Jumaat, 27 April 2012

Republika Online

Republika Online


Asyik, Ada Rute Baru Denpasar-Haneda Jepang

Posted: 27 Apr 2012 12:04 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, MANGUPURA---Garuda Indonesia membuka rute penerbangan dari Denpasar, Bali, tujuan Haneda, Jepang, pergi pulang dalam upaya melayani penerbangan langsung para wisatawan ke Pulau Dewata.

"Jepang potensial bagi jasa pelayanan penerbangan sebab warganya sangat suka berwisata, salah satunya ke Bali (Indonesia)," kata Vice President Network Management PT Garuda Indonesia Teten Wardaya di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali.

Pada pembukaan penerbangan Denpasar-Haneda itu, ia mengatakan, penerbangan ke Haneda merupakan penerbangan kembali ke kota tersebut setelah 50 tahun sejak Garuda membuka rute itu pada 1962. "Penerbangan ini kami harapkan bisa memberikan dampak bagi pariwisata dan ekonomi," katanya.

Karena itu, kata dia, wisatawan dari kota tersebut akan lebih mudah untuk mengunjungi Bali sebab dalam sepekan pihak Garuda melayani penerbangan sebanyak lima kali pergi pulang.

General Manager PT Garuda Indonesia Denpasar Didi Triatmojo mengatakan, Jepang memiliki potensi pariwisata yang luar biasa. Penerbangan langsung ke Haneda diharapkan memberikan kontribusi bagi pariwisata Bali, khususnya jumlah penumpang.

"Kami harapkan kunjungan wisatawan asal negeri matahari terbit tersebut akan meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya sebab dengan penerbangan langsung ini para turis Jepang dapat memanfaatkan waktunya secara efektif," ucapnya.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Ida Bagus Kade Subhiksu mengatakan, selama kurun waktu tiga tahun belakangan jumlah kunjungan wisatawan Jepang ke Bali terus merosot.

Bahkan tiap tahun jumlah kunjungan Jepang turun hingga 23 persen. Karena itu perlu upaya maksimal untuk meningkatkan jumlah kunjungan, seperti membuka jalur penerbangan langsung.

"Kami menyampaikan apresiasi atas upaya cerdas Garuda Indonesia meningkatkan jumlah kunjungan. Kami berharap dengan pembukaan penerbangan langsung Denpasar-Haneda, jumlah kunjungan wisatawan Jepang bisa meningkat," katanya.

Subiksu dalam acara pembukaan penerbangan Denpasar-Haneda itu mengatakan, kondisi pasar Jepang yang terus mengalami penurunan. "Pada 2010 kunjungan Jepang turun 22 persen dibanding 2009 dan pada tahun 2011 penurunannya hingga di atas 25 persen," ujarnya.

Jumlah kunjungan wisatawan Jepang 2009 mencapai 316.473 orang, 2010 mencapai 265.465 orang dan 2011 hanya 183.284 orang.

Dikatakannya, pasar Jepang yang sebelumnya berada di posisi pertama pada 2008 dan posisi kedua pada 2009, pada 2011 merosot ke posisi ketiga di bawah Australia dan Cina. "Kami optimistis dengan penerbangan langsung ini jumlah kunjungan turis Jepang bisa kembali pulih, bahkan kalau bisa lebih meningkat," kata Subhiksu.

Wah, Tarif Wisata Hutan Segera Naik

Posted: 27 Apr 2012 11:06 AM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, SINGARAJA---Kementerian Kehutanan menunggu persetujuan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menaikkan tarif masuk objek wanawisata dan iuran konsesi dari pihak ketiga.

"Usulan kami sudah diterima dan sekarang tinggal menunggu tanda tangan Presiden," kata Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi dan Hutan Lindung Kemenhut, Bambang Supriyanto, dalam kunjungan kerjanya di Danau Buyan, Kabupaten Buleleng, Bali.

Perubahan tarif masuk dan iuran konsesi itu tertuang dalam revisi Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 1998 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNPB) Sektor Kehutanan.

Dalam PP Nomor 59/1998 tarif masuk pengunjung objek wanawisata ditetapkan sebesar Rp 1.000- Rp 2.000 per orang, sedangkan pihak ketiga yang menerima konsesi hanya dikenai iuran Rp 900 ribu per hektare untuk pengelolaan lahan hutan selama 55 tahun.

Namun, dalam revisi PP Nomor 59/1998 tercantum tarif masuk objek wanawisata tersebut naik menjadi Rp 5.000 sampai Rp 20 ribu per orang dan iuran konsesi Rp 5 juta sampai Rp 20 juta per hektare.

"Besaran tarif masuk dan iuran itu ditentukan berdasarkan rayonisasi. Di Bali ini berlaku tarif rayonisasi tertinggi dalam usulan kami," katanya saat mendampingi Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengunjungi objek wisata danau yang berjarak sekitar 70 kilometer utara Denpasar atau 21 kilometer selatan Singaraja, Ibu Kota Kabupaten Buleleng.

Bambang menambahkan, jika tidak segera direvisi, maka PP Nomor 59/1998 itu menyulitkan Kemenhut dalam menaikkan PNPB. "Dengan adanya revisi kami menargetkan kenaikan PNPB hingga 2.000 persen," katanya.

Dalam satu tahun Kemenhut hanya mampu menyetor PNPB sebesar Rp 15,2 miliar dari sekitar 50 lokasi taman nasional dan taman wisata alam seluas 27 juta hektare yang dikelola Unit Pelaksana Teknis (UPT) Taman Nasional Kemenhut dan pihak ketiga.

Dari 50 taman nasional dan taman wisata alam, pendapatan terbesar disumbangkan oleh Taman Nasional Bromo, Tengger, dan Semeru di Jawa Timur, Taman Nasional Tambling (Lampung), Taman Nasional Bukit Barisan (Sumatra), Taman Nasional Komodo (NTT), Taman Nasional Gunung Gede, dan Taman Nasional Pangrango (keduanya di Jawa Barat).

"Potensi wisata di taman nasional cukup besar, tapi kontribusinya relatif kecil, seperti Taman Nasional Bogor dan Ragunan yang setiap tahun dikunjungi ratusan ribu orang," kata Bambang.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan