Jumaat, 26 Oktober 2012

ANTARA - Berita Terkini

ANTARA - Berita Terkini


Mantan calon presiden Belarus dapat suaka politik di Inggris

Posted: 26 Oct 2012 07:20 PM PDT

Minsk (ANTARA News) - Inggris telah memberikan suaka politik kepada Andrei Sannikov, pemimpin kampanye sipil dan mantan kandidat presiden Belarus, kata istri Sannikov, Irina Khalip.

"Sejauh ini kami telah memutuskan untuk menahan diri dari komentar-komentar lebih lanjut. Ini demi keamanan keluarga kami pada saat ini," kata Khalip, yang seorang wartawan, kepada Itar-Tass pada Jumat.

Andrei Sannikov dan Irina Khalip dihukum atas tuduhan pidana mengorganisir kerusuhan massal di Minsk pada 19 Desember 2010 pada setelah pemilihan presiden di Belarus.

Sannikov dijatuhi hukuman lima tahun penjara di sebuah penjara keamanan menengah atas tuduhan mengorganisir kerusuhan massa.

Presiden Belarus Lukashenko mengampuni dia pada April tahun ini.

Sementara istrinya, Irina Khalip, mendapat hukuman penjara dua tahun namun ditangguhkan. Dia tinggal di Minsk dan berdasarkan putusan pengadilan tidak punya hak untuk meninggalkan negara itu.

(H-AK)

Sintaksis dalam variasi

Posted: 26 Oct 2012 06:57 PM PDT

ilustrasi (news.me)

Berita Terkait

Jakarta (ANTARA News) - Mengapa daya ungkap sebuah esai atau kolom bisa memukau sementara ada esai atau kolom yang lain berdaya ungkap membosankan dan membuat malas pembaca untuk menyelesaikan pembacaannya?

Dalam teori retorika, ada satu jawaban atas pertanyaan di atas. Jawaban itu tak lain adalah pemakaian kalimat atau tata kata yang variatif, yang diekspresikan secara sengaja oleh sang penulis. Tak semua penulis esai atau kolom menyadari bahwa pemakaian kalimat yang variatif merupakan salah satu penopang lahirnya prosa yang memukau, sedikitnya dari sisi pengungkapannya.

Ada berapa macamkah variasi sintaksis itu? Mungkinkah semua variasi sintaksis itu tereksplorasi dalam satu karya berupa esai atau kolom di surat kabar (cetak) yang terbatas ruang pemuatannya? Telaah atas sejumlah karya dalam jagat penulisan esai dan kolom ternyata memperlihatkan jawaban yang konfirmatif.

Di Indonesia, salah seorang eseis yang paling rajin mengeksplorasi variasi sintaksis dalam buah penanya adalah Goenawan Mohamad. Saya pernah menelaah keragaman variatif kalimat-kalimat yang digunakannya untuk mengasilkan esei.

Temuan saya antara lain memperlihatkan bahwa variasi sintakasis yang digunakannya berlangsung ajek, hampir muncul di setiap buah penanya yang muncul sepekan sekali dalam sebuah media massa yang pernah dipimpinnya.

Penulis ini secara berkesinambungan menghasilkan karya-karya dalam rentang waktu yang panjang, dengan kebernasan daya ungkap yang memukau khalayak pemirsanya. Jennifer Lindsay, peneliti dari University of Sydney Australia mengatakan Goenawan adalah eseis yang menguasai bahasa Indonesia secara terampil.

Secara konstan Goenawan dalam esei-eseinya memperkaya kosa kata, memainkan bunyi, bereksperimen dengan ritme, keseimbangan dan pungtuasi, dan secara piawai mengelola potensi bahasa Indonesia untuk bergerak di antara kekaburan dan kejernihan, generalisasi dan spesifisitas, jarak dan proksimitas.

Kompleksitas pengalimatan juga menjadi bagian penting dalam menghasilkan esei. Seperti dikatakan ahli retorika Dorothy M Guinn, kalimat adalah sebuah struktur retorik dan gramatikal yang fundamental dalam wacana dan merupakan satuan makna yang mendasar. Kalimat menyampaikan makna dalam gaya yang sesuai dengan pokok bahasan, khalayak pembaca dan tujuan penulisan memperlihatkan kematangan seorang penulis.

Untuk mencapai efektifitas retori, pertama-tama kalimat harus benar secara gramatikal, dan harus merupakan pernyataan yang utuh, yang bisa simpel, juga bisa kompleks, yang mengandung beberapa anak kalimat atau klausa. Kalimat mempunyai beragam bentuk dan struktur.

Dari segi pola retorik, variasi kalimat dapat disusun berdasarkan klasifikasi kalimat seimbang, kalimat periodik, dengan pemahaman bahwa yang seimbang merupakan dua struktur sejajar yang diletakkan saling berhadapan seperti beban pada sebuah skala atau timbangan yang seimbang; sementara yang periodic merupakan tata sintaksis yang menggunakan dua atau lebih konstruksi sejajar untuk menciptakan pernyataan paling penting pada klausa utama, yang ditempatkan di bagian akhir kalimat.

Variasi kalimat dapat juga disusun berdasarkan jumlah klausa yang terkandung dalam kalimat. Ini yang sering dicemooh sebagai kalimat yang beranak-pinak. Di tangan penulis yang belum piawai, kalimat macam ini bisa membingungkan pembaca, tapi di tangan ahlinya bisa memukau. Kalau Indonesia punya penulis seperti Syuba Asa, di luar ada William Faulkner, yang doyan berkreasi dengan kalimat panjang-panjang model begini.

Tentu, dalam satu paragraf, yang menjadikan esai terasa mempesona, mestilah mengandung variasi dalam muatan klausanya. Di sini dibedakan jenis kalimat sederhana, kalimat majemuk dan kalimat kompleks. Kalau yang majemuk mengandung beberapa klausa yang setara, sedangkan yang kompleks mengandung beberapa klausa yang bertingkat.

Masih dalam klasifikasi jumlah klausa yang dikandung, variasi sintaksis dalam penggolongan ini diperkaya oleh apa yang disebut kalimat fragmen alias kalimat minor: kata atau frasa yang diperlakukan sebagai kalimat dalam alinea. Goenawan begitu menggemari permainan variasi sintaksis dengan memanfaatkan kekuatan kalimat fragmen ini.

Inilah contohnya: "1943, di London seorang wanita berumur 34 tahun meninggal di sebuah perawatan. Simone Weil. Dia seorang pemikir dan penulis yang sudah terkemuka semuda itu. Dokter mengumumkan sebab kematian itu sebagai `bunuh diri`. Wanita itu muda yang manis dan berkacamata itu pergi setelah satu proses melaparkan diri secara suka rela. Bukan untuk langsing. Simone Weil menolak untuk makan lebih dari ransum yang diterima bangsanya, orang Prancis, di bawah pendudukan Jerman."

Perhatikan: ada dua fragmen atau kalimat minor dalam alinea di atas. Yang pertama berbentuk dua kata: "Simone Weil", sedang yang kedua berbentuk frasa tiga kata: "Bukan untuk langsing". Kalimat fragmen itu memberi daya ungkap dengan mengeksplorasi panjang-pendek kalimat. Dalam penulisan esai atau kolom standar, yang ditulis kebanyakan orang, kalimat fragmen dianggap menyalahi tata kalimat yang baku. Tapi oleh esais "Catatan Pinggir" itu dianggap sah-sah saja.

Dari uraian ringkas soal variasi sintaksis di atas, ada satu usulan yang hendak dilontarkan di sini. Para pendidik bidang bahasa, khususnya pada jam-jam pelajaran penulisan prosa, entah yang fiktif maupun nonfiktif, perlu memperkenalkan diri bahwa mengeksplorasi variasi kalimat dalam tulisan adalah satu metode membuat tulisan jadi mempesona pembaca.

Masih sebagian besar para pendidik bidang bahasa kurang menyadari soal ini. Mereka umumnya masih berkutat bahwa isi atau proposisi dalam tulisan adalah yang utama sedangkan cara mengungkapkan isi itu dianggap ukuran skunder. Pandangan yang seperti itu sudah saatnya ditinggalkan. Mereka perlu diingatkan dengan kebenaran yang digenggam para penulis kreatif ini: bahwa bukan hanya isi, tapi bentuk ekspresi adalah inti sebuah tulisan. Bahkan secara ekstrem bisa dikatakan: orisinalitas bentuk ekspresi adalah isi itu sendiri. Ini mirip apa yang di kenal dalam jagat disiplin ilmu komunikasi bahwa: medium adalah pesan itu sendiri!

(M020/Z002)

Editor: Aditia Maruli

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Komentar Pembaca

Kirim Komentar

Tiada ulasan:

Catat Ulasan