Jumaat, 26 Oktober 2012

ANTARA - Hiburan

ANTARA - Hiburan


Museum Muntilan gelar seni terbangan

Posted: 25 Oct 2012 08:42 PM PDT

Magelang (ANTARA News) - Museum Misi Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menggelar seni budaya terbangan pada Hari Sumpah Pemuda 2012, Minggu (28/10), untuk menggali nilai keragaman masyarakat.

"Pengembangan kesenian musik terbangan sebagai media untuk menggali nilai-nilai keberagaman yang menjadi bentuk penghayatan setiap warga, sebagai satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa," kata Direktur Museum Misi Muntilan Kabupaten Magelang Romo M Nur Widipranoto di Magelang, Jumat.

Belasan grup seni terbangan akan memulai pergelaran tersebut dengan arak-arakan dari halaman Sekolah Dasar Marsudirini Muntilan menuju Lapangan Pastoran Muntilan sejauh sekitar 500 meter.

Mereka antara lain berasal dari Grup seni Angguk Rame Desa Sumber, Kelompok Musik Terbangan Pemuda Masjid Pule, Pemuda NU Ngadipuro, anak-anak Balong, SD Negeri Taman Agung Muntilan, dan SMP Marganingsih Muntilan.

Selain itu, grup terbangan berasal dari Desa Jrakah Salam, Juwono, Kepuhan, Gemer, dan kelompok seni Ndolalak Tanen, Ngargomulyo.

Ia mengatakan, pergelaran seni terbangan juga sebagai media penyampaian pesan kepada masyarakat terkait pengembangan karakter luhur bangsa.

"Pergelaran seni musik terbangan ini akan menjadi pesan kepada masyarakat, akan pentingnya penanaman dan mengembangkan karakter luhur anak-anak bangsa dalam realitas hidup keberagaman," katanya.

Ia mengatakan, seni terbangan berkembang di masyarakat, termasuk di Kabupaten Magelang.

Pada masa lalu, katanya, seni musik tersebut sebagai media dakwah Islam.

"Dalam realitasnya, seni musik terbangan yang dahulu merupakan media dakwah agama Islam, kini tumbuh dan berkembang menjadi bagian dari seni musik yang digunakan oleh aneka kelompok masyarakat sebagai sarana penanaman nilai-nilai keberagaman," katanya.
(M029)

Kemenparekraf perluas `event` festival wisata perbatasan

Posted: 25 Oct 2012 12:32 PM PDT

Atambua (ANTARA News) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memperluas `event` Festival Wisata Perbatasan-TimorEsia, di Kota Atambua, Kabupaten Belu Nusa Tenggara Timur, wilayah batas negara RI--Timor Leste.

"Perluasan `event` itu meliputi pacuan kuda, Belu Expo dan musik suling bambu untuk memperjelas destinasi wisata yang sedang menjadi tujuan kegiatan tahunan yang diinisasi oleh Kemnterian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif," kata Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, M Faried, di Atambua, ibu kota Kabupaten Belu, Kamis.

Dia mengatakan, kegiatan festival wisata perbatasan akan terus diupayakan menjadi agenda tetap tahunan dan akan terus dilakukan di kota Atambua Kabupaten Belu.

Menurutnya, kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan masyarakat dua negara yang berbeda namun berasal dari satu budaya itu, untuk lebih mempererat tali persaudaraan antara pemerintah dan masyarakat dua negara yang bertetangga untuk bisa mengembangkan kerja sama dalam semua aspeknya termasuk pariwisata, ekonomi kreatif, sosial dan budaya masing-masing.

Dengan begitu, katanya, Timor Leste dan Indonesia nantinya akan menjadi salah satu sasaran bidik sebagai kawasan wisata budaya dan seni oleh sejumlah poenikmatnya dari sejumlah negara seperti Australia dan negara-negara Asia Pasifik lainnya.

Dia mengatakan, ada perkembangan yang istimewa yang amat berarti dalam kegiatan festival wisata perbatasan IV yang dilakukan tahun 2012 ini, karena dikaitkan langsung dengan kegiatan pariwisata yang bisa mendatangkan wisatawan, melalui kegiatan pacuan kuda.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Parwisata Kabupaten Belu, Dominikus Mali, mengatakan pihaknya akan mengikutsertakan sejumlah tarian khas daerah setempat dalam ajang festival wisata perbatasan tersebut.

"Sejumlah tarian dan budaya daerah yang diikutkan dalam festival yang akan dilakukan hari ini, di antaranya, tarian tebe dan atraksi budaya lainnya," kata Dominikus.

Dia mengatakan, ajang festival wisata perbatasan yang diinisiasi oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tersebut, sudah merupakan agenda tahunan dan berpusat di Kabupaten Belu, wilayah batas RI-Timor Leste.

Menurut dia, pergelaran yang melibatkan dua negara dengan satu kebuadayan yang sama tersebut, dimaksudkan untuk menciptakan harmonisasi hubungan antardua negara, yang memiliki sama budaya namun harus terpisah karena beda negara.

Dengan begitu, katanya, akan tercipta sebuah hubungan yang aman dalam sebuah zona damai di wilayah batas dua negara, demi mempercepat kemajuan kesejahteraan masyarakat dua negara masing-masing tersebut.

"Sebenarnya Kabupaten Belu dan Timor Leste memiliki satu adat dan budaya yang sama. Kami bersaudara, namun hanya terpisah oleh karena perbedaan negara," kata Dominikus.

Dasar itulah, kata dia, yang menjadi alasan pemerintah melalui Kementerian Pariwisata danEkonomi Kreatif untuk melaksanakan `event` tahunan tersebut, bekerja sama dengan kementerian terkait di negara baru tersebut.

Selain menampilkan sejumlah tarian khas, dalam pergelaran pentas seni dan budaya dua negara, Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Belu, juga memamerkan sejumlah hasil kerajinan dan kreativitas masyarakat, sebegai bentuk kreasi budaya dan adat istiadat daerah serambi negara itu, untuk dinikmati.

Ajang pameran hasil kerajinan seperti tenun ikat, makan khas daerah, perank-pernik asesoris adat dan budaya, serta kerajinan tangan lainnya, diikutkan dalam kegiatan Belu Expo.

Dalam ajang Belu Expo itu juga sejumlah komponen pendukung wisata, seperti agen perjalanan (travel agent), perhotelan dan rumah makan, ikut mempromosikan sejumlah potensi wisata dan budaya yang dimiliki daerah batas negara itu.

"Kita memiliki sejumlah potensi wisata, baik wisata sejarah, wisata alam, wisata budaya serta wisata pantai dan bahari, dan memiliki daya tarik yang sangat tinggi," kata Dominikus.

Terhadap jumlah kunjungan wisata yang akan terjadi saat kegiatan tersebut, terutama kunjungan wisatawan dari Timor Leste, Dominikus mengaku belum bisa memastikannya, karena masih belum mendapatkan data resmi dari pihak Imigrasi Indonesia.
(KR-YHS/H-KWR)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Komentar Pembaca

Kirim Komentar

Tiada ulasan:

Catat Ulasan