Ahad, 25 November 2012

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Australia Minta Maaf atas Pelecehan di Militer

Posted: 26 Nov 2012 03:31 AM PST

CANBERRA, KOMPAS.com - Pemerintah Australia menyampaikan permintaan maaf di parlemen terhadap korban pelecehan di kalangan militer, Senin (26/11).

Australia juga menyiapkan dana kompensasi atas ratusan korban pemerkosaan dan kekerasan seksual yang dilakukan anggota militer negara itu.

Menteri Pertahanan Stephen Smith juga mengumumkan sebuah satuan kerja independen untuk memeriksa setiap tuduhan yang dimasukkan ke dalam laporan komisi bentukan pemerintah tahun lalu.

Satuan tugas ini akan merujuk setiap kasus ke polisi untuk penyelidikan hukum kriminal, sekaligus menawarkan bantuan akses konseling, kesehatan dan pelayanan lainnya bagi para korban.

"Lelaki dan wanita muda yang mengalami pelecehan seksual, fisik dan mental dari rekan mereka yang tidak dapat diterima dan tidak menggambarkan nilai-nilai modern, keragaman dan toleransi masyarakat Australia,'' kata Smith di parlemen. "Pengalaman pelecehan ini menyebabkan dampak traumatis, serius dan merugikan dalam jangka waktu yang kekal bagi mereka yang mengalaminya.''

Dalam pernyataannya, Smith mengecam para tokoh militer senior yang menjabat posisi penting dan ''menyalahgunakan kepercayaan melalui perilaku mereka, termasuk berpaling seakan-akan buta dalam kasus ini ". "Hari ini mereka anggota Angkatan Bersenjata Australia atau Departemen Pertahanan yang menderita pelecehan seksual atau yang lainnya, atas nama pemerintah saya mengucapkan permohonan maaf,'' katanya. "Anda semestinya tidak mengalami pengalaman pelecehan ini. Sekali lagi, saya meminta maaf.''

Skandal Skype

Dana kompensasi telah disiapkan dengan satuan tugas yang dipimpin oleh mantan Hakim Agung Australia Barat Len Roberts-Smith, untuk memeriksa siapa yang layak untuk mendapatkan dana sebesar 50.000 dolar Australia.

Kebijakan ini dikeluarkan menyusul laporan independen yang dipicu oleh insiden yang disebut skandal 'Skype' tahun 2011, saat cuplikan video lelaki tentara muda berhubungan seksual dengan seorang rekan perempuannya tersiar tanpa sepengetahuan mereka.

Laporan ini juga membeberkan 24 tuduhan pemerkosaan yang tidak pernah disidangkan, diantara lebih dari 1.000 klaim pelecehan seksual dan kekerasan lainnya dari tahun 1950-an hingga saat ini, melibatkan baik lelaki dan perempuan.

Termasuk klaim pemerkosaan, yang dikatakan ''berasal dari tahun 1950-an hingga awal 1980-an, banyak anak lelaki berusia 13,14, 15 dan 16 tahun di angkatan bersenjata yang mengalami pelecehan termasuk pelecehan seksual serius dan kekerasan fisik''.

Pada 1960-an, anak lelaki termuda yang direkrut masuk ke dalam Angkatan Laut berusia 13 tahun, sementara anak berusia 15 tahun diterima di Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara hingga awal 1980-an.

Batas minimum saat ini adalah 17 tahun.

Laporan ini juga menyoroti upacara inisiasi brutal dan digambarkan kebudayaan dalam militer yang menutupinya, gagal untuk menghukum pelaku dan kekerasan terhadap korban yang mengeluh.

Smith mengatakan Departemen Pertahanan akan menanggung kerugian finansial dari setiap kompensasi, dengan para pejabat pemerintah dan militer ''berkomitmen untuk nol toleransi di masa mendatang''.

"Mengungkapkan masa lalu dan bertanggung jawab atas itu, hanyalah langkah awal,'' katanya. "Kami harus menjamin bahwa pelecehan serupa tidak akan bisa ditoleransi lagi. Angkatan Bersenjata Australia, Departemen Pertahanan dan para pemimpinnya berkomitmen untuk mengubah dan mengambil aksi untuk melindungi lelaki dan perempuan muda dalam asuhan mereka.''

Panglima Angkatan Bersenjata Australia David Hurley, berjanji setiap petugas militer yang ditemukan bersalah melakukan pelecehan akan dibawa ke pengadilan, dia dijadwalkan untuk memberikan pernyataan terpisah Senin (26/11).

 

Editor :

Egidius Patnistik

13 Orang Tewas Usai Minum Obat Batuk Beracun

Posted: 26 Nov 2012 03:02 AM PST

13 Orang Tewas Usai Minum Obat Batuk Beracun

Senin, 26 November 2012 | 11:02 WIB

ISLAMABAD, KOMPAS.com Sedikitnya 13 orang tewas dan beberapa orang lainnya dalam kondisi kritis setelah meminum sirup obat batuk yang ternyata beracun di Lahore, Pakistan timur, dua hari belakangan, kata polisi setempat, Minggu (25/11/2012).

Polisi menyatakan, lebih dari 20 pecandu narkotika meminum obat batuk buatan lokal agar bisa "melayang" pada Sabtu malam, tetapi mereka malah jadi sakit beberapa menit setelah mengonsumsi obat itu.

Lima orang tewas seketika di lokasi kejadian dan sisanya dilarikan ke rumah sakit Mayo, yang dikelola pemerintah. Para dokter rumah sakit itu mengatakan, obat tersebut palsu dan racunnya menimbulkan kerusakan pada organ dalam tubuh korban.

Minggu larut malam, delapan orang lagi meninggal satu per satu dan sisanya, tujuh hingga 10 pasien, dalam kondisi kritis, kata beberapa sumber di rumah sakit.

Obat itu berharga 40 rupee (Rp 4.000) dan tersedia di banyak toko obat di kota tersebut.

Shahbaz Sharif, Kepala Menteri Punjab, telah memperoleh keterangan tentang masalah itu dan menginstruksikan polisi agar menutup perusahaan pabrik obat tersebut serta toko-toko obat yang menjualnya. Ia juga membentuk komite penyelidik, serta meminta komite itu agar mengajukan laporan dalam waktu 72 jam.

Para pemilik toko-toko obat itu telah ditangkap dan sampel obat batuk beracun itu dikirim ke laboratorium untuk diuji. Bisnis obat palsu berkembang di negeri itu dan banyak perusahaan farmasi lokal terlibat di dalamnya.

Pada masa lalu, pemerintah telah menangkap beberapa apoteker karena membuat obat di bawah standar. Namun, karena ada celah dalam sistem, tak satu pun dari mereka dihukum.

Sumber :

Ant, Xinhua, Oana

Editor :

Egidius Patnistik

Tiada ulasan:

Catat Ulasan