Isnin, 1 Oktober 2012

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


25 tewas, lebih 100 cedera akibat tabrakan kapal di Hong Kong

Posted: 01 Oct 2012 05:20 PM PDT

Hong Kong (ANTARA News) - Sedikitnya 25 orang tewas, dan lebih dari 100 cedera setelah dua kapal bertabrakkan, Senin malam waktu setempat, di lepas pantai Pulau Lamma di sebelah barat-daya Pulau Hong Kong, kata pemerintah, Selasa.

Kecelakaan itu terjadi di laut Pulau Lamma, sekitar pukul 20.33 waktu setempat Senin.

Satu kapal, yang tenggelam dengan cepat setelah bertabrakkan, dilaporkan membawa 124 penumpang dan awak kapal. Kapal tersebut disewa oleh perusahaan Hong Kong Electric untuk membawa stafnya dan anggota keluarga mereka dalam pelayaran malam hari untuk menyaksikan kembang api di Pelabuhan Victoria.

Satu kapal lagi, yang tidak terbalik, adalah feri rutin yang dioperasikan oleh perusahaan Hong Kong and Kowloon Ferry. Kapal itu juga membawa puluhan penumpang kata media setempat.

Hingga pukul 03.00 waktu setempat Selasa, 123 orang telah dikeluarkan dari laut, 25 di antara mereka tewas, termasuk 17 orang yang dinyatakan meninggal di tempat dan delapan lagi menghembuskan nafas terakhir saat tiba di rumah sakit.

Lebih dari 100 orang cedera, termasuk sembilan orang yang menderita luka serius atau berada dalam kondisi kritis, dikirim ke lima rumah sakit, kata pemerintah di dalam pernyataan yang dikeluarkan Selasa pagi sebagaimana dilaporkan Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakarta.

Upaya pertolongan menghadapi kesulitan pada malam hari akibat rendahnya daya pandang dan banyak penghalang di kapal yang tenggelam. Akibatnya ialah jumlah korban jiwa diperkirakan akan bertambah, kata Wu Jianzhi, pejabat di Departemen Pemadam di kota tersebut.

Wu menambahkan upaya pertolongan direncanakan dilanjutkan sebab masih ada orang yang terjebak di kapal itu atau hilang. (C003)

Editor: B Kunto Wibisono

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Komentar Pembaca

Kirim Komentar

September bulan paling mematikan di Irak dalam dua tahun

Posted: 01 Oct 2012 01:29 PM PDT

Baghdad (ANTARA News) - September merupakan bulan paling mematikan di Irak dalam waktu lebih dari dua tahun, dengan jumlah korban tewas dalam serangan mencapai 365, demikian angka resmi yang disiarkan pemerintah, Senin.

Statistik yang disusun kementerian-kementerian kesehatan, dalam negeri dan pertahanan menunjukkan bahwa 182 warga sipil, 88 polisi dan 95 prajurit tewas dalam serangan-serangan pada September, lapor AFP.

Menurut data itu, 683 orang cedera -- 453 warga sipil, 110 polisi dan 120 prajurit.

Jumlah korban pada September itu merupakan angka tertinggi yang diumumkan pemerintah sejak Agustus 2010, ketika 426 orang tewas dan 838 cedera dalam serangan-serangan.

Kekerasan mematikan dan kemelut politik meningkat di Irak selama beberapa bulan terakhir.

Menurut hitungan AFP yang berdasarkan atas sumber-sumber keamanan dan medis, sepanjang Agustus 278 orang tewas dalam serangan-serangan di Irak.

Serangan-serangan itu berlangsung setelah pemerintah Irak mengumumkan bahwa 325 orang tewas dalam kekerasan di Irak sepanjang Juli, yang menjadikannya sebagai bulan paling mematikan di negara itu dalam waktu hampir dua tahun.

Angka dari pemerintah biasanya lebih rendah daripada yang diberikan oleh sumber-sumber lain, namun jumlah korban pada Juli itu lebih tinggi dibanding dengan data yang dihimpun oleh AFP berdasarkan laporan dari aparat-aparat keamanan dan petugas medis.

Menurut hitungan AFP, sedikitnya 278 orang tewas dan 683 cedera akibat kekerasan di Irak sepanjang Juli, sedikit lebih rendah daripada angka pada Juni.

Senin (23/7) merupakan hari paling mematikan di negara itu dalam waktu dua setengah tahun ini, setelah Al Qaida memperingatkan akan melancarkan serangan-serangan baru dan merebut wilayah.

Sejumlah pejabat mengatakan, sedikitnya 111 orang tewas dan 235 cedera dalam 28 serangan berbeda di 19 kota pada hari itu.

Kekerasan itu menyulut kecaman dari utusan khusus PBB untuk Irak, ketua parlemen negara itu dan Iran, negara tetangga Irak.

Serangan-serangan itu dilakukan sehari setelah gelombang pemboman di Irak yang menewaskan sedikitnya 17 orang dan mencederai hampir 100. Jumlah kematian dalam kekerasan Senin itu merupakan yang tertinggi sejak 8 Desember 2009 ketika 127 orang tewas.

Sepanjang Juni Irak dilanda gelombang serangan yang menewaskan sedikitnya 282 orang, menurut hitungan AFP, sementara data pemerintah menyebutkan jumlah kematian pada bulan itu hanya 131 orang.

Kekerasan di Irak turun dari puncaknya pada 2006 dan 2007, namun serangan-serangan masih terus terjadi. Menurut data pemerintah, 132 orang Irak tewas pada Mei.

Irak dilanda kekerasan yang menewaskan ratusan orang dan kemelut politik sejak pasukan AS menyelesaikan penarikan dari negara itu pada 18 Desember 2011, meninggalkan tanggung jawab keamanan kepada pasukan Irak.

Selain bermasalah dengan Kurdi, pemerintah Irak juga berselisih dengan kelompok Sunni.

Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki (Syiah) sejak Desember mengupayakan penangkapan Wakil Presiden Tareq al-Hashemi atas tuduhan terorisme dan berusaha memecat Deputi Perdana Menteri Saleh al-Mutlak. Keduanya adalah pemimpin Sunni. (M014)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan