Isnin, 11 Jun 2012

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Kematian Azaria Chamberlain Dipastikan karena Dingo

Posted: 12 Jun 2012 04:06 AM PDT

DARWIN, KOMPAS.com- Dingo, sejenis anjing liar, diduga kuat adalah penyebab kematian bayi Azaria Chamberlain di tahun 1980. Demikian kesimpulan koroner di negara bagian  Northern Territory, Selasa (12/6/2012).

Dibukanya penyelidikan keempat soal Azaria Chamberlain ini karena di tahun 2000-an, bukti bahwa dingo merupakan binatang berbahaya semakin diterima dan bisa dipercaya.

Di depan sidang yang dipenuhi pengunjung, Koroner Elizabeth Morris mengatakan, seekor dingo menyerang bayi Azaria di Uluru (dulu Ayers Rock), namun kemudian polisi mengatakan bahwa ibu Azaria, Lindy Chamberlain-Creighton lah yang membunuh bayinya sendiri.

Karena itu, Lindy pernah dihukum penjara, sementara suaminya kala itu, Michael, dijatuhi hukuman percobaan. Keduanya kemudian dinyatakan tidak bersalah setelah adanya penyelidikan negara (royal commision) di tahun 1987.

Kasus ini kemudian menjadi terkenal di seluruh dunia setelah dibuat menjadi film dengan judul A Cry in the Dark yang dibintangi artis terkenal Amerika Serikat Merryl Streep.

Setelah keputusan koroner, Lindy Chamberlain-Creighton, ditemani anaknya, Aidan, mengatakan bahwa Australia adalah "negara berbahaya" dan lega bahwa cerita yang disampaikannya akhirnya diterima.

"Kami lega dan senang akhirnya semua hal ini selesai." katanya. "Sekarang tidak lagi Australia bisa mengatakan dingo tidak berbahaya dan tidak akan menyerang bila didekati. Kita tinggal di negeri yang indah, namun berbahaya, dan kami meminta semua warga Australia untuk sadar akan hal tersebut dan berhati-hati." lanjut Lindy lagi.

Aliran sesat

Menurut laporan koresponden Kompas di Australia, L. Sastra Wijaya, kasus ini menjadi bahan perhatian besar di Australia sejak terjadi karena adanya berbagai rumor dan cerita yang menyertai kejadian tersebut.

Pada awalnya, polisi mengatakan bahwa Azaria dibunuh ibunya, Lindy, dengan cara digorok lehernya. Pembunuhan dilakukan karena Lindy dituduh sebagai pengikut sebuah aliran Kristen. Sebab, Lindy dianggap tidak menunjukkan perasaan "sedih" setelah peristiwa tersebut.

Di sisi lain, juga disebutkan bahwa tidak mungkin dingo, sejenis anjing yang dulunya dipelihara manusia, berubah menjadi liar, bisa menyerang manusia.

Keputusan paling akhir ini merupakan penyelidikan keempat mengenai sebab kematian Azaria Chamberlain. Di tahun 1988, Pengadilan Banding negara bagian Northern Territory membatalkan semua hukuman yang dijatuhkan kepada Lindy dan suaminya Michael. Namun dalam penyelidikan di tahun 1995, sebab kematian Azaria dinyatakan sebagai "terbuka" atau tidak diketahui.

Di media massa Australia, cerita mengenai kematian Azaria Chamberlain paling banyak mendapatkan liputan. Kasus ini kemudian juga dikenal sebagai contoh adanya bias dalam pemberitaan dan juga bukti-bukti yang datang dari luar persidangan bisa mempengaruhi hasil persidangan.

Dibukanya penyelidikan keempat soal Azaria Chamberlain ini terjadi karena di tahun 2000-an, bukti bahwa dingo merupakan binatang berbahaya semakin diterima dan bisa dipercaya.  Sekarang, koroner Elizabeth Morris mengatakan "Azaria meninggal di Uluru, pada tanggal 17 Agustus 1980 akibat diserang dan dibawa oleh dingo. " Sastra Wijaya Mobile.

Hugo Chavez Kembali Calonkan Diri

Posted: 12 Jun 2012 03:53 AM PDT

Presiden Venezuela Hugo Chavez kembali mencalonkan diri untuk berlaga dalam pemilihan presiden yang akan digelar pada 7 Oktober mendatang.

Chavez mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum di Caracas diantar puluhan ribu pendukungnya dalam aksi jalanan terbesar sejak Chavez didiagnosa mengidap kanker setahun lalu.  Chavez yang terlihat sangat sehat, menyanyi dan menari di hadapan pendukungnya dan menjanjikan kemenangan dalam pemilihan presiden.

"Ini adalah tahun yang sulit. Terima kasih Tuhan atas kehidupan ini," kata Chavez.

Penampilan Chavez yang kini berusia 57 tahun memang sudah dijanjikan. Apalagi sejak kembali dari perawatan kesehatan di Kuba, Chavez terbilang jarang tampil di muka publik.  Dia datang menaiki sebuah truk, mengenakan pakaian dengan warna nasional sambil melambaikan tangan ke arah para pendukungnya.

Usai mendaftar, Chavez langsung memberikan pidato untuk para pendukungnya.

"Kami menjadi korban perang psikologi menghadapi orang-orang yang mengumumkan kematian saya saat berada di Kuba," ujar Chavez.

Pada Sabtu (9/6) lalu, Chavez mengatakan berdasarkan tes kesehatan terbaru dia kini dinyatakan sehat dan mampu kembali menjabat untuk enam tahun mendatang.

Bukan musuh

Sementara itu, kandidat oposisi Henrique Capriles dinilai menjadi lawan terkuat Chavez sejak kali pertama dia menduduki jabatan presiden pada 1999. Pada Minggu, Capriles sudah terlebih dahulu mendaftarkan diri sebagai kandidat koalisi 30 partai politik.

Setelah memimpin aksi unjuk rasa di jalanan ibukota Caracas, politisi berusia 39 tahun itu berjanji untuk memberantas kejahatan, menumpas korupsi dan meningkatkan perekonomian.

Capriles, yang pekan lalu mundur dari jabatan Gubernur Negara Bagian Miranda untuk maju ke pemilihan presiden, mengkritik kebijakan Chavez yang berhaluan kiri.  "Saya ingin menjadi presiden untuk seluruh rakyat Venezuela. Saya tak ingin mengecewakan rakyat," kata Capriles.

"Saya bukan musuh siapapun. Saya adalah musuh semua masalah, musuh kekerasan. Saya adalah musuh negara yang pemerintahannya melarang rakyatnya untuk maju," lanjut dia.

Dia menjanjikan untuk mengikuti jejak mantan Presiden Brasil Luis Inacio Lula dan Silva yang menawarkan keseimbangan antara program sosial dan kebijakan pro bisnis.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan