Rabu, 6 Jun 2012

ANTARA - Hiburan

ANTARA - Hiburan


Ibu Whitney Houston tulis kenangan putrinya

Posted: 06 Jun 2012 04:09 AM PDT

Whitney Houston. (Reuters/Mark Peterson)

"Kami semua menyayangi Whitney."

Berita Terkait

New York (ANTARA News/Reuters) - Ibu Whitney Houston, Cissy Houston yang mantan penyanyi gereja, menulis buku kenangan tentang kehidupan, karier dan kematian putrinya, kata penerbit HarperCollins, Selasa.

Buku memoar yang belum diumumkan judulnya itu akan diterbitkan pada Februari 2012, dan disebut sebagai "sumber resmi kisah hidup dan kematian menakjubkan Whitney Houston". Penyanyi itu meninggal pada Febuari 2012 dalam usia 48 tahun.

"Dengan berbagi kisah kami di buku ini, saya harap dapat memberi para penggemarnya sesuatu yang berharga, sebagaimana kami semua menyayangi Whitney," katanya Cissy Houston.

"Kami masih menerima ribuan surat setiap hari dari penggemar-penggemarnya, dan saya berharap dengan membaca buku ini akan memberikan pemahaman lebih dalam pada kisah nyata putri saya."

Cissy Houston, kini berusia 78, adalah mantan penyanyi latar untuk Aretha Franklin. Ia tidak banyak memberikan keterangan di publik sejak putrinya ditemukan meninggal di bak mandi Hotel Beverly Hills.

Pihak berwenang mengatakan bahwa bintang pop itu meninggal karena tenggelam tanpa sengaja akibat penggunaan kokain dan sakit jantung.
(Uu.G003/B002)

Editor: Priyambodo RH

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Tambal ban gratis korban ranjau paku

Posted: 06 Jun 2012 03:23 AM PDT

Salah seorang anggota Komunitas Semut Orange, Aji, sedang membantu menambal motor korban ranjau paku di Jalan Kyai Haji Hasyim Ashari, Jakarta Pusat, (ANTARAnews/Ansyor)

Sehari paling banyak kita tambal sekitar 20 motor."

Berita Terkait

Jakarta (ANTARA News) -  Ada satu tempat tambal ban unik di Jalan Kyai Haji Hasim Ashari sekitar kawasan Roxy Jakarta Pusat.  

Beda dengan tambal ban biasa, pos yang terletak tidak jauh dari dealer Nissan itu tidak memungut bayaran. Mereka gratis menambal setiap ban sepeda motor yang kempis terkena paku jalanan. Para relawan di tambal ban itu menamakan diri "Komunitas Semut Orange".


Menurut Ketua 'Semut Orange" Johan P. Tuilan (50-an), tambal ban gratis hadir karena melihat banyaknya pengendara motor yang terkena ranjau paku.

"Sehari paling banyak kami tambal sekitar 20 motor," kata Johan yang akrab dipanggil Yossy tersebut.

Nama "Semut Orange" menurut Yossi terilhami dari semut, binatang yang hidup berkoloni dan masing-masing punya tugas yang jelas.

"Selain itu, semut bahasa Inggrisnya 'ant', ini sama dengan visi kami yang 'ANT', singkatan dari action no talk," kata Yossi.  Kata "orange" menurut Yossi digunakan karena mereka berada di Jakarta. "Orange" adalah warna yang digunakan kesebelasan Persija Jakarta.

Sambil menambal ban sepeda motor yang bocor, kepada Antaranews Yossi mengemukakan para anggota "Semut Orange" merupakan mantan anggota Komunitas Sapu Bersih (Saber) yang keluar karena kesetidakpahaman dengan para pengurus lainnya. Saber adalah kelompok relawan yang setiap hari mengumpulkan ranjau paku.


Jika ban dalam yang bocor sudah terlalu parah, "Semut Orange" menyediakan ban dalam seharga Rp25ribu , sama dengan harga yang mereka beli dari toko. 

"Semut Orange" membuka pos tambal ban gratis pukul 06.00-18.00 WIB karena memprioritaskan pekerja dan pengantar anak sekolah.

"Pengennya buka 24 jam tapi karena keterbatasan jumlah anggota dan tenaga jadi cuma pagi sampai sore aja," kata Yossy.

Setiap pagi mereka menyapu paku-paku yang bertebaran di sekitar Harmoni hingga Roxy dengan alat bermagnet yang mereka buat sendiri.


"Kami benar-benar murni ingin membantu masyarakat bukan mengharapkan imbalan," kata Wakil Ketua Semut Orange Sanawi. Dia mengaku keluarganya mendukung kerja sebagai relawan itu. 

Sarnawi mengemukakan dirinya punya pekerjaan sebagai pengawas bangunan namun tetap mengusahakan diri aktif di "Semut Orange". "Kalau Yossi punya warung makan dan kos-kosan."

Mereka mengakui tidak bisa menolak ketika ada warga yang memberi imbalan. "Semut Orange" telah menyediakan kotak uang untuk menampung sumbangan warga selain membuat rekening bank atas nama Komunitas Semut Orange.

"Kami sebisa mungkin berusaha transparan kepada masyarakat," kata Sanawi.

Komunitas ini berdiri sejak 6 Mei dan kini telah beranggotakan 12 orang. Selama sebulan ini sekitar 300 sepeda motor sudah mereka tambal. Yossy mengaku bahagia ketika bisa membantu menambal ban sepeda motor bocor.

Walau telah bersusah payah memberi pelayanan gratis mereka mengaku masih mendapat perlakuan kurang mengenakkan dari warga.

"Mas di sana masih banyak pakunya lho. Kenapa nggak diambil sih," kata Sanawi menirukan komentar warga.

Sanawi mengatakan ranjau paku tidak akan pernah habis karena jumlah tukang tambal ban semakin banyak dan penghasilan mereka ada jika sepeda motor ada yang bocor.

(ans)

Editor: Aditia Maruli

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Tiada ulasan:

Catat Ulasan