Selasa, 11 Januari 2011

ANTARA - Peristiwa

ANTARA - Peristiwa


Jubir: Presiden Ingin Kasus Gayus Dituntaskan

Posted: 11 Jan 2011 06:53 AM PST

Jakarta (ANTARA News) - Juru Bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha mengatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah memerintahkan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) untuk segera menuntaskan pengusutan kasus dugaan mafia pajak yang melibatkan mantan pegawai Ditjen Pajak Gayus Tambunan.

"Khususnya soal Gayus ini, presiden sudah memberikan instruksi kepada pimpinan Polri, kejaksaan dan penegak hukum lainnya, untuk segera menuntaskan," kata Julian ketika ditemui di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa.

Presiden juga meminta aparat penegak hukum tersebut untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang seluk beluk kasus itu.

"Jadi dalam hal ini sikap presiden sudah jelas. Bahwa memang ini harus diusut secara tuntas," katanya.

Julian menegaskan, presiden tidak melihat penanganan kasus Gayus secara personal setelah ada ungkapan bahwa kasus itu melibatkan pihak-pihak lain.

Presiden Yudhoyono, kata Julian, tetap menyerahkan semua pada proses hukum. "Biarkan pengadilan yang akan menyelesaikan atau mengungkapkan apa yang sesungguhnya terjadi," katanya.

Gayus diduga terlibat dalam kasus mafia pajak. Mantan pegawai Ditjen Pajak itu semakin menjadi bahan pemberitaan setelah dia melakukan perjalanan ke berbagai tempat meski telah berstatus tahanan.

Dalam sidang kasus tersebut, Gayus menyatakan ada pihak-pihak yang sengaja mengancam nyawanya dengan mengatur sejumlah peristiwa, termasuk kepergiannya ke Makau, Singapura, dan Malaysia.

"Settingan ini sangat jelas sekali, intinya biar saya mati," katanya di sela-sela persidangannya di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

Seperti diberitakan, Gayus diduga berangkat ke luar negeri pada 24 September 2010 atau saat dirinya masih ditahan di Rumah Tahanan (Rutan) Markas Komando Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.

Sebelumnya Gayus juga meninggalkan tempat tahanannya untuk menyaksikan secara langsung pertandingan tenis internasional di Denpasar, Bali.

Meski demikian, Gayus tidak mau menyebutkan pihak-pihak mana saja yang sengaja mengatur agar dirinya terus dikenai kasus termasuk perjalanan ke luar negeri.

Namun, ia berjanji akan mengungkapkan sejelas-jelasnya terkait keberangkatan ke luar negeri setelah pembacaan vonis terhadap dirinya tersebut terkait kasus mafia pajak.

"Saya nanti akan membeberkan soal keberangkatan ke luar negeri itu," ujarnya.(*)
(T.F008/Z002/R009) 

Full Feed Generated by GetFullRSS.com, sponsored by USA Best Price.

Dubes: India-Indonesia Belum Punya Kesepakatan Nuklir

Posted: 11 Jan 2011 06:45 AM PST

Jakarta (ANTARA News) - India saat ini belum memiliki kesepakatan mengenai pengalihan teknologi nuklir dengan Indonesia, kata Duta Besar India untuk Indonesia Biren Nanda di Jakarta, Selasa.

"Kerja sama energi kedua negara lebih banyak pada ekspor batu bara ke India, meski tidak menutup pada minyak fosil dan minyak kelapa sawit," kata Biren dalam wawancara dengan ANTARA mengenai hubungan bilateral India-Indonesia dan kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke India pada 24-26 Januari nanti.

Bahkan, jelas Biren, ada beberapa perusahaan swasta India yang melakukan pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi di Indonesia.

India sedang mengembangkan energi bersih dan menargetkan produksi pembangkit energi nuklir sebesar 16.000 megawat pada 2015.

"Sekarang kami hanya bisa menciptakan 4.000 megawatt energi nuklir, diharapkan pada 2015 kami bisa mencapai 16.000 megawatt," kata Dubes Biren.

Ia menjelaskan India masih terbatas dalam pembangunan instalasi pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) secara mandiri.

Menurut dia, India masih bergantung dengan energi batu bara, dan terfokus dengan energi bersih yang tidak mengontribusikan pemanasan global, seperti energi matahari, angin, nuklir dan air.

India baru memiliki lebih 20 pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) yang dibangun sendiri.

Dalam hal pembangkit listrik tenaga angin, katanya, India menghasilkan 12.000 megawatt listrik, yang merupakan penghasil terbesar ketiga dunia.

Pada bagian lain Biren menyinggung perdagangan kedua negara yang terus meningkat.

"Terjadi peningkatan 10-20 persen pertumbuhan perdagangan keduanya," tambahnya.

Data-data yang ada pada ANTARA, nilai total perdagangan Indonesia dengan India diperkirakan mencapai 12 miliar dolar AS selama 2010, lebih besar dari 2009 maupun 2008 sebelum terjadi krisis global.

Perkiraan itu dinilai realistis mengingat nilai total perdagangan antara kedua negara sempat menurun sedikit menjadi 9,6 miliar dolar AS pada 2009 akibat krisis global, dan menunjukkan peningkatan bermakna selama 2010.

Menurut data Kementerian Perdagangan, nilai total perdagangan antara Indonesia dan India sepanjang Januari-September 2010 sudah mencapai 9,3 miliar dolar AS.

Selain itu, pelaksanaan perjanjian perdagangan bebas antara ASEAN dan India (ASEAN India Free Trade Agreement/AIFTA) juga sedikit banyak ikut mendorong peningkatan perdagangan antara kedua negara.

Indonesia mulai memberlakukan AIFTA pada 1 Oktober, tapi penggunaan fasilitas preferensi AIFTA sudah cukup banyak.

Menurut data Kementerian Perdagangan nilai Surat Keterangan Asal (SKA) preferensi AIFTA sudah mencapai 120 juta dolar AS.

Ekspor Indonesia ke India, yang jumlah penduduknya mencapai 1,17 miliar dan ekonominya pada 2010 tumbuh 8 persen, cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

"Indonesia mengalami surplus dalam perdagangan dengan India," kata Dubes Biren.

Nilai ekspor Indonesia ke India yang pada 2005 mencapai 2,9 miliar dolar AS naik menjadi 3,4 miliar dolar AS pada 2006, dan bertambah menjadi 4,9 miliar dolar AS pada 2007. Tahun 2008, nilai ekspor Indonesia kembali naik menjadi 7,1 miliar dolar AS dan naik lagi menjadi 7,4 miliar dolar AS pada 2009.

Selama Januari-Agustus 2010, ekspor Indonesia ke India mencapai enam miliar dolar AS atau meningkat 34,7 persen jika dibandingkan periode yang sama 2009.

Surplus perdagangan Indonesia ke India selama kurun waktu itu mencapai 4,6 miliar dolar AS.

Dalam hal ini komoditas ekspor terbesar Indonesia ke India antara lain minyak sayur, minyak sawit mentah, batu bara, biji tembaga, kacang mete, kertas koran, mesin dan elektronik, produk kimia, karet alam, balata, barang dari kaca dan bubur kertas.

Sementara komoditas ekspor terbesar India ke Indonesia antara lain benang nilon, bahan kimia organik, produk besi dan baja, tembaga dimurnikan, serat sintetis, kapas.(*)
(T.KR-IFB/R009)

Full Feed Generated by GetFullRSS.com, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan