Isnin, 11 Jun 2012

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Krisis air ancam pertumbuhan ekonomi Afrika Selatan

Posted: 11 Jun 2012 08:56 PM PDT

Afrika Selatan (ANTARA News/Heppy)

Pertumbuhan ekonomi, kelanjutan bisnis, keamanan pangan dan energi dan pasokan air minum adalah ancaman saat ini dan meningkat

Berita Terkait

Johannesburg (ANTARA News) - Menteri Urusan Pengairan dan Lingkungan Hidup Afrika Selatan, Edna Molewa, mengatakan negaranya memerlukan cukup banyak air untuk menjamin pembangunan ekonomi.

"Perubahan iklim membuat penanganan sumber air jadi lebih rumit akibat ketidakpastian dan tak bisa diramalkannya pola cuaca. Tantangan politik dan ekonomi yang ditimbulkannya sangat nyata," kata Molewa.

Menteri senior pemerintah tersebut menekankan krisis air adalah ancaman pertumbuhan ekonomi di Afrika Selatan.

Molewa mengatakan kekurangan air mempengaruhi pembangkit listrik yang penting bagi pembangunan ekonomi, dan instalasi pembangkit listrik di negeri itu memerlukan jaminan pasokan air paling banyak.

"Afrika Selatan telah mengalami kekurangan listrik. Ketika listrik padam, negeri itu terhenti. Pembangkit listrik memerlukan air dengan jaminan pasokan paling banyak," kata Molewa, menurut laporan Xinhua.

Menurut perkiraan departemennya, Afrika Selatan akan memerlukan penanaman modal sebanyak 69 miliar dolar AS untuk memperoleh air dalam 10 tahun ke depan bagi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

Sementara itu menurut World Wide Fund for Nature (WWF), air adalah sumber daya alam yang paling tidak diperhatikan di dunia, tapi berpengaruh pada keamanan nasional melalui dampaknya pada pertumbuhan ekonomi, pasokan pangan dan perawatan kesehatan, kata para peneliti.

Berbagai laporan menunjukkan tuntutan akan air yang meningkat dan dampak perubahan iklim akan membuat air jadi semakin langka pada masa depan di banyak negara.

(C003/A011)

Editor: Heppy

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Menlu Rusia akan ke Iran bahas nuklir dan Suriah

Posted: 11 Jun 2012 08:32 PM PDT

Sergei Lavrov (ANTARA/REUTERS)

Rusia bermaksud untuk mengikutsertakan Iran dalam konferensi Suriah...

Berita Terkait

Moskow (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, akan mengunjungi Iran pada Rabu untuk membahas program nuklir negara itu dan situasi di Suriah, demikian menurut Kementerian Luar Negeri Rusia.

Bagian pers kementerian mengatakan, dalam kunjungannya itu, Lavrov akan mengadakan pembicaraan dengan para pejabat Iran tentang persiapan perundingan antara Iran dan enam kekuatan utama dunia yakni Inggris, China, Prancis, Jerman, Rusia dan Amerika Serikat di Moskow mendatang.

Dalam perundingan Baghdad terbaru pada 23-24 Mei, enam negara tersebut mengajukan paket insentif kepada Iran dalam upaya menyelesaikan masalah pengayaan uranium 20 persen, sementara Iran mengumumkan kesiapannya untuk melakukan diskusi lebih lanjut mengenai masalah itu.

Sebelumnya, Ahad, seorang anggota parlemen Iran mengatakan, republik Islam tidak akan pernah menyerah pada tekanan Barat atas program nuklirnya, dan meramalkan pada pembicaraan Moskow "tidak ada hasil positif" karena negara-negara Barat dalam kelompok itu mengancam Iran.

Suriah

Selain itu, dalam kunjungannya ke Iran, Menteri Luar Negeri Rusia juga akan membahas situasi di Timur Tengah dan Afrika Utara, khususnya tentang "proses transformasi di dunia Arab", serta situasi di Suriah dengan para pejabat Iran, kata media lokal.

Pekan lalu, Lavrov mengatakan, Rusia bermaksud untuk mengikutsertakan Iran dalam konferensi Suriah yang diprakarsai Moskow karena negara itu dapat memiliki pengaruh terhadap pemerintah Suriah.

Dalam hal ini, Lavrov menyebut Iran sebagai bagian dari masalah dan bukan bagian dari solusi itu yang tidak memiliki gagasan.

Rusia, katanya, tidak melihat alternatif untuk rencana perdamaian yang ditengahi oleh utusan bersama PBB-Liga Arab Kofi Annan dan menyarankan agar rencana itu harus dibuat lebih "rinci" dan "ditentukan", demikian seperti yang dilaporkan Xinhua.

(H-AK)

Editor: Heppy

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Tiada ulasan:

Catat Ulasan