Jumaat, 27 April 2012

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Dibui Gara-gara Daging Iguana

Posted: 27 Apr 2012 10:32 PM PDT

LAS VEGAS, KOMPAS.com -- Gara-gara hendak menyelundupkan daging iguana, Eliodoro Soria Fonseca (38), warga Las Vegas, AS, mendekam di penjara. Dia mencoba memasukkan 115 daging iguana ke AS dari Meksiko.

Hakim Federal memerintahkan Fonseca dipenjara selama 24 bulan. Fonseca ditahan ketika mencoba menyeberang ke California melalui pelabuhan Otay Mesa di selatan San Diego, AS, akhir Juni. Dia membawa daging dalam kamar pendingin.

Setelah petugas menggeledah, ditemukan kepala, kulit, dan daging 115 iguna hijau dengan berat 72 kg. Daging itu disembunyikan di bawah tumpukan ikan. "Sesuai dokumen, dia bersalah karena mengimpor daging iguana untuk makanan manusia," demikian siaran pers dari kantor jaksa di Las Vegas. Iguana hijau memang dimakan di Meksiko dan Amerika Tengah.

Daging itu disajikan dalam menu sup atau daging dipanggang bersama taco, sejenis roti dari Meksiko.

Beberapa resep merekomendasikan agar daging iguana direbus dulu. Lain padang, lain belalang. Di AS, iguana diatur Konvensi Perdagangan Internasional Spesies yang Terancam Punah (CITES). Meski populasi iguana belum terganggu, CITES menyatakan iguana akan terganggu jika perdagangannya tak dikontrol ketat.

Fonseca mendapatkan daging itu dari Nayarit di Meksiko barat. Dia juga tidak memiliki izin impor dari Badan Perikanan dan Hewan Liar AS atau CITES untuk mengimpor hewan liar dari Meksiko. Menurut seorang peneliti yang bekerja untuk program perlindungan iguana di Meksiko, tindakan memindahkan lebih dari 100 ekor iguana dari Nayarit sama saja dengan membantu kepunahan iguana. (Reuters/joe)

China Dekati RI

Posted: 27 Apr 2012 10:29 PM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com -- Asia, terutama Asia Timur, merupakan kawan yang penuh dengan vitalitas di dunia. China ingin bergandengan tangan dengan Indonesia untuk mendorong kemajuan, perdamaian, dan kemakmuran Asia, serta membangun orde politik ekonomi global yang lebih adil dan rasional.

Demikian salah satu pokok pikiran petinggi Partai Komunis China (PKC), Li Changchun, dalam kuliah umum di depan sivitas akademika Universitas Indonesia di Depok, Jumat (27/4). Dia membawa serta delapan menteri terkait dan politisi teras partai berkuasa dalam kabinet Presiden Hu Jintao.

Li, pria kelahiran Dalian, Provinsi Liaoning, Februari 1944, ini, mengawali karier politik di lingkup PKC pada 1975. Dia pernah menjabat Wali Kota Shenyang, Liaoning, dan Gubernur Liaoning. Kini selain pemimpin tinggi, dia juga kepala propaganda yang mengontrol media dan internet.

China, atau Tiongkok menurut versi terminologi Li, saat ini tercatat sebagai kekuatan ekonomi nomor dua yang amat menentukan di dunia. Sementara Indonesia adalah negara terbesar di kawasan regional ASEAN. Keduanya sesama negara yang berpengaruh besar di kawasan ini.

Menurut Li, kerja sama multidimensi yang diperluas dan diperdalam sesuai kepentingan rakyat kedua negara bermanfaat untuk perdamaian serta kestabilan dan kemakmuran kawasan ini. Kerja sama seperti itu juga bermanfaat untuk persatuan dan kemajuan negara-negara berkembang lain.

"Tiongkok bersedia bersama Indonesia terus-menerus mempererat kerja sama bilateral yang strategis dalam jangka panjang. Ini penting untuk memelihara perdamaian dan kemakmuran Asia, membangun orde politik global yang lebih adil dan rasional," katanya.

Terkait itu, Li mengusulkan empat strategi besar. Pertama, kerja sama untuk memperkuat sikap saling percaya di bidang politik dan memperdalam persahabatan tradisional. Dia menganjurkan konsep mencari persamaan sambil membiarkan adanya perbedaan.

Di China ada sebuah ungkapan "harmoni walau berbeda". Ungkapan itu, menurut Li, sama dengan moto atau prinsip Bhinneka Tunggal Ika di Indonesia. Di China juga ada ungkapan "bersahabat dan saling membantu", sama dengan gotong royong.

Pasar utama

Usulan kedua Li, memperdalam kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan. "Prospek kerja sama kedua negara di bidang ekonomi sangat luas. Pihak Tiongkok akan mendorong perusahaan yang memiliki kekuatan dan reputasi baik untuk berinvestasi di Indonesia dan aktif mengikuti pembangunan enam koridor perekonomian di Indonesia," kata Li.

Kedua pihak sebaiknya saling mendukung dan berusaha memperkuat kerja sama di bidang pertanian, migas, pertambangan, listrik, dan sektor vital lain. Ini supaya kerja sama ekonomi memberikan keuntungan bagi masyarakat.

Ini bertujuan supaya tali perekonomian dan kemitraan strategis terus diperkuat.

Memperkuat pertukaran kebudayaan demi memperkukuh landasan persahabatan kedua negara adalah usulan ketiga Li. Pada 2011, pengunjung di antara kedua negara melampaui satu juta orang. Kedua negara bisa mengadakan "Tahun Persahabatan Tiongkok-Indonesia".

Saran terakhir Li dalam konteks kerja sama bilateral yang strategis ialah meningkatkan komunikasi dan koordinasi serta mempererat kerja sama multilateral. "Tiongkok dan Indonesia mempunyai kepentingan yang sama dan luas dalam urusan regional dan global," katanya.

Li mengatakan, China senang melihat Indonesia memainkan peran dalam urusan regional dan global. China bersedia bersama Indonesia mempererat koordinasi dan kerja sama dalam mekanisme multilateral.

Ada landasan historis panjang, kata Li, yang membuat China dan Indonesia bersahabat dan saling mendukung. "Tiongkok dan Indonesia sesama negara yang mempunyai sejarah panjang dan budaya cemerlang. Candi Borobudur di Indonesia dan Tembok Besar Tiongkok adalah keajaiban kultur kuno di dunia Timur," kata Li.

Pada 132 Masehi, semasa Dinasti Han, Raja Hanshundi pernah menerima utusan dari Jawa. Pada abad IV, biksu Buddha Faxian pernah tinggal dan belajar di Jawa dan Sumatera. Pada zaman modern, kedua negara pernah mengalami agresi dan penjajahan.

"Sejak masuk abad baru, atas perhatian dan dorongan langsung dari pemimpin kedua negara, hubungan bilateral berkembang pesat. Tahun lalu, nilai perdagangan bilateral mencapai lebih dari 60 miliar dollar AS. Tiongkok adalah mitra dagang dan pasar ekspor utama bagi Indonesia," kata Li. (CAL)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan