Isnin, 19 November 2012

ANTARA - Peristiwa

ANTARA - Peristiwa


DIY tetapkan UMK lebih tinggi dari KHL

Posted: 19 Nov 2012 06:51 AM PST

Sri Sultan Hamengku Buwono X (ANTARA)

Upah minimun kabupaten/kota (UMK) di seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) lebih tinggi dari kebutuhan hidup layak (KHL) hasil survei dewan pengupahan kabupaten/kota."

Berita Terkait

Yogyakarta (ANTARA News- Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menetapkan besaran upah minimum kabupaten/kota di wilayah itu pada 2013 lebih tinggi dari survei kebutuhan hidup layak.

"Upah minimun kabupaten/kota (UMK) di seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) lebih tinggi dari kebutuhan hidup layak (KHL) hasil survei dewan pengupahan kabupaten/kota," kata Sultan usai rapat koordinasi dengan bupati dan wali kota, di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia rencananya surat keputusan (SK) Gubernur DIY mengenai penetapan UMK 2013 akan diterbitkan pada 20 November 2012. Hal itu dilakukan karena penetapan UMK paling lambat pada 20 November 2012.

"SK itu diterbitkan setelah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) DIY melakukan koordinasi dengan Biro Hukum Pemerintah DIY," katanya.

Ia mengatakan sebelumnya pemerintah kabupaten/kota telah mengajukan usulan besaran UMK kepada gubernur setelah masing-masing dewan pengupahan melakukan survei KHL.

Kota Yogyakarta menetapkan KHL Rp1.041.846,43 dan mengusulkan UMK Rp981.000, Kabupaten Sleman menetapkan KHL Rp1.024.464,42 dan mengusulkan UMK Rp975.000, Kabupaten Bantul menetapkan KHL Rp965.391,08 dan mengusulkan UMK Rp970.000.

Kabupaten Gunung Kidul menetapkan KHL Rp920.832,09 dan mengusulkan UMK Rp924.000, dan Kabupaten Kulon Progo menetapkan KHL Rp952.596,87 dan mengusulkan UMK Rp 920.000.

Setelah rapat koordinasi, tiga kabupaten bersedia menyampaikan hasil kesepakatan besaran UMK 2013, yakni Kabupaten Sleman mnetapkan UMK sebesar Rp1.026.000, Kabupaten Bantul menetapkan UMK Rp993.000, dan Kabupaten Kulon Progo menetapkan UMK Rp954.000.

Dua wilayah lain yakni Kota Yogyakarta dan Kabupaten Gunung Kidul belum bersedia menyampaikan besaran UMK 2013, tetapi berdasarkan hasil kesepakatan dalam rapat koordinasi UMK di kedua wilayah itu juga lebih tinggi dari survei KHL. (ANT)

Editor: B Kunto Wibisono

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Warga Margajaya Bekasi kosongkan rumah khawatir banjir susulan

Posted: 19 Nov 2012 06:25 AM PST

Mayoritas warga memilih untuk mengosongkan rumahnya meski banjir yang terjadi sejak Minggu (18/11) malam hingga hari ini berangsur surut."

Berita Terkait

Bekasi (ANTARA News) - Ratusan kepala keluarga di Kampung Pangkalan Bambu, Margajaya, Kota Bekasi, Jawa Barat, memilih meninggalkan rumahnya karena khawatir terjadi banjir susulan, Senin.

"Mayoritas warga memilih untuk mengosongkan rumahnya meski banjir yang terjadi sejak Minggu (18/11) malam hingga hari ini berangsur surut," ujar Ketua RT 5, RW 1, Kelurahan Margayaja, Kecamatan Bekasi Selatan, Yadi.

Menurut dia, alasan warga memilih meninggalkan rumah karena mendengar adanya kabar bahwa di wilayah Bogor, Jawa Barat, masih diguyur hujan.

"Biasanya, banjir kiriman dai Bogor akan sampai di Bekasi beberapa jam kemudian," katanya.

Menurut dia, wilayah yang berdekatan lokasi dengan Kali Bekasi itu terendam air kiriman dari Bogor setinggi 2 meter hingga menyisakan endapan lumpur yang merepotkan warga.

"Total warga sebanyak 251 KK. Mereka sudah mengungsi ke lokasi lebih tinggi," katanya.

Sadiman (38), salah satu warga RT5/1 mengaku pasrah dengan rumahnya yang dibangun semi permanen.

"Barang sudah saya selamatkan khususnya yang elektronik dan kasur. Semuanya sudah dititip ke rumah saudara," katanya.

Bapak empat anak ini menaikkan barang-barang berharga miliknya ke posisi yang lebih tinggi agar terhindar dari rendaman air.

"Kalau nggak dinaikin, bisa hanyut barang-barang saya. Saat terjadi banjir, airnya bisa sepinggang saya," ujarnya.

Khawatir air semakin tinggi lagi, Sejumlah warga akhirnya meninggalkan rumah mereka dan mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. (ANT)

Editor: B Kunto Wibisono

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Tiada ulasan:

Catat Ulasan