Ahad, 2 Disember 2012

Republika Online

Republika Online


Truk Macet 200 Km Gara-Gara Hujan Salju di Rusia

Posted: 02 Dec 2012 11:02 PM PST

REPUBLIKA.CO.ID, Hujan salju  mengakibatkan kemacetan parah di salah satu jalur jalan bebas hambatan di Rusia. Hujan memerangkap ribuan kendaraan di wilayah Tver, barat laut Rusia

Sejumlah media melaporkan kemacetan itu mengular  hingga sepanjang 200 km. Meski klaim itu dibantah pejabat setempat yang mengatakan kemacetan sebenarnya hanya sepanjang 20 km.

Seperti dikutip laman bbc.co.uk, parahnya kemacetan membuat aparat setempat  membuka dapur lapangan untuk melayani para pengemudi kendaraan yang terlantar di jalanan. Dapur itu dioperasikan di jalur tol M-10. Tetapi sejumlah sopir yang ditanyai media lokal mengeluhkan, makanan tak pernah mereka terima di tengah rimba kemacetan ini.

Kemacetan sudah berjalan tiga hari dan berangsur mereda sehingga antrian kendaraan mulai berkurang. Kemacetan parah mulai terjadi Jumat (30/12) setelah hujan salju lebat diikuti turunnya guyuran es. "Kalau para sopir sudah bahu-membahu saling bantu tapi ya cuma itu, aparatnya yang bermasalah," protes sopir truk Sergei kepada siaran TV Rossiya 24.

Supir tersebut mengeluhkan tidak ada mobil tanki BBM dan air selama kemacetan. Seorang pengendara lainnya dikutip media lokal mengatakan sepanjang hari Minggu dirinya hanya dapat beringsut sejauh dua kilometer di tengah udara dingin yang menusuk tulang.

Pejabat jalan dan transportasi Rusia mengatakan Minggu tengah malam hambatan yang menghalangi laju kendaraan berhasil disingkirkan sehingga ribuan kendaraan di jalur M-10 kini dapat dikendarai dengan kecepatan 90km/jam.

SKS BP Migas Belum Terima Alokasi Gas Sempra

Posted: 02 Dec 2012 10:59 PM PST

REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta -- Kepala Divisi Humas, Sekuriti, dan Formalitas Satuan Kerja Sementara Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKS BPMigas) Hadi Prasetyo mengaku belum menerima alokasi informasi alokasi gas eks Sempra. "Karenanya soal ekspor saya belum bisa jawab," katanya, Senin (3/12).

Ditekankannya urusan alokasi sebetulnya memang kewenangan pemerintah. Ia mengatakan domain SKS BP Migas, ada pada urusan teknis semata. Meski demikian ia membenarkan bakal ada gas eks Sempra yang akan dijual ke pihak lain. Ini untuk membayar denda BP, karena telat menyalurkan pasokan gas ini. "Cuma belum kelar," ujarnya. Pemenang tender untuk mengalokasikan eks Sempra guna kepentingan ini masih diseleksi.

Sebagaimana diketahui sebelumnya, pemerintah akhirnya menyusun alokasi terkait pengalihan LNG Tangguh yang batal diekspor ke Sempra AS. Awalnya karena harga gas jatuh di AS, pembeli dari Sempra menyetop pasokan gas Tangguh.

Angkanya bahkan menjadi 252 kargo, dengan estimasi 42 kargo setiap tahun. Melalui surat Menteri nomor 8115 pemerintah mengatur alokasi LNG untuk pasar domestik dari 2013 hingga 2018 nanti. Namun tak semua diberi ke domestik. 

Tiada ulasan:

Catat Ulasan