Ahad, 13 Januari 2013

ANTARA - Peristiwa

ANTARA - Peristiwa


KS salurkan bantuan banjir di Lebak

Posted: 13 Jan 2013 07:13 AM PST

Kami berharap pihak swasta bisa menyalurkan bantuan-bantuan bagi warga yang terkena bencana alam itu,"

Berita Terkait

Lebak (ANTARA News) - PT Krakatau Steel menyalurkan bantuan kepada warga korban banjir di Kabupaten Lebak untuk meringankan beban masyarakat yang terkena musibah bencana alam itu.

"Bantuan itu berupa bahan-bahan pokok," kata Ketua Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Muklis di Rangkasbitung, Minggu.

Menurut dia, bantuan industri besi baja tersebut langsung diserahkan melalui BPBD setempat untuk disalurkan ke daerah para warga korban banjir dan longsor.

Para korban banjir dan longsor tersebar di 23 kecamatan di 86 desa/kelurahan dengan jumlah titik 191 lokasi. Bantuan berupa kebutuhan bahan pokok sangat dinantikan para korban banjir dan longsor.

"Kami sudah menyalurkan bantuan itu kepada masyarakat melalui perwakilan kepala rukun tetangga," katanya.

Ia mengatakan, warga korban bencana alam tersebut terbantu dengan adanya bantuan dari PT Krakatau Steel.

Sebab warga sangat berharap adanya bantuan bahan pokok untuk kebutuhan makan keluarga. Apalagi, seisinya rumah dalam kondisi terendam, termasuk beras.

"Kami berharap pihak swasta bisa menyalurkan bantuan-bantuan bagi warga yang terkena bencana alam itu," ujarnya.

Sementara itu, warga korban banjir di Rangkasbitung mengaku mereka saat ini tidak kelaparan karena banyak bantuan-bantuan berupa makanan, bahan pokok dan selimut.

"Kita selama tiga hari terakhir tidak masak karena disalurkan bantuan nasi bungkus dan bahan pokok," kata Hamid, warga Muara Kebon Kelapa Rangkasbitung.


(KR-MSR/R010)

Editor: Tasrief Tarmizi

COPYRIGHT © 2013

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Masyarakat jangan anti sekolah berorientasi internasional

Posted: 13 Jan 2013 07:00 AM PST

Masyarakat tidak perlu antipati terlebih dahulu terhadap sekolah-sekolah unggulan yang memiliki orientasi Internasional meskipun tidak memakai nama Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional atau Sekolah Bertaraf Internasional (SBI),"

Berita Terkait

Yogyakarta (ANTARA News) - Rektor Universitas Negeri Yogyakarta Rochmat Wahab mengatakan masyarakat tidak perlu antipati dengan sekolah unggulan yang juga memiliki orientasi internasional.

"Masyarakat tidak perlu antipati terlebih dahulu terhadap sekolah-sekolah unggulan yang memiliki orientasi Internasional meskipun tidak memakai nama Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional atau Sekolah Bertaraf Internasional (SBI)," katanya di Yogyakarta, Minggu.

Menurut Wahab pasca dibubarkannya RSBI atau SBI tetap perlu diwujudkan sekolah-sekolah unggulan demi mempersiapkan anak didik menghadapi persaingan global.

Hal itu disebabkan, kata dia, Bangsa Indonesia mau tidak mau akan tetap menghadapi tantangan di kancah internasional karena akan masuk Asean Economic Community (AEC) pada 2015.

"Di era keterbukaan apalagi ke depan kita akan masuk dalam AEC yang tentunya tidak mungkin kita akan menutup diri atau membatasi negara-negara lain masuk dan bersaing di Indonesia juga,"katanya.

Selain itu, kata dia, dengan mutu tinggi atau unggulan diperlukan untuk mewujudkan budaya kompetisi yang sehat di tengah-tengah masyarakat.

"Katanya kita tidak boleh Korupsi Kolusi Nepotisme (KKN), berarti harus kompetisi sehat. Itu berarti membutuhkan kompetensi yang juga membutuhkan pendidikan atau sekolah unggulan yang memadai,`katanya.

Namun demikian, kata dia, sekolah unggulan dengan mutu yang berkualitas tetap memerlukan biaya yang setimpal untuk mewujudkannya.

Sebab, kata dia, sekolah yang menyajikan mutu yang berkualitas tentu juga memerlukan sarana prasarana yang memadai dengan biaya yang setimpal.

"Sekolah yang berkualitas tidak hanya terfokus pada sisi akademis saja tapi juga aspek-aspek lain seperti emosi, sosial serta mental yang memerlukan sarana prasarana serta tenaga pendidik yang memadai yang tentu juga membutuhkan "cost" setimpal,"katanya.

Bahkan, kata dia, sekolah unggulan seharusnya mampu diterapkan di setiap jenjang pendidikan mulai SD hingga SMA.

Sebab apabila pendidikan unggulan baru digencarkan saat di bangku kuliah, kata dia, upaya tersebut sudah sangat terlambat.

"Kalau (sistem pendidikan unggulan) baru di bangku kuliah ya sudah terlambat. Hal itu harus sudah ada sejak SMA bahkan lebih bagus lagi ada di setiap jenjang mulai SD," katanya.

(KR-LQH/H008)

Editor: Tasrief Tarmizi

COPYRIGHT © 2013

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Tiada ulasan:

Catat Ulasan