Sabtu, 15 Jun 2013

KOMPAS.com - Nasional

KOMPAS.com - Nasional


Militan Serang Bus Mahasiswa dan Rumah Sakit, 23 Tewas

Posted: 15 Jun 2013 08:05 PM PDT

QUETTA, KOMPAS.com - Sedikitnya 23 orang tewas setelah kelompok militan meledakkan sebuah bus yang mengangkut mahasiswi dan menyerang sebuah rumah sakit, Sabtu (15/6/2013).

Dalam ledakan bus di Quetta, ibu kota Provinsi Baluchistan, sebanyak 12 orang mahasiswi tewas di lokasi kejadian.

Korban luka akibat serangan bom ini kemudian dilarikan ke rumah sakit Bolan Medical Complex. Celakanya, saat para korban dirawat di ruang UGD, sebuah bom lagi meledak, menewaskan 11 orang.

"Bom di rumah sakit menewaskan 11 orang dan melukai 17 orang lainnya," kata juru bicara pasukan paramiliter Korps Perbatasan Pakistan, Abdul Wasey.

Pasukan pemerintah Pakistan kemudian mengepung rumah sakit, sementara anggota kelompok militan bertahan di dalam rumah sakit tersebut.

"Anggota kelompok militan bersembunyi di sejumlah bangsal rumah sakit dan terus menembak. Kami masih mencoba meredam mereka," lanjut Wasey.

Sejauh ini, jumlah anggota kelompok militan yang bersembunyi di rumah sakit belum diketahui.

"Mereka menembaki pasukan kami dan dilaporkan anggota militan menyandera sejumlah pasien rumah sakit," ujar Wasey.

Kejadian ini merupakan insiden besar pertama dalam masa pemerintahan perdana menteri Nawaz Sharif, sekaligus ujian bagi Sharif untuk menangani masalah keamanan pelik seperti ini.

 

Sumber : AFP

Editor : Ervan Hardoko

SBY: Kita Harus Tegas dan Keras Terhadap Perusak Toleransi

Posted: 15 Jun 2013 05:42 PM PDT

DENPASAR.KOMPAS.com - Disela-sela pidato pembukaan Pesta Kesenian Bali (PKB) Ke-35, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyisipkan pesan tentang toleransi.

Presiden SBY dengan tegas menolak segara bentuk kekerasan yang mengatasnamakan agama , kelompok, dan identitas lainnya.

"Bangsa kita harus tegas dan keras kepada siapapun yang merusak kerukunan, persatuan, dan toleransi," ujar SBY saat membaca pidato sambutan pembukaan PKB ke-35 di Taman Budaya Denpasar, Sabtu (15/6/2013) malam.

"Kita dengan tegas menolak kekerasan yang mengatasnamakan agama atau identitas apapun, karena perbuatan itu bukan nilai,karakter bangsa," imbuhnya.

Presiden SBY juga mengingatkan pada pertemuan antar tokoh agama dan adat tahun 2005 lalu yang menyerukan agar tidak ada jarak dan pertentangan antara kaum mayoritas dan minoritas.

Dalam kesempatan ini Presiden SBY ingin mengajak seluruh elemen bangsa untuk mengumandangkan semangat yang sama menjunjung tinggi toleransi.

Editor : Ervan Hardoko

Tiada ulasan:

Catat Ulasan