Jumaat, 27 April 2012

KOMPAS.com - Regional

KOMPAS.com - Regional


Hilangkan Stigma Negatif Terhadap Mesuji

Posted: 27 Apr 2012 07:54 AM PDT

BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Mesuji harus bekerja keras untuk menghilangkan stigma negatif terkait konflik agraria di daerah ini yang sempat menjadi sorotan publik nasional dan internasional.

Stigma Mesuji di mata nasional identik peristiwa potong leher dan pembantaian. Untuk menghilangkan image ini, Pemkab Mesuji harus bisa membangun persepsi yang mengedapankan potensi Mesuji.

-- Erlangga

Pembangunan persepsi tersebut harus dilakukan di segala lini baik potensi wilayah, sumber daya alam, sumber daya manusia maupun bidang lain dengan sasaran berupa pencapaian prestasi.

Kesimpulan tersebut muncul dalam diskusi antara Bupati Mesuji Khamamik dengan krimonolog Universitas Indonesia, Erlangga, di Jakarta, Jumat (27/4/2012) seperti tertulis dalam siaran pers Pemkab Mesuji.

Hadir pula Ketua PC Nahdlatul Ulama Mesuji Gus Karim dan staf ahli Pemkab Mesuji Fauzi Heri.

"Stigma Mesuji di mata nasional identik peristiwa potong leher dan pembantaian. Untuk menghilangkan image ini, Pemkab Mesuji harus bisa membangun persepsi yang mengedapankan potensi Mesuji baik dari sisi potensi daerah, aparatur yang bersih maupun sumber daya manusianya. Contoh kongkret yaitu pencapaian prestasi di bidang pendidikan dan olahraga," ujar Erlangga.

Ia mengatakan, Kabupaten Mesuji di bawah kepemimpinan bupati definitif harus segera membangun persepsi untuk keluar dari stigma negatif yang terlanjur melekat luas di publik. Meskipun, peristiwa pemenggalan dan pembantaian petani itu sama sekali tidak terjadi di Mesuji, Lampung.

Dalam waktu singkat, Pemkab Mesuji harus mampu mendorong pembangunan persepsi tersebut. Hal yang paling mudah dilakukan adalah di sektor pendidikan. Pemkab dapat memberikan beasiswa kepada pelajar lulusan SMA sederajat asal Mesuji dan mengirimkan mereka ke berbagai perguruan tinggi nasional.

"Para mahasiswa melalui jalur beasiswa itu diamanatkan untuk berperan aktif membuat diskusi-diskusi di berbagai perguruan tinggi dan mempublishnya melalui media. Dengan cara itu, maka publik dapat mengetahui sisi lain yang positif dari Mesuji," jelasnya.

Ditambahkannya, untuk keluar dari konflik agraria, pemerintah bisa mempertimbangkan konsep land reform. Namun di sisi lain pemkab juga harus mencari solusi terhadap persoalan investasi yang berujung kepada penyerapan tenaga kerja lokal.

Keluarga TKI Lega Setelah Otopsi

Posted: 27 Apr 2012 07:28 AM PDT

Keluarga TKI Lega Setelah Otopsi

Cokorda Yudhistira | Robert Adhi Ksp | Jumat, 27 April 2012 | 14:28 WIB

LOMBOK TIMUR, KOMPAS.com - Keluarga almarhum Mat Noor, salah seorang tenaga kerja Indonesia yang meninggal di Malaysia, menyatakan lega setelah proses otopsi jenazah Mat Noor selesai.

Hal itu diungkapkan Inak Abil, ibunda almarhum Mat Noor, setelah melihat jasad putranya, Jumat (27/4/2012) siang. Inak Abil menyatakan dirinya merasa tenang setelah melihat wajah putranya.

Sebelumnya, keluarga tidak dapat melihat jasad Mat Noor alias Misdar, TKI asal Desa Pengadangan, Kecamatan Pringgasela, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, karena sudah dimasukkan ke peti jenazah.

Mat Noor adalah satu dari tiga TKI asal NTB di Malaysia yang dipulangkan dalam kondisi meninggal. Selain Mat Noor, dua TKI lainnya adalah Herman dan Abdul Kadir Jaelani, dua TKI dari Desa Pringgasela, Kecamatan Pringgasela, Lombok Timur. Jenazah Herman dan Abdul Kadir Jaelani diotopsi polisi pada Kamis kemarin.

 

Tiada ulasan:

Catat Ulasan