Sabtu, 19 Februari 2011

Sindikasi news.okezone.com

Sindikasi news.okezone.com


Bebas, Susno Fokus Susun Pledoi Hingga 3 Malam

Posted: 19 Feb 2011 11:25 PM PST

DEPOK- Komjen Pol Susno Duadji telah keluar dari penjara sejak Jumat dini hari. Sejak saat itu, Susno mengaku sibuk menyusun pledoi di rumah ketua tim pengacaranya, Hendri Yosodiningrat.

Hal itu diungkapkan salah seorang kuasa hukum Susno, Zul Armain Aziz. Dia mengaku meski hari ini adalah libur, namun tekad Susno untuk membuat pledoi sangat kuat.

"Bukan bermaksud berlibur, namun Susno tengah serius menyiapkan berkas pembelaannya. Saat ini masih di rumah Pak Hendri menyusun pledoi, sudah sejak hari Jumat mungkin pulang nanti malam ke rumah," kata Zul.

Pledoi tersebut, lanjut Zul, akan dibacakan di depan majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Kamis 24 Februari mendatang.

Kepada wartawan, Susno menuturkan isi pledoi akan berisi seputar ucapan syukur dan terima kasih atas kebebasannya, serta harapan-harapan menjelang vonis dijatuhkan. Bahkan Susno berjanji akan menyelipkan pantun di dalam pledoinya.

Susno Duadji dinyatakan bebas setelah masa tahanannya di rutan Mako Brimob selama 9 bulan telah habis. Meski bebas, Susno masih harus menjalani persidangan hingga vonis atas kasus suap PT Salmah Arowana Lestari (SAL) dan kasus dugaan korupsi Pilkada Jawa Barat.(kem)

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Mahendradatta: TPM Tak Boleh Tangani Kasus Cikeusik

Posted: 19 Feb 2011 11:16 PM PST

JAKARTA- Tim Pembela Muslim (TPM) mengaku tidak diperbolehkan membela sejumlah tersangka yang diduga terlibat dalam kasus kekerasan di Cikeusik, Pandeglang, Banten, pada 6 Februari lalu.

"Untuk masalah sekarang ini (Ahmadiyah) kami menurunkan 15 advokat dan hampir 24 jam ada di Polda (banten), tapi Tim Pengacara Muslim dianggap enggak ada, malah yang ditunjuk LBH karena ada pesenan dari Mabes Polri," ungkap anggota TPM Mahendradatta dalam diksusi "Ahmadiyah Berulah Islam Difitnah" di Wisma Antara, Jakarta, Minggu (20/2/2011).

Mahendra menambahkan, pemicu awal tragedi Cikeusik merupakan ulah seorang warga Ahmadiyah yang membacok Sarta, warga Cikeusik.

"Ini adalah pancingan emosional dari Ahmadiyah. Misalkan ada ratusan anak-anak sekolah, jika dipukul salah satu nanti temen-temen akan bantuin. Ini psikologi massa," terang Mahendra.

Dia pun membandingkan kekerasan Cikeusik dengan aksi pendukung sepakbola. "Jika (Ahmadiyah) atas nama pelanggaran HAM, tergantung yang mana, kekerasan yang mana? Kerusuhan bonek kok enggak? Tapi Komnas HAM malah mengurusi Ahmadiyah bukannnya bonek," tuturnnya.

Dalam diskusi ini, Mahendra juga menyampaikan kondisi terakhir Sarta, salah seorang korban pembacokan Ahmadiyah. "Sarta adalah klien kami, lukanya juga belum sembuh bahkan masih mengeluarkan darah segar. Sarta adalah korban pertama yang terluka. Alat penyerangnya saya yakin adalah benda berkarat, jika tak mau disebutkan beracun, karena bengkak dan lainnya," jelas Mahendra.
(ton)

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan