Isnin, 1 Oktober 2012

Republika Online

Republika Online


Jussy Rizal Ingin Lestarikan Kain Lurik

Posted: 01 Oct 2012 11:19 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sejak kakeknya sakit tahun 2008 Jussy Rizal mulai belajar menenun lurik. Hal ini dia lakukan karena mendapat pesan dari kakeknya Dibyo Sumarto, untuk tetap bisa mempertahankan tenun lurik yang merupakan khas Yogyakarta.

''Ketika sakit kakek berkata bahwa dia belum sempat melihat anak muda mencintai lurik dan berharap suatu saat anak muda bisa tertarik dengan lurik,'' ungkap Pengelola Perusahaan Tenun Lurik Kurnia  Jussy Rizal pada Republika.

Karena itu setelah lulus kuliah dari Fakultas Psikologi UGM, Jussy langsung menggeluti  tenun lurik. Apalagi kakeknya pada tahun 2008 juga meninggal dunia. Sehingga dialah satu-satunya penerus. Karena pamannya yang semula membantu kakeknya sudah mempunyai kesibukan lain.

Jussy yang belajar menenun langsung dengan kakeknya berkeinginan lebih banyak masyarakat yang ikut mempelajari tenun Yogyakarta dan banyak muncul tenun lurik yang diakui sebagai warisan budaya.  Apalagi saat ini satu-satunya industri lurik yang masih hidup sejak tahun 1962 hingga kini hanya Perusahaan Tenun Lurik Kurnia.

Bibit: Hidup Cuma Sekali Saja kok Korupsi

Posted: 01 Oct 2012 11:18 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo menganggap bodoh para koruptor yang telah merusak perjalanan hidup diri sendiri dan masyarakat.

"Hidup cuma satu kali saja kok korupsi. Itu bodoh," kata Bibit dalam bahasa Jawa ketika menjadi pembicara utama dalam seminar yang diadakan Kelompok Diskusi Wartawan (KDW) di Semarang, Selasa.

Bibit dalam berbagai kesempatan menegaskan bahwa dirinya adalah gubernur yang dipilih rakyat, bukan gubernur partai sehingga apa pun yang dilakukan selalu demi kepentingan masyarakat Jawa Tengah.

Menurut dia, paling tidak ada empat "er" yang wajib dimiliki calon pemimpin Jateng, yakni "pinter"(pintar), "bener" (benar), "pener" (tepat), dan "kober" (menyempatkan diri).

Syarat dasar tersebut, kata mantan Pangkostrad itu, untuk menjawab besarnya tantangan Jawa Tengah yang saat ini dihuni sekitar 38,5 juta jiwa.

Kalau calon (gubernur) tidak menguasai geografi, demografi, dan kondisi sosial Jawa Tengah, katanya, visi apa yang mau digagas untuk membangun Jateng.

Menurut dia, sebenarnya Indonesia, termasuk Jawa Tengah, cukup fokus di dua sektor utama, yakni agraris dan maritim karena di kedua sektor inilah bangsa ini memiliki sumber daya dan keunggulan.

"Kalau mau membangun industri pesawat atau mobil, kita sudah tertinggal jauh. Bangunlah industri untuk memodernisasi alat dan mesin pertanian," kata Bibit yang pada Pilgub Jateng 2008 diusung oleh PDI Perjuangan.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan