Jumaat, 19 Oktober 2012

ANTARA - Berita Terkini

ANTARA - Berita Terkini


Lubuklinggau sediakan tempat pembuangan khusus limbah medis

Posted: 19 Oct 2012 07:15 PM PDT

Ilustrasi - Pencemaran sungai.(FOTO ANTARA)

...rumah sakit, puskesmas, apotik dan klinik kesehatan tidak dapat membuangnya sembarangan...

Berita Terkait

Lubuklinggau (ANTARA News) - Pemerintah Kota Lubuklinggau, Provinsi Sumatera Selatan, saat ini tengah menyediakan dua lokasi pembuangan limbah medis baik cair maupun padat yang berasal dari pusat layanan kesehatan setempat.

"Tempat pembuangan limbah medis tersebut saat ini sudah disediakan di tempat khusus, sehingga rumah sakit, puskesmas, apotik dan klinik kesehatan tidak dapat membuangnya sembarangan. Untuk limbah padat dipusatkan di Puskesmas Megang, Kecamatan Lubuklinggau Utara II dan lembah cair dipusatkan di RSI Siti Aisyah," kata Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kota Lubuklinggau, Johan Imam Sitepu, Sabtu.

Penyediaan tempat khusus pembuangan limbah medis di daerah itu kata dia, bertujuan mencegah tercemarnya lingkungan akibat limbah medis yang dibuang sembarangan terutama limbah cair yang dapat mencemari sungai dan memungkinkan berkembangbiaknya aneka macam jenis penyakit.

Limbah medis yang dikumpulkan pada dua lokasi ini tambah dia, untuk jenis limbah padat akan dimusnahkan dengan menggunakan alat incenerator sedangkan untuk limbah cair akan diolah melalui Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) RSI Siti Aisyah.

Untuk itu pihak pengelola rumah sakit baik milik pemerintah maupun swasta, klinik kesehatan, apotik dan puskesmas diminta memanfaatkan sarana pembuangan limbah yang disediakan pemkot setempat. Jika didapati rumah sakit, klinik kesehatan, penyedian layanan kesehatan lainnya yang membuang limbah sembarangan akan dikenai sanksi peringatan dan jika tidak mengindahkan peringatan maka ijin operasionalnya bisa dicabut.

Sejauh ini kondisi lingkungan terutama lima sungai di daerah tersebut tambah dia, masih dalam kondisi baik, namun beberapa sungai mulai menunjukkan tanda-tanda tercemar seperti air Sungai Mesat yang tercemar tumpukan sampah dan limbah industri rumah tangga.

Sungai Kelingi juga mulai memburuk dengan banyaknya sampah rumah tangga maupun industri rumah tangga dan kotoran manusia, karena sungai ini selain digunakan untuk konsumsi juga digunakan untuk keperluan mencuci, mandi dan kakus.

"Guna mengetahui kondisi air sungai yang ada di Kota Lubuklinggau, kami sudah mengambil sample air dalam lima sungai antara lain Sungai Kelingi, Sungai Malus, Sungai Siteki, Sungai Mesat dan Sungai Keruak, untuk diperiksa pada laboratorium BLH Pemprov Sumsel, mudah-mudahan dalam waktu dekat hasilnya sudah dapat diketahui," katanya.

(Ant)

Editor: Fitri Supratiwi

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Komentar Pembaca

Kirim Komentar

4,6 juta orang di Mali hadapi ancaman rawan pangan

Posted: 19 Oct 2012 07:06 PM PDT

Ilustrasi Mohamed ag Intahel Awey, seorang pengungsi Mali berusia 75 tahun yang menderita penyakit saluran pernapasan, beristirahat di dalam tendanya di Kamp Pengungsi Mbera, Mauritania, sekitar 40km dari perbatasan Mali. (REUTERS/Joe Penney)

Berita Terkait

Jenewa (ANTARA News) - Sebanyak 4,6 juta orang di Mali menghadapi risiko rawan pangan dan 560.000 anak yang berusia di bawah lima tahun terancam gizi buruk akut, kata Program Pangan Dunia (WFP), Jumat.

Survei yang dilakukan bersama oleh WFP dan Sistem Peringatan Dini pada Oktober, mengkonfirmasi bahwa kondisi hidup di bagian utara negeri tersebut telah memburuk.

Harga barang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi lima tahun sebelumnya, sementara penghasilan dan daya beli masyarakat di seluruh bagian negeri itu telah merosot, dan mekanisme penanganan negatif telah disahkan, kata laporan tersebut.

Menurut Juru Bicara WFP Elisabeth Byrs, tantangan yang harus dihadapi adalah menangani masalah pangan dan gizi, serta kebutuhan pengungsi di dalam negeri di Mali, demikian laporan Xinhua.

Ia mengatakan dua operasi darurat yang diluncurkan pada Februari dan Juni telah berhasil menjangkau lebih dari satu juta orang.

Sementara itu ada sebanyak 118.000 orang yang jadi pengungsi di dalam negeri di Mali.

Akibat kondisi keamanan yang rentan, staf PBB di lapangan bekerja dalam kondisi yang sulit, kata Byrs menambahkan.

(C003)

Editor: Heppy

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Komentar Pembaca

Kirim Komentar

Tiada ulasan:

Catat Ulasan