Ahad, 25 November 2012

Republika Online

Republika Online


Begini Nih Cara Pertahankan Ketajaman Otak untuk Manula

Posted: 25 Nov 2012 08:36 PM PST

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Membaca dan menulis ternyata mampu melestarikan keutuhan susunan pada otak orangtua. Kesimpulan itu didapat dari hasil studi baru yang disajikan dalam pertemuan tahunan Radiological Society of North America, Ahad (25/11) kemarin.

Meskipun penelitian terdahulu telah memperlihatkan hubungan antara kegiatan kognitif pada usia senja dan ketajaman mental yang lebih baik, studi baru tersebut meneliti apa dampak kegiatan kognitif pada usia senja yang mungkin ada pada wilayah putih otak, yang terdiri atas serat syaraf, atau axon, yang mengirim informasi ke seluruh otak.

Xinhua
melaporkan, para peneliti menggunakan MRI untuk memeriksa otak 152 orang, yang rata-rata berusia 81 tahun. Para peserta tak menderita dementia atau gangguan kognitif ringan, berdasarkan penilaian klinis terperinci.

Para peneliti meminta peserta membuat peringkat satu sampai lima, seberapa sering mereka ikut dalam daftar kegiatan yang melibatkan mental selama satu tahun belakangan. Di antara kegiatan itu adalah membaca surat kabar dan majalah, menulis surat dan main kartu serta permainan yang menggunakan papan.

Para peneliti tersebut mendapati ada hubungan mencolok antara kegiatan mental yang sering dan keutuhan susunan pada beberapa bidang putih di otak. "Membaca surat kabar, menulis surat, mengunjungi perpustakaan, menghadiri permainan atau ikut bermain, seperti catur atau halma. Semuanya adalah kegiatan sederhana yang dapat memberi sumbangan pada otak yang lebih sehat," kata Konstantinos Arfanakis, Asisten Profesor di Rush University Medical Center di Chicago, di dalam satu pernyataan.

Anak Anda Hiperaktif? Waspadalah!

Posted: 25 Nov 2012 02:14 PM PST

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Mungkin anda pernah bertemu dengan anak yang sangat nakal, sulit diatur, sukar diajari, dan tak bisa diam. Kemungkinan, sang anak menderita attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).

ADHD merupakan penyakit genetik yang jika tak diatasi sejak dini menyebabkan sang anak berpotensi melakukan banyak tindak kriminal saat dewasa nanti. Di Inggris, sebanyak tiga persen anak-anaknya didiagnosis menderita ADHD. Separuh darinya seringkali mengalami gangguan konsentrasi, hiperaktif, dan impulsif setelah dewasa.

Penelitian di Inggris menunjukkan 7-40 persen dari mereka yang terlibat kasus peradilan pidana kemungkinan besar menderita ADHD dan gangguan lain yang serupa, meskipun sebagian kasus ini tak diakui keabsahannya secara resmi.

Para peneliti dari Institut Karolinska mendata sebanyak 25 ribu orang mengidap ADHD di Swedia. Hasil penelitian menunjukkan penderita ADHD berkemungkinan besar melakukan tindak kejahatan. Porsinya 37 persen laki-laki dan 15 persen perempuan.

Studi yang dipublikasikan New England Journal of Medicine menemukan sebanyak 32-41 persen penderita yang meminum obat-obatan khusus ADHD dapat mengurangi perilaku impulsif mereka. Orang itu lebih bisa mengatur hidup mereka.

"Jika mereka (penderita ADHD) menjalani pengobatan teratur, maka 30-40 persen penjahat yang menderita ADHD akan berkurang," kata ahli dari Oxford University, Dr Seena Fazel, dikutip dari The Guardian, Senin (26/11). Ini jelas mengurangi jumlah total kejahatan di masyarakat.

Namun, psikiater dari UK Adult ADHD Network, Prof Philip Asherson, yang tak terlibat dalam penelitian lebih menyarankan mereka yang menderita ADHD melakukan pengobatan dini karena keinginan pribadinya. "Jangan memaksa mereka untuk melakukan pengobatan," ujarnya.

Biaya pengobatan ADHD per bulannya, kata Asherson, berkisar 100-300 poundsterling. Dibandingkan biaya sistem peradilan pidana, maka biaya pengobatan ini jauh lebih mahal.

Temuan di Swedia ini berlaku untuk anak-anak di Inggris dan sebagian besar anak-anak di Eropa Barat. Tingkat ADHD pada anak-anak dan level obat yang diberikan kepada mereka relatif sama.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan