Jumaat, 29 Julai 2011

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


KBRI Moskow Bantah Adanya Pungutan Liar

Posted: 30 Jul 2011 03:17 AM PDT

LONDON, KOMPAS.com - KBRI Moskow menyayangkan pernyataan Herry Dharmawan, mahasiswa Indonesia yang belajar di Rusia karena pernyataannya menyiratkan KBRI melakukan pungutan liar. KBRI mengaku, semua pungutan dilakukan KBRI Moskow berdasarkan hukum atau peraturan yang berlaku.

"Jumlahnya pun tidak menyimpang dari ketentuan," ujar Konselor KBRI Moskow M. Aji Surya di London, Sabtu (30/7/2011).

Dalam surat pembaca di sebuah media nasional, Rabu (27/7/2011) lalu, Herry Dharmawan, mahasiswa S-2 Gubkin Russian State University of Oil and Gas Moskow, mengeluhkan pendidikan di Rusia yang penuh dengan permainan uang dan KBRI memungut sampai 100 dolar untuk pengurusan stempel copy ijazah.

"Semua diartikan dengan uang, itulah simbol di Rusia. Bila tidak ada uang, jangan harap bisa mendapatkan seperti yang diinginkan," komentar Herry tentang pendidikan di Rusia.

Dia menyebutkan, KBRI Moskow tetap menarik biaya stempel legalisasi fotokopi ijazah dan transkrip meskipun mahasiswa sudah bersusah payah kuliah.

Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Moskow, Dian Wirengjurit, menggarisbawahi bahwa pungutan yang dilakukan KBRI Moskow berdasarkan peraturan tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan PP No 33 Tahun 2002 tentang Tarif dan jenis PNBP pada Departemen Luar Negeri. Jenis PNBP yang dikeluarkan KBRI Moskow ada 41 item terdiri atas lima kategori, sedangkan yang terkait dengan pengurusan dokumen konsuler terdapat delapan item, seperti biaya legalisasi dokumen foto copy sebesar 20 dolar AS , biaya surat pernyataan lahir sebesar 10 pound biaya legalisasi terjemahan (15 dolar), biaya surat keterangan jalan (15 dolar) dan biaya surat keterangan kematian (0 dolar).

Menurutnya, apa yang dilakukan Herry bersifat fitnah dan dikhawatirkan dapat mencemarkan nama baik institusi kedutaan di mata awam yang tidak tahu persoalan. Dalam beberapa hari terakhir, Dubes dan staf mendapatkan pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan surat Herry tersebut.

Menurut catatan KBRI Moskow, Herry Dharmawan sempat ke KBRI pada pertengahan Juli 2011 menanyakan biaya legalisasi dokumen copy dan diberitahukan kepadanya bahwa biaya legalisasi berdasarkan aturan sebesar 20 dolar. Jika dibutuhkan lima legalisasi maka akan dikenakan sebanyak 100 dolar.

Selain itu, Herry bertemu langsung dengan pimpinan KBRI guna meminta uang penerbangan pulang ke Indonesia serta surat rekomendasi kerja. KBRI tidak dapat memberikan biaya penerbangan ($1500) karena memang tidak ada dalam anggaran kedutaan. Sedangkan rekomendasi kerja tidak dikabulkan karena KBRI tidak mengetahui kinerja yang bersangkutan dan karena Herry melakukan faith accomply kepada Dubes dengan kop surat Dubes ilegal.

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by Used Car Search.

180.000 Warga Jepang Diimbau Mengungsi

Posted: 30 Jul 2011 02:45 AM PDT

180.000 Warga Jepang Diimbau Mengungsi

Egidius Patnistik | Sabtu, 30 Juli 2011 | 09:45 WIB

TOKYO, KOMPAS.com — Jepang mengeluarkan imbauan pengungsian bagi lebih dari 180.000 orang di wilayah Niigata tengah dan Fukushima, Jumat (29/7/2011). Imbauan itu menyusul hujan lebat yang memicu banjir yang telah menyebabkan lima orang hilang.

Pemerintah kota Sanjo di Niigata, sekitar 200 kilometer di utara Tokyo, telah mengimbau 104.000 warganya untuk pergi ke pusat-pusat evakuasi banjir. Hujan telah membuat air tergenang sampai setengah meter di beberapa tempat sejak Rabu, kata kantor berita Jiji Press.

"Tidak ada laporan segera mengenai korban luka-luka atau tewas, tetapi kami minta warga kami supaya dievakuasi ke temat-tempat perlindungan yang telah ditentukan secepat mungkin dan tetap bersiaga," kata Ayaka Hoshi, juru bicara kota Sanjo.

Di ibu kota Prefektur Niigata itu, sekitar 72.000 orang telah minta untuk dievakuasi. Di Prefektur Fukushima, yang dekat dengan Niigata, pemerintah kota Tadami telah menyarankan semua warganya yang sebanyak 4.900 orang agar mau dievakuasi, kata Jiji. Dua pria, keduanya berusia 60-an tahun, telah hilang, menurut kantor berita itu.

Polisi di Niigata mengatakan, tiga anggota sebuah keluarga di kota Tokamachi hanyut di sungai. Dua orang ditemukan selamat, tetapi satu korban, yakni wanita berusia 93 tahun, hilang. Dua pria hilang di bagian lain Prefektur Niigata.

Beberapa pejabat meminta Pasukan Bela Diri Jepang untuk mengirim tentara guna ikut dalam pencarian warga yang hilang dan membantu mereka yang terdampar akibat tanah longsor dan banjir, lapor Jiji dan Kyodo News. Lebih dari 70.000 rumah dan bangunan di Prefektur Niigata dan Fukushima mati listrik, dan banyak rumah kebanjiran.

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by Used Car Search.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan