aritonang mengatakan, seorang sipir saat ini juga sedang diperiksa intensif karena dimungkinkan terlibat. "Status sipir yang kami periksa tersebut masih saksi. Tapi bukan tidak mungkin dia juga jadi tersangka, karena dari pemeriksaan terhadap dua napi tersebut, dia ikut terlibat dalam proses pengiriman," jelas Kapolda di Polres Banyumas, Sabtu (19/2).

Dua napi LP Narkotika yang kini ditahan Polda Jateng tersebut, merupakan penghuni LP Khusus Narkotika. Keduanya terdiri dari Hantoni Jaya Buana dan Cahyono, yang merupakan napi kasus narkoba dan pembunuhan. Ironisnya, kedua tersangka tersebut sebenarnya sedang menjalani proses asimilasi karena pada 2011, seharusnya mereka akan bebas.

"Karena terlibat kasus ini, kemungkinan mereka tak akan meninggalkan Nusakambangan untuk waktu yang lebih lama lagi," kata Kapolda.

Terungkapnya kasus itu, menurut Kapolda, berdasarkan penyelidikan petugasnya. Sebelumnya, pihaknya telah mendapat informasi bahwa napi di LP Narkotika ada yang sering memasukkan narkoba ke dalam LP. Dari informasi tersebut, polisi melakukan penyelidikan bahwa pemasok narkoba adalah Hantoni dan Cahyono.

Dari informasi tersebut, polisi kemudian menangkap kedua napi tersebut Kamis (17/2). Saat ditangkap, keduanya sedang merawat sapi di kandang sapi samping LP Narkotika. "Setelah dilakukan penggeledahan, polisi menemukan barang bukti sabu-sabu di lemari sel kedua napi,"  kata Kapolda.

Sabu-sabu yang tersimpan di lemari sel  Hantoni ada sebanyak 3,2 ons sabu-sabu. Sementara dari lemari sel napi Chayono, ditemukan satu paket sabu 1 gram. Menurut Kapolda, Hantoni yang menjadi pemasok utama sabu di LP tersebut, awalnya memiliki stok sabu-sabu sebanyak 1 kg. "Namun yang tersisa tinggal 3,2 ons, yang lainnya sudah dijual kepada penghuni LP lainnya," jelasnya.

Berdasarkan keterangan Hantoni, sabu tersebut dikirim dari seseorang dari Jakarta melalui jasa pengiriman paket. Yang menerima kiriman paket tersebut adalah sipir yang kini sedang diperiksa. Namun anehnya, oleh sipir yang menerima kiriman, paket tersebut langsung diserahkan pada napi bersangkutan tanpa dilakukan pemeriksaan. "Sesuai prosedur, semua barang yang masuk ke LP seharusnya diperiksa dulu. Kalau isinya bom bagaimana?," kata Kapolda.

Dengan penangkapan dua napi ini, dikhawatirkan seluruh LP atau enam LP yang ada di Nusakambangan sudah terkontaminasi narkoba. Bahkan napi yang ditahan di LP Super Maximum Security Pasir Putih dengan pengamanan super ketat, juga kemasukan narkotka.

Pada Desember 2010 lalu, BNN menangkap Surya Bahadur Tamang alias Kiran alias Boski. Surya Bahadur ini merupakan seorang napi narkotika yang menjalani hukuman di LP Super Maximum Security Pasir Putih. Dalam kesempatan itu, polisi menyita  barang bukti narkoba sabu-sabu sebanyak 4.068,8 gram dan heroin 895 gram.

Kemudian pada Sabtu (22/1) lalu, polisi juga menemukan paket sabu sebanyak 280 gram. Namun pemilik sabu tersebut, hingga kini belum terungkap. Terkait maraknya peredaran sabu di LP Nusakambangam Kapolda menegaskan akan memperbaiki sistem keamanan dan pengawasan di lingkungan LP.

"Tak hanya di LP Nusakambangan, namun di semua LP di Jateng. Kenyataannya, LP saat ini sudah menjadi tempat yang aman untuk peredaran dan mengkonsumi narkoba," jalasnya.

]]>
Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Ben Ali Sembunyikan Harta di Istananya

Posted: 20 Feb 2011 12:21 AM PST

Timur Tengah

Ben Ali Sembunyikan Harta di Istananya

Editor: A. Wisnubrata

Minggu, 20 Februari 2011 | 08:21 WIB

TUNIS, KOMPAS.com - Presiden terguling Tunisia menyebunyikan permata, emas dan gumpalan uang kontan di sejumlah tempat rahasia di sekitar istananya. Demikian menurut video yang diperlihatkan oleh televisi negara, Sabtu (19/2/2011).     Pergolakan rakyat pada Januari lalu telah menjatuhkan Presiden Tunisia, Zine El Abidine Ben Ali setelah 23 tahun pemerintahannya yang represif. Pergolakan itu menjadi inspirasi bagi negara-negara Arab lain dan mendorong revolusi yang sama di Mesir.     Ben Ali menyembunyikan harta benda di balik tirai dan di tempat-tempat rahasia di belakang perpustakaan istana, menurut video yang disiarkan oleh First National TV. Diperlihatkan juga uang jutaan dolar dan euro, kalung-kalung emas dan permata yang ditemukan dari istana di distrik Sidi Bou Said di Tunis, ibukota Tunisia.     Dalam siaran TV disebutkan bahwa harta itu akan dibagikan kembali pada rakyat Tunisia, yang mengeluhkan korupsi yang merajalela dalam pemerintahan Ben Ali di negara Afrika utara itu. GDP per kapita Tunisia kira-kira 10 dolar per hari.     Prancis, Swiss, Kanada dan Uni Eropa telah menyatakan membekukan aset mantan presiden itu dan keluarganya. Pemerintah sementara Tunisia, yang ditugasi untuk menentukan pemilihan, mengatakan mereka telah berusaha untuk memperoleh kembali uang dan properti itu untuk membantu memerangi kemiskinan.

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Kirim Komentar Anda

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Penembak Jitu Bantai Puluhan Demonstran

Posted: 19 Feb 2011 10:27 PM PST

Revolusi Libya

Penembak Jitu Bantai Puluhan Demonstran

Penulis: Yuli AH | Editor: yuli

Minggu, 20 Februari 2011 | 06:27 WIB

TRIPOLI, KOMPAS.com - Badai revolusi yang mengamuk di Libya meminta "tumbal" lagi. Kali ini, belasan demonstran tewas dibantai aparat keamanan di Benghazi, kota terbesar kedua setelah Tripoli, Sabtu (19/2/2011).

Benghazi terletak sekitar 1.000 Km di timur Tripoli, basis utama para penentang Presiden Moammar Khadafi, dibanding semua wilayah lain di negeri itu. Hingga kini, tidak ada tanda revolusi meluas ke seluruh negeri.

Seorang saksi mata mengatakan, mereka dibunuh oleh para penembak jitu. "Lusinan yang terbunuh... bukan 15, tapi lusinan. Kami sedang di tengah area pembantaian di sini," ujar saksi tersebut. Ia mengatakan sedang bergotong royong membawa para korban ke rumah sakit terdekat.

Pemerintah Libya melarang para jurnalis asing masuk ke negeri itu sejak upaya menggulingkan Khadafi bergelora. Keterangan para saksi pun susah diverifikasi secara independen.

Menurut saksi itu, aparat membangun tanggul pertahanan sekitar 50 meter, mengelilingi pos komando. Siapapun yang mendekati, mereka tembak.

Saksi itu juga mengatakan, para demonstran terbunuh setelah mencoba masuk pos komando itu. Para penembak jitu menembaki mereka dari menara pengawas dan sejumlah tempat dekat pos komando itu.

Human Rights Watch, LSM berbasis di New York, sebelumnya menyebutkan, sudah 84 orang tewas selama demonstrasi tiga hari terakhir.

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

Kirim Komentar Anda

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Brazil Tangguhkan Kesepakatan Pembelian 36 Pesawat Tempur

Posted: 19 Feb 2011 07:49 PM PST

Brasilia (ANTARA News) - Brazil menangguhkan keputusan yang sudah ditunggu lama mengenai pembelian 36 pesawat tempur multi miliaran dolar hingga tahun depan sebagai upaya mengurangi anggaran belanja yang sangat besar, sebuah surat kabar setempat melaporkan, Sabtu.

Harian terkemuka itu O Estado de Sao Paulo mengutip empat menteri yang tidak disebutkan namanya sebagai mengatakan bahwa presiden baru Dilma Reousseff melihat belum ada iklim akuisisi pada 2011, dan bahwa langkah serupa dapat memangkas 30 miliar dolar dalam anggaran tahun ini akan menjadi suatu yang "tidak konsisten."

Prancis, Swedia dan juga Amerika Serikat tengah berlomba untuk kontrak tersebut, yang mempunyai nilai awal diperkirakan 4 miliar sampai 7 miliar dolar, dengan kemungkinan lebih banyak pesawat di masa depan karena Brazilian Air Force berusaha mencari perubahan armada tempurnya.

Rousseff telah bertemu selama tiga jam dengan Menteri Pertahanan Nelson Jobim pada Selasa lalu membicarakan pembatasan anggaran dan sementara Jobim menyatakan kepada pers bahwa penangguhan kesepakatan itu tidak akan berdampak dengan pengurangan tersebut yang ia katakan di mana "tidak ada anggaran belanja tahun ini" untuk kontrak pesawat tempur.

Jobim juga menyatakan bahwa militer akan pertama kali memilih penawaran bagus dan memulai negosiasi kompleks mengenai berbagai masalah tehnis dan persyaratan kesepakatan, tetapi mengatakan bahwa ia memperkirakan sebuah keputusan tahun ini.

Sumber di kantor kepresidenan dan kementerian pertahanan menyatakan kepada AFP bahwa proses penjualan masih berjalan.

Brazil menuntut alih teknologi tidak terbatas sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, karena negara itu bermaksud menggunakan proyek itu untuk mengembangkan industri penerbangannya dan menjadi "provider" regional.

Pada Januari lalu Menteri Pertahanan Prancis mengatakan bahwa negaranya telah yakin untuk melakukan kontrak tersebut. Awal pekan ini Pentagon percaya bahwa Brazil akan memperoleh suatu "alih teknologi signifikan" melalui pembelian pesawat-pesawat tempur Amerika Serikat dari Boeing, demikian AFP.

(SYS/S004/S026) 2

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Mesir Segera Bebaskan 222 Tahanan Politik

Posted: 19 Feb 2011 05:07 PM PST

Kairo (ANTARA News) - Perdana Menteri Ahmed Shafiq, Sabtu, mengatakan Mesir akan membebaskan lebih dari 200 tahanan politik dan dia menyebutkan hanya beberapa yang ditahan saat revolusi yang berhasil menggulingkan Presiden Hosni Mubarak.

Ia mengatakan, sebagaimana dikutip kantor berita Reuters, bahwa 222 tawanan akan segera dibebaskan sehingga jumlah tahanan politik tersisa sebanyak 487 orang.

Kelompok hak asasi manusia menyebutkan ribuan warga Mesir telah ditahan tanpa tuduhan berdasarkan undang-undang darurat di negara itu dan bahwa banyak dari mereka mungkin akan digolongkan sebagai tahanan politik.

"Perdana Menteri Ahmed Shafiq mengumumkan ada 487 tahanan politik yang tersisa dan bahwa pemerintah akan segera membebaskan 222 orang diantaranya," kata kator berita nasional MENA.

Ia tidak mengatakan kapan mereka dibebaskan.

Shafiq menjelaskan sejumlah orang telah ditahan saat pergolakan rakyat yang dimulai pada 25 Januari  dan bahwa mereka sedang menyelidiki nasib orang-orang yang hilang dalam kekacauan itu, demikian laporan itu menambahkan.

Demonstran dan kelompok hak asasi manusia mengatakan ratusan orang hilang saat demonstrasi, sementara beberapa lainnya ditahan pemerintah.
SYS/S008

Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

KOMPASentertainment

KOMPASentertainment


Akhirnya Angie Curahkan Isi Hatinya...

Posted: 20 Feb 2011 03:39 AM PST

JAKARTA, KOMPAS.com -- Setelah dua minggu ditinggal oleh suami tercintanya, Adjie Massaid, Angelina Sondakh akhirnya mencurahkan isi hatinya kepada publik di Stadion Gelora Bung Karno, Sabtu (19/2/2011). Angie hadir di sela-sela pertandingan yang digelar Trisakti Football Club, klub di mana Adjie biasa menghabiskan waktunya bermain bola, untuk mengenang almarhum.

Ini kali pertama Angie tampil di muka umum untuk bicara. Dalam wawancara singkat, Angie, yang mengenakan kaus hitam bergambar wajah suaminya di bagian depan, bertutur bahwa dirinya akhirnya memutuskan untuk berbicara kepada publik setelah hari-hari terberatnya. "Walau saya enggan kembali pada tempat yang membuat saya mengenang masa lalu, tapi saya kira Mas Adjie senang apa yang saya lakukan sekarang. Ini sudah dua minggu saya ditinggal Mas Adjie. Banyak dukungan, SMS, bahwa saya harus terus berjuang, ikhlas, sabar, dan tabah, dan ini saya kira waktu yang tepat untuk bangkit," ungkap Anggota Komisi X DPR RI ini sambil terisak.

Dukungan yang juga diterimanya melalui akun Twitter mengingatkan Angie bahwa anak-anak mereka--baik anak kandung Angie maupun anak-anak dari Reza Artamevia, mantan istri Adjie--masih kecil dan membutuhkan perhatian Angie. Selain itu, Angie mengatakan pula, masih banyak perjuangan almarhum yang harus dilanjutkannya.

Angie mengaku, putranya, Keanu Jabbar Massaid, menjadi penyemangatnya. Aku Angie pula, ketika menghadapi kesedihan dan kesepian, ia memiliki satu kegiatan untuk mengatasinya. "Saya nulis, bikin buku Mas Adjie. Dari dulu dia pengin nulis, tapi karena waktu saya terbatas karena kuliah, jadi belum digodok. Dalam 40 hari saya akan konsentrasi untuk menyelesaikannya. Meski berat, itu jadi semangat buat saya," ujarnya.

Puteri Indonesia 2001 ini juga mengingat istri almarhum Sophan Sophian, Widyawati, yang turut menguatkan dirinya. Pengalaman Widyawati juga menyemangatinya untuk tidak larut dalam kesedihan dan mencurahkan perhatian untuk anak-anak.

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Andra and the Backbone Dampingi Para Perupa di Cirebon

Posted: 20 Feb 2011 03:10 AM PST

CIREBON, KOMPAS.com -- Baru pertama manggung di Cirebon, Jawa Barat, Andra and the Backbone (ABB) harus tampil dalam konser dengan konsep yang mengharuskan mereka tidak menyajikan lagu-lagu saja, tapi sekaligus mendampingi  proses berkarya sejumlah perupa yang menerjemahkan lagu-lagu ABB ke dalam karya seni rupa.      

Nusa Konser, nama konser yang diturkan di Jawa Barat itu, diklaim oleh ABB sebagai konser pertama mereka di Cirebon. Masih "buta" mengenai selera dan apresiasi pendengar musik di kota tersebut, termasuk para penggemar mereka alias Backboners, sebelum manggung pada Sabtu (19/2/2011) malam Andra Ramadhan (gitar), Stevie Item (gitar), dan Dedy Lisan (vokal)  mengungkapkan rasa penasaran mereka.

Mereka melihat, bukan mereka yang akan memberi kejutan kepada para penonton, melainkan mereka yang akan mendapat kejutan dari para penonton. "Justru ini surprise buat kami, karena dari album pertama sampai ketiga kami baru pertama kali ke sini," kata Andra. "Kepenginnya seperti di kota-kota lain, kami diapresiasi dengan baik," timpal Dedy.

Untuk itu, ABB, yang menyajikan belasan lagu dalam konser tersebut, berlatih intensif dalam satu jadwal latihan saja. Apalagi, konsep konser itu berbeda dengan konser-konser mereka sebelumnya. "Kami sudah latihan, karena ini konser yang pertama kali buat kami dengan konsep yang menggabungkan seni lukis dengan musik, yang ada performing art-nya," jelas Andra.

Di pentas, ABB harus menyesuaikan durasi lagu-lagu yang mereka mainkan dengan durasi proses berkarya para perupa lulusan Fakultas Seni Rupa dan Design ITB yang menerjemahkan lagu-lagu mereka ke dalam karya seni rupa.

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

The Malaysian Insider :: World

The Malaysian Insider :: World


New party shows deep political change in new Egypt

Posted: 19 Feb 2011 07:09 PM PST

CAIRO, Feb 20 — A court yesterday approved a new political party that had sought a licence for 15 years, making it the first to be recognised since Hosni Mubarak's overthrow and illustrating the political earthquake shaking the new Egypt.

In a move to placate reformists and strikers and distance itself from the Mubarak regime, the interim government will change up to four ministers in a limited cabinet reshuffle, an Egyptian official was quoted by state media as saying.

The Wasat Party (Centre Party) had tried to gain an official licence four times since 1996, but each time its application was rejected by a political parties committee chaired by a leading member of the ruling party, a procedure that stifled opposition.

"The court ruled that the party was established and legitimate as of today," Egypt's news agency said of Wasat, set up by a former member of the Muslim Brotherhood and which wants to fuse a respect for Islamic society with democracy.

That means the Wasat Party can take part in elections that the military has promised to hold within six months, and its founder Abou Elela Mady said that it had been powered by "the winds of freedom that blew with the revolution".

The Supreme Council of the Armed Forces, which took over in Egypt after the momentous downfall of Mubarak, 82, dissolved parliament and suspended the constitution to amend it ahead of the elections.

"The current unstable political conditions do not permit a new constitution," said the official quoted by state media, referring to turmoil in the Arab world's most populous nation that followed anti-Mubarak protests that started on January 25.

The amendments are expected to be completed in the coming days and will be submitted to a referendum, a judge on the committee dealing with the changes said.

Egypt's military this weekend warned workers using their new-found freedom to protest over pay that strikes must stop, in a move that businessmen said yesterday could have come sooner.

Workers cite a series of grievances. What unites them is a new sense of being able to speak out in the post-Mubarak era.

Carrot and stick

Under pressure from activists to speed up the pace of reform by lifting emergency law and freeing political prisoners, the military had adopted a softly-softly approach since taking over but is now saying labour unrest threatens national security.

The state of emergency should be lifted within six months, the official told state media.

The military issued the order, effectively banning strikes and industrial action, after millions celebrated across Egypt with fireworks, dancing and music to mark a week since Mubarak stepped down after 30 years.

"Though this statement should have come way earlier, I think the army was just allowing people to take their chance to voice their demands and enjoy the spirit of freedom," Walid Abdel-Sattar, a power industry executive, said yesterday.

"It's Not The Time For It," the banner headline in the state-owned Akhbar Elyom newspaper said yesterday, urging the nation to end work stoppages that it said were paralysing the economy and losing Egypt revenue.

Banks, which have been closed this week because of strikes that have disrupted business, are due to open today, the first day of the working week in Egypt. The military believes this is an important step towards restoring normality.

Life is far from normal in Egypt after the 18-day uprising, with schools closed, tanks on the streets in major cities and nationwide public-sector strikes. The curfew, which runs from midnight to 6 am, is to be lifted shortly.

In a sign of economic nervousness, Egypt's stock exchange, closed since January 27 because of the turmoil, said it would remain shut until it was sure banks were functioning properly.

Nine airlines cancelled flights to and from Egypt's capital yesterday, Cairo airport officials said. The unrest prompted foreign embassy travel warnings, hitting tourism.

The military council has yet to abolish the political parties law used by the Mubarak administration to control every aspect of political life.

Islamic society and democracy

Mady broke away from the Muslim Brotherhood in the mid-1990s because of what he said were its "narrow political horizons".

His first attempt at founding the Wasat Party landed him and others in a military court, accused of trying to set up a party as an Islamist front. Mady drew criticism from the Brotherhood, which said he was trying to split the movement.

The Brotherhood, which Washington regards with suspicion, is the biggest political group in Egypt and says it would win 30 per cent of votes in an election.

In an interview with Reuters this week, Mady likened his party's ideology to that of Turkey's ruling AK Party, which has roots in political Islam but appeals to a wider electorate, including the secular middle class and religious conservatives. — Reuters

 

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Libya forces shoot dead dozens, talks begin in Bahrain

Posted: 19 Feb 2011 06:37 PM PST

A still image taken from video footage shows protesters carrying a man purportedly shot in the head during an anti-government demonstration in Benghazi February 18, 2011. — Reuters pic

A woman leads protesters in a demonstration against the rule of Libya's leader Muammar Gaddafi in front of the White House in Washington February 19, 2011. — Reuters pic

TRIPOLI, Feb 20 — Libyan security forces shot dead dozens of protesters as they struggled to stamp out a revolt in the second city Benghazi, and Bahrain's rulers began talks with the opposition as unrest continued to sweep the Middle East.

Anti-government demonstrators in Bahrain swarmed into Pearl Square in Manama yesterday, putting riot police to flight in a striking victory for their cause and confidently setting up camp for a protracted stay.

In Libya's eastern city of Benghazi, a witness told Reuters snipers had fired at protesters from a fortified compound.

"Dozens were killed . . . not 15, dozens. We are in the midst of a massacre here," said the resident, who did not want to be named. The man said he helped take the victims to a local hospital during the violence yesterday.

The Libyan authorities have not allowed foreign journalists into the country since the protests against Gaddafi erupted, and the witness's account could not be independently verified.

Human Rights Watch says 84 people have been killed in Libya since the protests began, the death toll a reflection of the ferocity of the security crackdown mounted in response to anti-government protests that sought to emulate uprisings in neighbouring Egypt and Tunisia.

Unrest has spread from those two countries, whose leaders were toppled, to Bahrain, Libya, Yemen, Oman, Kuwait and Djibouti as people take to the streets demanding political and economic change.

Anti-government protests met varying degrees of force in Yemen, Algiers and Djibouti, while an Egyptian court approved a new party in a landmark ruling. Authorities in Saudi Arabia detained activists trying to set up the kingdom's first political party.

Sniper fire

In Libya, the violence was concentrated around Benghazi, 1,000km east of the capital, where support for Gaddafi traditionally has been weaker than in the rest of the country.

There was no sign of a nationwide revolt, but Twitter was abuzz with talk of unrest in towns other than Benghazi. Reports ranged from the use of mercenaries and aircraft to mortars and artillery against protesters, but with foreign media banned from entering the country, they were impossible to verify.

Internet service has been cut off in Libya, but local Muslim leaders called for an end to the violence.

"This is an urgent appeal from religious scholars (faqihs and Sufi sheikhs), intellectuals, and clan elders from Tripoli, Bani Walid, Zintan, Jadu, Msalata, Misrata, Zawiah, and other towns and villages of the western area of our beloved Libya to all of humanity, to all men and women of goodwill," they said in an appeal to Reuters.

The Benghazi witness told Reuters security forces had set up a 50-metre perimeter around their "command centre" and fired at anyone approaching it.

He said people were killed after protesters tried to break into the compound command. Another resident earlier said the security forces were confined to the compound.

The resident said the violence was beginning to hurt food supplies. Italy's Ansa news agency quoted an Italian witness there as saying the city was "completely out of control".

"All the government and institutional buildings and a bank have been burnt, and the rebels have ransacked and destroyed everything. There's no one on the streets, not even the police," said the witness, who declined to be identified.

The government has not released any casualty figures or made any official comment on the violence.

British Foreign Secretary William Hague urged Libya to stop using force against protesters, calling it "unacceptable and horrifying", and asked Middle Eastern governments to respond to the "legitimate aspirations" of their people.

The unrest has helped drive up oil and gold prices.

Analysts say that Gaddafi, unlike the Egyptian leadership, has oil cash to smooth over social problems, and is respected in much of the country.

Bahrain talks

In Bahrain, a key US ally and home to the US Fifth Fleet, thousands of protesters celebrated as they poured into Pearl Square after riot police pulled out.

"We don't fear death any more, let the army come and kill us to show the world what kind of savages they are," said Umm Mohammed, a teacher wearing a black abaya cloak.

Bahrain's government said it had opened a dialogue with opposition groups demanding reform. The crown prince called for a national day of mourning for the six people killed in this week's protests and appealed for calm.

He had earlier announced that all troops had been ordered off the streets — meeting one of the conditions for talks set out by a former lawmaker of the main Shi'ite opposition bloc Wefaq.

The Sunni Muslim Al-Khalifa dynasty rules Bahrain, but the Shi'ite majority has long complained about what it sees as discrimination in access to state jobs, housing and health care.

The United States and top oil producer Saudi Arabia see Bahrain as a bulwark against neighbouring Shi'ite Iran.

In Egypt, a court approved the Wasat Party (Centre Party), the first new party to be recognised since President Hosni Mubarak was overthrown this month, and an official said there would soon be a limited cabinet reshuffle.

In Yemen, one protester was killed and seven were hurt in clashes with supporters of President Ali Abdullah Saleh in Sanaa.

Riot police in Algiers meanwhile prevented some 500 protesters marching in through the city centre.

The uprisings sweeping through the region also reached the tiny Horn of Africa state of Djibouti, where three leading opposition politicians were detained yesterday in a move to quash anti-government protests.

Djibouti, a former French colony between Eritrea and Somalia, hosts France's largest military base in Africa and a major US base. Its port is used by foreign navies patrolling busy shipping lanes off the coast of Somalia to fight piracy. Unemployment runs at about 60 per cent. — Reuters

 

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Utusan Online - Luar Negara

Utusan Online - Luar Negara


Korban sulung protes Yemen

Posted:

Korban sulung protes Yemen

Korban sulung protes Yemen


PENYOKONG kerajaan melontar batu ke arah penunjuk perasaan antikerajaan dalam satu pertempuran di Sanaa, semalam. - Reuters


SANAA 19 Feb. - Seorang penunjuk perasaan antirejim ditembak mati sementara lima yang lain berada dalam keadaan kritikal terkena tembakan dalam satu pertempuran antara penunjuk perasaan dengan penyokong Presiden Ali Abdullah Saleh di Sanaa, hari ini.

Menurut saksi, mangsa ditembak di leher dan disahkan meninggal dunia di sebuah hospital berhampiran Universiti Sanaa.

Penunjuk perasaan mula berarak awal pagi ini dari Universiti Sanaa ke Kementerian Kehakiman sambil melaungkan 'rakyat mahu rejim tumbang' sehingga mereka bertembung dengan polis antirusuhan.

Pasukan keselamatan yang dibantu anggota berpakaian preman dilapor melepaskan tembakan dan melontar batu ke arah penunjuk perasaan.

Kematian itu merupakan yang pertama di Sanaa selepas pertempuran sama sejak seminggu lalu.

Di Libya, pasukan keselamatan didakwa menembak mati 35 penunjuk perasaan di timur Bengazi malam tadi, sekali gus menjadikan angka korban meningkat kepada 84 hari ini sepanjang tiga hari protes antikerajaan, lapor Pemerhati Hak Kemanusian (HRW).

Menurut kumpulan tersebut, kematian terbaru di Benghazi itu berlaku apabila pasukan keselamatan melepaskan tembakan ke arah penunjuk perasaan selepas satu upacara pengebumian mangsa keganasan sebelum ini.

Sementara itu di Bahrain, kumpulan pembangkang utama Syiah, al-Wefaq hari ini mendesak pembubaran kerajaan dan pengunduran tentera dari jalan-jalan sebelum pihaknya bersetuju mengadakan dialog dengan Putera Mahkota, Raja Hamad bin Isa Al Khalifa.

Pembangkang menyifatkan, tawaran dialog yang dibuat Raja Hamad lewat malam tadi sebagai tidak serius dan tidak memenuhi keperluan buat masa sekarang.

Di Oman, sebanyak 300 penduduk melancarkan demonstrasi secara aman di Ruwi, daerah komersial di ibu negara, Muscat, bagi mendesak perubahan politik dan peningkatan gaji.

Penunjuk perasaan berkumpul dan menjerit 'kami mahu demokrasi' dan 'lebih banyak gaji dan kerja' selepas solat Jumaat.

Di Iran, pihak pembangkang menyeru rakyat berhimpun di Teheran dan bandar lain esok pada hari ketujuh bantahan sejak kematian dua penunjuk perasaan pada permulaan demonstrasi mendesak kerajaan dibubarkan.

Laman web pembangkang, kaleme.com menyatakan demonstrasi itu merupakan perjuangan untuk menentang diktator di Iran.

Di Jordan, sekumpulan lelaki bersenjatakan baton bertempur dengan penunjuk perasaan antirejim di ibu negara, Amman semalam mengakibatkan lapan orang cedera, dalam kejadian pertama sejak demonstrasi bermula di negara itu, lapor saksi.

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Megawati disiasat kes dakwaan rasuah

Posted:

Megawati disiasat kes dakwaan rasuah

Megawati disiasat kes dakwaan rasuah

Oleh SAHARUDIN MUSTHAFA
saharudin.musthafa@utusan.com.my

JAKARTA 19 Feb. - Suruhanjaya Pencegahan Rasuah Indonesia dijangka menyiasat Ketua Umum Parti Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri berhubung satu dakwaan rasuah.

Megawati akan diminta memberi keterangan mengenai kes yang melibatkan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang dikaitkan dalam salah guna pemilihan Timbalan Gabenor Kanan Bank Indonesia 2004, Miranda S Goeltom.

Jurucakap suruhanjaya berkenaan, Johan Budi berkata, siasatan itu dibuat atas permintaan anggota DPR yang didakwa iaitu Max Moein dan Poltak Sitorus yang mahu bekas Presiden itu disenaraikan sebagai seorang daripada saksi kes mereka.

"Megawati akan dipanggil untuk membantu siasatan pada hari Isnin ini," kata Johan.

Bagaimanapun, Johan menafikan suruhanjaya itu memiliki kepentingan politik hanya kerana Megawati yang memimpin parti pembangkang dipanggil untuk memberi keterangan.

"Siasatan ini diatur berdasarkan prosedur undang-undang. Sesiapa saja yang diperlukan sebagai saksi akan diminta hadir membantu siasatan," ujarnya seperti yang dilaporkan akhbar-akhbar tempatan.

Max Moein dan Poltak Sitorus merupakan anggota DPR pada penggal 1999-2004 yang didakwa dalam kes rasuah dalam bentuk cek perjalanan semasa pemilihan yang dimenangi Miranda.

Selain Megawati, suruhanjaya itu juga diminta menyiasat suaminya, Taufiq Kiemas dan beberapa tokoh lain. - Utusan

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

ANTARA - Berita Terkini

ANTARA - Berita Terkini


Sriwijaya Evaluasi Pemain

Posted: 19 Feb 2011 05:23 PM PST

Sriwijaya FC Sumatera Selatan (ANTARANews/Ardika)

Berita Terkait

Video Terkait

Palembang (ANTARA News) - Sriwijaya Football Club akan mengevaluasi pemain sebagai persiapan mengikuti putaran kedua Liga Super Indonesia mendatang.

Evaluasi penting supaya pada putaran kedua nanti kualitas pemain semakin bagus, kata Direktur Teknik dan SDM PT Sriwijaya Optimis Mandiri H Hendri Zainuddin di Palembang, Minggu.

Dia mengatakan, putaran pertama Sriwijaya hanya mendapat 23 angka dan berada di peringkat enam Liga Super Indonesia sehingga perlu upaya lebih maksimal lagi.

Peringkat pertama LSI diduduki Persipura, selanjutnya Arema Malang, disusul Persija, kemudian Semen Padang dan kelima Persisam.

Dia mengatakan Sriwijaya akan mengevaluasi pemain dan bila kondisi fisik serta prestasinya kurang bagus maka akan diganti. Evaluasi tersebut akan dilakukan maksimal dan bertahap supaya tim benar-benar kuat.(*)

U005/M033

Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Mafia Pajak Bukti "Good Governance" Itu Ilusi

Posted: 19 Feb 2011 05:17 PM PST

Gayus Tambunan (FOTO ANTARA/Yudhi Mahatma)

good governance masih merupakan ilusi"

Berita Terkait

Video Terkait

Surabaya (ANTARA News) - Pakar Ilmu Akuntansi dari Universitas Airlangga Surabaya Bambang Tjahjadi menilai maraknya mafia di Indonesia sebagai bukti  good governance (ketatakelolaan yang baik) masih ilusi atau fatamorgana.

"Maraknya mafia pajak, mafia paspor, mafia tanah, mafia obat, mafia pendidikan, mafia hukum, mafia kejahatan narkoba, dan mafia-mafia lainnya menguatkan bukti bahwa good governance masih merupakan ilusi," katanya di Surabaya, Minggu.

Guru Besar Unair Surabaya itu menegaska, goodgovernance tidak ditentukan oleh sumberdaya alam yang melimpah karena  dengan good governance negara miskin pun bisa kaya.

Dia menyebutkan Korea Utara, Taiwan, Singapura, Hong Kong, Israel, dan Denmark sebagai contoh-contoh negara miskin sumber daya alam namun kaya karena good governance.

Mengutip pakar Kaplan dan Norton, dia menyebutkan, "Negara miskin SDA (sumber daya alam) tapi akhirnya menjadi kaya itu karena menerapkan tiga hal yakni human capital (modal manusia), information capital (modal informasi), dan organization capital (modal organisasi)."

Ia menjelaskan modal manusia adalah pengembangan sumberdaya manusia yang kompeten dan berkarakter, modal informasi adalah penguasaan teknologi, sedangkan modal organisasi adalah organisasi yang baik.

"Karena itu, solusinya adalah bagaimana membumikan good governance, sehingga bukan hanya pidato, workshop, atau bahkan penandatangan Pakta Integritas. Itu tidak cukup," katanya, lalu menambahkan semua itu memerlukan sistem manajemen terintegrasi.(*)

E011/F002

Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Berita Harian: Dunia

Berita Harian: Dunia


8 negara Arab bergolak

Posted: 19 Feb 2011 02:32 PM PST

Dunia

KOMBINASI gambar menunjukkan protes anti-Gaddafi di Tripoli.

KOMBINASI gambar menunjukkan protes anti-Gaddafi di Tripoli.

Libya paling serius selepas 84 terbunuh protes tiga hari

KAHERAH: Sekurang-kurangnya lapan negara Asia Barat berhadapan dengan bantahan anti kerajaan dalam apa yang disifatkan sebagai gelombang baru di rantau Arab mendesak sistem demokrasi.

Kira-kira seminggu selepas penyingkiran Presiden Mesir, Hosni Mubarak yang diraikan beribu-ribu penduduk Kaherah di Dataran Tahrir, Libya pula menyaksikan sekurang-kurangnya 84 orang terbunuh sejak bantahan bermula tiga hari lalu di negara timur Afrika Utara yang diperintah Muammar Gaddafi selama empat dekad itu.

Angka kematian berkenaan adalah seperti didakwa badan pemantau hak asasi Human Right's Watch. Anggota keselamatan khas Libya semalam dilaporkan melakukan serbuan di Benghazi bandaraya kedua terbesar di negara itu yang menjadi tempat tumpuan penunjuk perasaan awal semalam dalam usaha meleraikan demonstrasi mendesak pengunduran pemimpin Libya, Muammar Gaddafi memerintah sejak 42 tahun lalu.

Perkhidmatan internet juga dilaporkan diputuskan kira-kira jam 2 pagi sebagai usaha menghalang penyampaian maklumat di kalangan penduduk negara itu mengenai gelombang anti kerajaan yang turut melanda negara berkenaan.

Kira-kira jam 5 pagi, pasukan keselamatan khas menyerang beratus-ratus penunjuk perasaan termasuk peguam dan hakim yang berkumpul di hadapan bangunan mahkamah di bandar raya timur Benghazi yang menjadi tumpuan bantahan.

"Mereka menyembur gas pemedih mata ke arah penunjuk perasaan dalam khemah dan membersihkan kawasan selepas ramai yang melarikan diri menyebabkan ada yang maut dan cedera," kata seorang penunjuk perasaan melalui telefon.
"Ini adalah bandar hantu, kami semua bimbang sesuatu besar akan berlaku di Benghazi hari ini."

Kira-kira 20 keranda dibawa ke sebuah dataran di luar mahkamah di Benghazi petangnya sebagai sebahagian pengebumian beramai-ramai mangsa yang terbunuh dan dihadiri beribu-ribu orang.

Gaddafi dipercayai menghadapi pemberontakan popular terhebat sejak memerintah 42 tahun lalu. Negara itu mempunyai simpanan minyak yang besar, tetapi turut menghadapi masalah kemiskinan.

Diplomat Amerika Syarikat mendakwa, rejim Gaddafi sengaja tidak membangunkan kawasan timur menyebabkan ramai penduduknya menganggur dan miskin bertujuan melemahkan pembangkang di sana.

Sementara itu, di MANAMA, Bahrain, blok pembangkang Syiah utama menolak gesaan istana untuk berdialog bagi menamatkan rusuhan yang sudah meragut enam nyawa berikutan bantahan anti kerajaan di negara berkenaan.

"Tiada siapa yang bersedia untuk duduk berbincang dengan kerajaan jika tentera membunuh rakyat," kata Ibrahim Mattar, ahli blok Wefaq yang menarik diri dari parlimen Khamis lalu.

"Kami tidak merasakan keinginan serius untuk berdialog kerana tentera masih di jalanan dan penduduk tidak dibenarkan untuk menunjuk perasaan."

Raja Hamad bin Isa al-Khalifa kelmarin menawarkan satu dialog membabitkan semua pihak untuk menamatkan krisis yang meragut enam penduduk dan menyebabkan beratus-ratus yang lain cedera sejak bermulanya bantahan di Dataran Pearl, Isnin lalu.

Di SANAA, Yaman, bantahan anti kerajaan menyaksikan pertempuran antara penduduk dan polis pencegahan rusuhan yang melepaskan gas pemedih mata dan tembakan yang menyebabkan sekurang-kurangnya empat orang terbunuh dan 48 yang lain cedera.

Bantahan selama sembilan hari berkenaan adalah tercetus daripada apa yang berlaku di Mesir dan Tunisia, mendesak pengunduran Presiden Ali Abdullah Saleh yang menjadi sekutu utama Amerika Syarikat dalam menentang al-Qaida. Beliau menjadi presiden negara itu selama 32 tahun.

Di DJIBOUTI, Kementerian Dalam Negerinya menuduh penunjuk perasaan anti kerajaan melakukan keganasan dan vandalisme sehari selepas bantahan anti rejim meletus, menyaksikan pertempuran dengan polis.

Beribu-ribu pemuda di negara itu berarak di jalanan sejak Jumaat menuntut Presiden Ismael Omar Guelleh yang memerintah sejak 1999 meletak jawatan.

Kementerian terbabit juga menuduh penunjuk perasaan membakar kenderaan dan merosakkan beberapa balai polis.

Di ibu negara Algeria, ALGIERS, penunjuk perasaan pro demokrasi berikrar untuk mengadakan perhimpunan baru walaupun beribu-ribu anggota polis ditempatkan untuk menghalang laluan mereka sejak seminggu lalu.

Seorang bekas pemimpin kanan regim Algeria, Abdelhamid Mehri menggesa perubahan politik di negara Afrika Utara itu dalam satu surat terbuka beliau kepada Presiden Abdelaziz Bouteflika yang memerintah sejak 1999.

Di AMMAN, Jordan, pertempuran membabitkan 200 penyokong kerajaan dan 2,000 penunjuk perasaan menyebabkan sekurang-kurangnya lapan cedera sejak bantahan mingguan dua bulan lalu apabila pembantah mendakwa mereka diserang dengan belantan, batu dan paip.

Selain mahukan pemerintahan berperlembagaan penunjuk perasaan juga membantah kenaikan harga barangan dan kadar pengangguran yang tinggi.

Di OMAN, sekurang-kurangnya 300 orang menuntut perubahan politik dan kenaikan gaji dalam bantahan aman sejak kelmarin.

Penduduk lelaki dan wanita berhimpun di Ruwi daerah komersial di ibu negara selepas solat Jumaat dan melaungkan "kami mahukan demokrasi" manakala yang lain melaungkan "gaji dan kerja lebih".

Di KUWAIT, seramai 30 orang cedera dalam pertempuran antara pasukan keselamatan dan penduduk Arab yang menuntut kewarganegaraan dalam bantahan di Jahra, barat laut Kuwait City.

Seramai 50 orang ditahan selepas demonstrasi, kata sumber pasukan keselamatan manakala tunjuk perasaan hampir sama di Salibiya menarik sekurang-kurangnya 80 penunjuk perasaan. – AFP/AP/Reuters


Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Ahli politik Iraq benci ‘Curveball’

Posted: 19 Feb 2011 02:30 PM PST

Dunia

BAGHDAD: Ahli politik Iraq mahu pembelot diberi nama 'Curveball', ditarik kerakyatan selama-lamannya selepas mengaku kepada akhbar Britain, The Guardian, dia menipu Iraq memiliki senjata pemusnah besar (WMD) menyebabkan Amerika Syarikat menyerang dan menggulingkan Presiden Saddam Hussein.

Rafid Ahmed Alwan al-Janabi berkata, dia sengaja mengada-adakan cerita mengenai program senjata biologi tidak wujud Presiden Saddam Hussein untuk 'membebaskan' Iraq.

"Dia penipu, tidak layak berkhidmat untuk negaranya," kata seorang ahli politik Iraq sebagai maklum balas terhadap niat 'Curveball' yang mahu membina kerjaya politik di tanah airnya. Di negara buangannya di Jerman, ahli politik menuntut untuk mengetahui mengapa perkhidmatan rahsia Jerman, Bundesnachrichtendienst (BND), membayar Curveball £2,500 (RM12,329.41) sebulan sekurang-kurangnya lima tahun selepas mereka tahu dia menipu.

Di Amerika, persoalan ditanya mengenai cara CIA menguruskan 'Curveball', 43, dan secara khusus mengapa ketua agensi perisikan ketika itu, George Tenet, tidak menghantar amaran dari Jerman mengenai sama ada 'Curveball' boleh dipercayai atau tidak.

Namun kritikan paling tajam mengenai 'Curveball' datangnya dari Iraq.

Jamal Al Battikh, menteri hal ehwal puak negara itu berkata. "Secara jujur, lelaki itu menyebabkan Iraq terjerumus ke dalam malapetaka dan satu bencana.
"Rakyat Iraq membayar harga yang tinggi untuk penipuannya, pencerobohan pada 2003 memusnahkan infrastruktur asas Iraq dan selepas lapan tahun kami belum dapat membaiki bekalan elektrik ditambah ribuan rakyat Iraq yang maut.

"Lelaki itu tidak wajar dibenarkan pulang. Rakyat Iraq sepatutnya menyamannya kerana berbohong," katanya.

Yang lain mengeji ranca ngan 'Curveball' pulang ke Iraq dan menyertai politik.

Intefadh Qanber, jurucakap Kongres Nasional Iraq (INC) diketuai Ahmed Chalabi berkata: "Dia adalah seorang penipu dan tidak layak berkhidmat untuk negara. Dia mengada-adakan cerita mengenai WMD dan cerita itu memberi Amerika alasan mengetuai pencerobohan pada 2003, yang memusnahkan Iraq.

"Bagi kebanyakan rakyat Iraq, jelas bahawa Saddam adalah seorang diktator, namun mereka mahu melihatnya disingkir atas jenayah yang dilakukannya ke atas hak asasi manusia, bukan mengada-adakan cerita mengenai senjata pemusnah."

Di Amerika, sebuah kumpulan tekanan yang mewakili veteran perang Iraq menggesa jabatan kehakiman membuka satu siasatan terhadap hubungan INC dan Curveball.

Chalabi, yang amat rapat dengan bekas Naib Presiden Amerika, Dick Cheney, pada dekad sehingga pencerobohan 2003, sering dituduh menjadi dalang di balik pembabitan 'Curveball'.

Diketahui sekian lama bahawa Chalabi menyediakan CIA dengan tiga sumber yang menipu mengenai keupayaan WMD Saddam. Namun apabila ditanya The Guardian, Rafid dan Chalabi menafikan mengenali antara satu sama lain. – Agensi


Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.