Sabtu, 13 Julai 2013

KOMPAS.com - Regional

KOMPAS.com - Regional


Kacang Hijau Mulai Langka di Ambon

Posted: 13 Jul 2013 01:16 AM PDT


AMBON, KOMPAS.com - Kacang hijau yang menjadi salah satu kebutuhan masyarakat, kini sulit ditemukan di Ambon. Menghilangnya salah satu komoditas yang memiliki nilai gizi tinggi ini rupanya karena stok kacang hijau di sejumlah agen habis alias kosong.

Pantauan Kompas.com di pasar Mardika, salah satu pasar tradisional terbesar di Kota Ambon, Sabtu (12/7/2013) siang kelangkaan stok kacang hijau hampir terjadi di seluruh pedagang sembako. Para pedagang mengaku saat ini kacang hijau sangat sulit ditemukan lantaran tidak ada stok di tingkat agen. Di beberapa toko memang masih terlihat kacang hijau yang masih dijual, namun menurut pedagang itu merupakan stok sisa yang didapat dari agen beberapa pekan lalu.

"Sudah beberapa hari ini memang tidak ada barang yang masuk dari Pulau Jawa, makanya di agen juga tidak ada barangnya," kata La Azis, salah satu pedagang di pasar Mardika.

Belum diketahui pasti penyebab menghilangnya kacang hijau di pasar di Ambon. Mereka mengatakan, kacang hijau selama ini disuplai dari Pulau Jawa. Sejumlah pedagang juga mengaku kelangkaan kacang hijau juga dipicu oleh kenaikan harga BBM yang berakibat naiknya harga kacang hijau.

"Selama ini kan kacang hijau didatangkan dari Pulau Jawa, nah saat kenaikan harga BBM itu suplai kacang hijau mulai terganggu. Kita sering ke agen tapi jawab mereka masih kosong, alasannya masalah transportasi dan sebagainya," tutur Budi, pedagang lainnya.

Pantauan di pasar Mardika, harga kacang hijau dijual pedagang Rp 20.000 per kilogram, naik Rp 7.000 dari harga sebelumnya, Rp 13.000 per kilogram. Sementara untuk 1 karung kacang hijau dijual Rp 450.000 atau naik dari harga sebelumnya Rp 350.000.

Warga meminta agar pemerintah dapat mengatasi masalah kelangkaan kacang hijau agar tidak terjadi terus-menerus di Ambon.

"Saya ini penjual roti yang selalu membutuhkan kacang hijau, saya sudah cari kemana-mana tapi kacang hijau memang lagi langkah. Makanya kami berharap pemerintah juga bisa membantu kami agar ketersediaan kacang hijau dapat tetap terjaga dengan baik," harap Mery Luturmas.

Editor : Farid Assifa

94 Napi Tj Gusta Diringkus, 118 Orang Masih Buron

Posted: 13 Jul 2013 01:07 AM PDT


JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 118 orang narapidana dari Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Gusta, Medan, Sumatera Utara, belum tertangkap kembali. Empat orang di antaranya adalah narapidana kasus terorisme.

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan HAM Djoko Suyanto menjelaskan Lapas Tanjung Gusta dihuni 2.599 narapidana padahal kapasitas lapas itu hanya 1.054 narapidana. Dari sebanyak itu, narapidana yang melarikan diri mencapai 212 orang.

"Tertangkap kembali ada 94 orang narapidana, dan 118 orang dalam pengejaran. Di antara yang lari lima orang napi teroris tertangkap dan empat orang masih dalam pengejaran," ucap Djoko dalam jumpa pers usai rapat terbatas di Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Sabtu (13/7/2013).

Djoko menjelaskan penyebab kerusuhan yang terjadi di Lapas Tanjung Gusta pada Kamis (11/7/2013) lalu adalah mati listrik yang berdampak pada macetnya pasokan air bersih mulai dari pagi hingga sore hari.

"Hal ini menimbulkan keresahan dan kemarahan napi hingga melakukan tindakan pembakaran tersebut," ucap Djoko.

Djoko mengungkapkan, selain persoalan listrik dan air,para napi mengeluhkan adanya Peraturan Pemerintah nomor 99 tahun 2012 yang di dalamnya ada mengatur soal pembatasan remisi bagi narapidana kasus korupsi, narkoba, dan terorisme.

Namun Djoko menjelaskan Menteri Hukum dan HAM sudah menjelaskan kepada mereka bahwa semangat dari PP tersebut adalah untuk memberikan efek jera.

Seperti diketahui, ratusan narapidana dan tahanan melarikan diri dari Lapas Tanjung Gusta, Medan, Kamis (11/7/2013) petang. Peristiwa ini bermula saat pasokan listrik dan air ke lapas itu terhenti.

Para napi kemudian melakuan provokasi hingga timbul kerusuhan di dalam lapas yang akhirnya berujung pembakaran di beberapa titik lapas.

Saat situasi kacau inilah, ratusan warga binaan itu menggunakan kesempatan kabur dengan sebelumnya menyandera 15 petugas lapas.

Lima orang tewas dalam kerusuhan itu. Kerusuhan juga akhirnya menyebabkan kerusakan parah pada bangunan Lapas.

Editor : Kistyarini

Tiada ulasan:

Catat Ulasan