Selasa, 19 Mac 2013

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


8 Marinir AS Tewas Saat Latihan Perang

Posted: 20 Mar 2013 03:32 AM PDT

8 Marinir AS Tewas Saat Latihan Perang

Rabu, 20 Maret 2013 | 10:32 WIB

AFP/PORNCHAI KITTIWONGSAKUL

Pasukan Korps Marinir AS ikut serta dalam latihan serangan amfibi yang merupakan bagian dari latihan militer gabungan Cobra Gold 2013 di pangkalan angkatan laut Sattahip, Provinsi Chonburi, Thailand, Kamis (14/2). Latihan tahunan ini diikuti AS, Thailand, Indonesia, Singapura, Jepang, Korea Selatan, dan Malaysia.

TERKAIT:

HAWTHORNE, KOMPAS.com - Sebuah ledakan mortir menewaskan delapan Marinir AS dan melukai lebih dari tujuh orang lainnya dalam latihan perang pegunungan di padan gurun Nevada. Insiden itu mendorong Departemen Pertahanan AS menghentikan sementara penggunaan senjata jenis itu di seluruh dunia sampai sebuah penyelidikan dapat menentukan keselamatan senjata-senjata itu, kata para pejabat AS, Selasa (19/3).

Ledakan tersebut terjadi Senin malam di Hawthorne Army Depot, sebuah fasilitas yang digunakan tentara yang sedang dipersiapkan untuk dikirim luar negeri. Penyelamatan bagai para Marinir terluka menjadi sulit karena keterpencilan lokasi itu, yang disukai karena kondisi geografisnya yang keras yang menyerupai kondisi di Afganistan.

Putaran mortir meledak dalam tabungnya selama latihan, kata Brigadir Jenderal Jim Lukeman dalam konferensi pers di North Carolina, yang merupakan markas Marinir. Dia mengatakan para penyelidik sedang berusaha enentukan penyebab kerusakan tersebut.

Pentagon memperluas penangguhan sementara yang melarang militer menembakkan mortir berukur 60mm sampai ada hasil investigasi. Pentagon sebelumnya menangguhkan penggunaan semua mortir berdaya ledak tinggi dan berpencahayaan yang berasal dari pabrikan yang sama dengan yang ditembakan di Nevada.

Tidak segera jelas apakah terjadi lebih dari satu ledakan, kata seorang pejabat Korps Marinir, yang berbicara dengan syarat anonim karena bukan merupakan pejabat yang berwenang untuk berbicara tentang investigasi yang sedang berlangsung.

Korps Marinir, Selasa pagi, mengatakan bahwa tujuh orang Marinir tewas. Delapan pria berusia di bawah usia 30 dibawa ke Renown Regional Medical Center di Reno. Salah satu dari mereka kemudian meninggal, empat orang berada dalam kondisi serius, dua berada dalam kondisi stabil dan yang lain telah dipulangkan, kata juru bicara Mark Earnest.

Editor :

Egidius Patnistik

Larangan Senapan Serbu Gagal Diundangkan

Posted: 20 Mar 2013 03:21 AM PDT

AS

Larangan Senapan Serbu Gagal Diundangkan

Rabu, 20 Maret 2013 | 10:21 WIB

Poling menunjukan sejumlah warga AS mendukung pelarangan penggunaan senjata serbu di masyarakat.

TERKAIT:

Anggota parlemen AS akan mengesampingkan rencana larangan penggunaan senapan serbu di masyarakat dalam rancangan undang-undang pengendalian senjata di negara itu. Keputusan ini memupuskan harapan publik yang ingin melihat aturan tersebut dimasukkan dalam undang-undang.

Pelarangan penggunaan senapan serbu merupakan salah hal pokok yang diusulkan untuk dilarang pasca kejadian penembakan di sebuah sekolah dasar belum lama ini.

Senator dari kubu Partai Demokrat, Dianne Feinstein mengatakan usulannya tentang pelarangan penggunaan senjata serbu telah diabaikan. Sementara pemimpin Demokrat di Senat, Harry Reid mengatakan usulan itu tidak mendapat cukup suara dukungan.

"Saya sangat menyesali hal ini," kata Senator Feinstein. "Saya telah mencoba melakukan apa yang saya bisa."

Dia mengatakan kedepan kemungkinan akan mengajukan usulan serupa tentang pelarangan senapan serbu ini sama seperti sebelumnya untuk mengubah rancangan undang-undang tentang pengendalian senjata.

Kekuatan Lobi

Namun sejumlah analis meragukan upayanya ini, mereka mengatakan Feinstein membutuhkan dukungan paling tidak 60 dari 100 suara anggota senat yang ada untuk melakukan amandemen tersebut.

Usulan tentang pelarangan penggunaan senjata serbu di AS mencuat setelah peristiwa pembantaian yang menewaskan 26 orang termasuk anak-anak di sebuah sekolah dasar di Newtown, Connecticut pada Desember tahun lalu. Pelaku pembantaian saat itu diketahui melakukan aksinya dengan menggunakan senapan serbu.

Peristiwa itu jugalah yang kemudian mendorong Washington untuk melarang penggunaan senjata model tersebut.

Belakangan rencana pemerintah AS untuk melarang penggunaan senjata serbu ternyata mendapat tentangan dari sebagian kelompok.

Kelompok lobi berpengaruh yang mendukung penggunaan senjata, Asosiasi Senjata Nasional telah melakukan tekanan kepada anggota parlemen untuk melakukan perlawanan terhadap usulan pemerintah AS.

Padahal di dalam jajak pendapat terakhir menunjukkan sebagian besar warga AS setuju terhadap aturan yang melarang penggunaan senjata serbu.

Editor :

Egidius Patnistik

Tiada ulasan:

Catat Ulasan