Khamis, 4 April 2013

Republika Online

Republika Online


Turis Cina Nomor Satu Habiskan Uang Berlibur ke Luar Negeri

Posted: 04 Apr 2013 08:24 PM PDT

Jumat, 05 April 2013, 10:24 WIB

marketingtochina

Turis Cina hobi berlibur ke luar negeri (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Wisatawan asal Cina adalah wisatawan paling royal di dunia. Badan PBB Organisasi Turisme Dunia (UNWTO) mencatat turis Cina menghabiskan 102 miliar dolar AS atau 78 miliar euro dalam perjalanan ke luar negeri 2012. 

Seperti dilansir AFP, Kamis (4/4), jumlah turis Cina ke negara lain naik signifikan dari 10 juta pada 2000 menjadi 83 juta pada 2012. UNWTO mengatakan dalam pernyataannya, hal ini memungkinkan karena pendapatan warga Cina yang membaik dan dihapusnya larangan bepergian. 

"Pengeluaran oleh turis Cina di luar negeri juga naik hampir delapan kali lipat sejak 2000. Hal ini didukung kurs mata uang Cina yang dihargai," begitu pernyataan UNWTO. 

Sejak 2005, negara yang dijuluki Macan Asia tersebut telah menggeser posisi Jerman, AS, Italia, Jepang, Perancis dan Inggris di sisi pengeluaran perjalanan. 

Di bawah Cina, adalah turis dari Jerman dan AS. Masing-masing menghabiskan uang sekitar 84 miliar dolar AS pada 2012. Di antara negara yang mulai bermunculan, turis Rusia dan Brasil mulai meningkat pengeluarannya. 

Rusia naik dari urutan tujuh menjadi lima dengan kenaikan 32 persen atau 43 miliar. Sedangkan Brazil naik dari posisi 29 ke 12 dengan pengeluaran 22 miliar dolar AS. 

"Pertumbuhan yang mengesankan dari Cina dan Rusia mencerminkan pertumbuhan kelas menengah di pasar turisme. Tentunya akan mengubah peta wisata dunia," kata Sekretaris Jenderal UNWTO Taleb Rifai. 

Reporter : Ani Nursalikah
Redaktur : Citra Listya Rini

Barang siapa yang memerhatikan kepentingan saudaranya, maka Allah akan memperhatikan kepentingannya. Dan barangsiapa yang menutupi kejelekan orang lain maka Allah akan menutupi kejelekannya di hari kiamat. ((HR Bukhari-Muslim))

  Isi Komentar Anda

Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.

Usia Dini Beruban? Bisa Jadi Itu Gejala Anemia

Posted: 04 Apr 2013 07:06 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seringkali, kita menyaksikan perempuan ataupun lelaki berusia muda, sudah beruban. Beragam spekulasi kadang-kadang muncul, seperti faktor genetika, atau sering ganti shampo. Tapi tahukan Anda, munculnya uban di usia dini ternyata juga bisa dipicu oleh gejala anemia.

Anemia umumnya dianggap sebagai kekurangan darah. Seseorang bisa merasakan tiba-tiba kepala pusing, pandangan gelap, dan berkunang-kunang. Namun bukan hanya itu tanda-tanda anemia. Menurut dokter ahli penyakit dalam dari Divisi Hematologi-Onkologi Medis Fakultas Kedokteran UI, Nadia Ayu Mulansari, tanda-tanda anemia bisa muncul tergantung pada jenis penyebab anemia atau penyakit yang mendasarinya.

''Secara umum adalah lemas dan pusing, wajah pucat,'' ujar Nadia belum lama ini. Tanda-tanda lain, kata anggota pengurus besar Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (Pabdi) ini, adalah rambut yang beruban di usia dini. Tanda lainnya adalah sering sariawan dan sulit buang air besar, dan kuku-kuku terlihat rapuh. Tak hanya itu, gejala lainnya dari anemia adalah Pica alias keinginan makan makanan yang aneh, seperti mengunyah es batu atau ingin makan tanah liat.

Penyebab anemia, kata Nadia, secara garis besar bisa dikaji dalam tiga hal. Pertama, karena kehilangan darah, ini kebanyakan terjadi pada perempuan yang sedang menstruasi, usai melahirkan, atau sedang menyusui. Kedua, penyebabnya bisa karena faktor genetik yang menyertai penyakit-penyakit seperti thalasemia, hemoglobinopati, anemia sicle cell.

Penyebab ketiga anemia, kata Nadia, bisa karena adanya penyakit kronik atau keganasan. Misalnya penyakit ginjal, hati, infeksi kronik, penyakit jaringan ikat atau keganasan (kanker).

Tiada ulasan:

Catat Ulasan