Sabtu, 1 Disember 2012

ANTARA - Hiburan

ANTARA - Hiburan


Sutradara Hanung Bramantyo riset buat film Soekarno

Posted: 01 Dec 2012 05:45 AM PST

Salah satu lukisan Bung Karno. Pada masa mudanya, Bung Karno telah menjalani hukuman pembuangan, di antaranya ke Ende dan Bengkulu oleh Belanda. Bersama Bung Hatta, dia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. "Bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menghargai pahlawannya," demikian sesanti Bung Karno. (istimewa)

... Bung Karno dari masa muda hingga akhir hayat berjuang demi kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajah... "

Berita Terkait

Blitar, Jawa Timur (ANTARA News) - Sutradara muda Hanung Bramantyo melakukan riset dengan mengunjungi lokasi makam dan rumah masa kecil, tempat tinggal mantan presiden pertama Indonesia, Soekarno, di Kota Blitar, Jawa Timur.

Kepada wartawan, Bramantyo, Sabtu, mengatakan kunjungannya kali ini ingin menelusuri langsung tentang sejarah tentang Bung Karno. Ia ingin membuat film perjuangannya, sehingga memang harus datang langsung.

"Bung Karno dari masa muda hingga akhir hayat berjuang demi kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajah. Perjuangan Bung Karno patut dijadikan contoh generasi muda sekarang," katanya mengungkapkan.

Pihaknya berencana memberikan nama film tentang Bung Karno --pahlawan proklamator Indonesia bersama Mohammad Hatta-- itu dengan nama "Indonesia Merdeka". Di film ini akan memberikan pandangan tentang nasionalisme kepada generasi muda.

Menurut dia, hal itu penting. Selama ini, Bung Karno dikenal sebagai simbol. Padahal, Bung Karno mulai masa muda sampai akhir hayatnya penuh dengan perjuangan.

Perjuangannya, lanjut dia, patut dijadikan contoh pada generasi muda. Mereka bisa mengetahui langsung tentang pribadi Bung Karno termasuk mengetahui tentang perjuangannya.

Bramantyo datang ke Blitar dengan sejumlah keluarga Bung Karno, di antaranya Rahmawati Soekarnoputri. Mereka datang ke lokasi makam Bung Karno di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar. Mereka khusyuk berdoa di tempat itu, dipimpin penjaga makam. Setelah itu selesai, mereka menaburkan bunga.

Setelah dari lokasi dan sempat melihat lokasi makam, mereka melanjutkan perjalanan ke lokasi rumah masa kecil Bung Karno di Istana Gebang.

Mereka juga melihat koleksi di rumah yang saat ini sudah berpindah aset itu dari milik keluarga ke Pemkot Blitar tersebut. Di rumah itu banyak benda bersejarah, sehingga bisa menambah referensi tentang pribadi Bung Karno.

Rencananya, film itu akan dibuat awal tahun 2013. Pengambilan gambar akan dilakukan pada Januari 2013 dan rencananya akan diputar bertepatan pada ulang tahun Bung Karno pada Juni 2013. Film itu rencananya juga akan dibagi menjadi dua yaitu tentang "Indonesia Merdeka" dan "Hari-Hari Terakhir". (*)

Editor: Ade Marboen

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

"Jogja Asian Film Festival" kembali digelar

Posted: 01 Dec 2012 12:00 AM PST

Yogyakarta (ANTARA News) - "Jogja Asian Film Festival" (JAFF) ketujuh kembali digelar mulai 1 hingga 5 Desember 2012, di Taman Budaya Yogyakarta dan Empire XXI Cineplex Yogyakarta.

"Jogja-Asian Film Festival (JAFF) adalah festival film utama Asia di Indonesia berfokus pada pengembangan bioskop Asia," kata direktur festival JAFF 2012 Budi Irawanto, Sabtu.

Menurut dia, festival film ini tidak hanya memberikan kontribusi untuk memperkenalkan film Asia kepada publik yang lebih luas di Indonesia, tetapi memberikan ruang bagi sektor  seni, budaya, dan pariwisata.

"Sejak awal, JAFF telah bekerja sama dengan NETPAC (Jaringan untuk Promosi Cinema Asia), sebuah organisasi di seluruh dunia dari 30 negara anggota," katanya.

Ia mengatakan, setiap tahun, JAFF menyajikan beberapa penghargaan untuk film terbaik di Asia seperti Penghargaan Hanoman Emas, Hanoman Perak, Penghargaan NETPAC, Penghargaan blencong dan Penghargaan Geber untuk bioskop Asia.

"Lanskap Asia selalu dinamis dan bersemangat. Konflik etnis kekerasan, bencana alam, kerusuhan sosial atau protes adalah peristiwa berulang di Asia yang membentuk kontur sosial budaya masyarakat Asia," katanya.

"Kita perlu terus-menerus untuk memperbaiki citra Asia untuk menangkap apa yang berubah dalam masyarakat Asia," katanya.
(ANT)

 

Editor: AA Ariwibowo

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Tiada ulasan:

Catat Ulasan