Ahad, 19 Ogos 2012

KOMPAS.com - Nasional

KOMPAS.com - Nasional


Anas: Hanya yang Sanggup dan Berani yang Saling Memaafkan

Posted: 19 Aug 2012 08:28 AM PDT

Anas: Hanya yang Sanggup dan Berani yang Saling Memaafkan

Penulis : Robertus Belarminus | Minggu, 19 Agustus 2012 | 22:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Bermaafan itu hanya bisa dilakukan oleh orang yang sanggup dan berani. Demikian diungkapkan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, saat mengadakan "Open House" di kediamannya, Jalan Teluk Semangka C4 nomor 7 Durensawit, Jakarta Timur. Acara ini sekaligus digunakan sebagai ajang silahturahmi dan bermaaf-maafan pada perayaan Idul Fitri 1433 H.

Anas berharap semua pihak mau bermaaf-maafan dengan sesama. "Bermaafan itu hanya bisa dilakukan oleh orang yang sanggup dan berani. Itu bagian penting untuk menjernihkan persoalan-persoalan yang selalu muncul didalam hubungan manusia," kata Anas, kepada wartawan, Minggu (19/8/2012) di sela-sela acara.

Anas juga menyampaikan bahwa momentum kemerdekaan yang berdekatan dengan Idul Fitri, harus dimaknai dengan spirit kemenangan bersama untuk mewujudkan integritas nasional bangsa. "Idul Fitri kali ini kan berdekatan dengan kemerdekaan, jadi kalau kita sebagai bangsa semakin bersatu, semakin solid, pasti tidak suka konflik," ujar pria asal Blitar tersebut.

Namun ketika ditanya mengenai apakah hari ini dirinya telah mengucap silahturahmi dengan rekan satu partai yang saat ini tersandung masalah korupsi yakni Angie dan Nazaruddin, Anas hanya berkata, "Ah, sampeyan ini."

Dalam acara tersebut, Anas yang didampingi Istrinya Athiyyah Laila, menyambut dan menyalami undangan yang hadir. Beberapa tokoh yang hadir, diantaranya Anggota Komisi I DPR Roy Suryo, Anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat Max Sopacua, dan Jafar Hafsah, serta Menteri Koperasi Syarief Hasan.

Marzuki Alie: Testimoni Itu Kalau Ada Fakta Hukum

Posted: 19 Aug 2012 08:12 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPR Marzuki Alie ikut mengomentari testimoni yang disampaikan mantan Ketua KPK Antasari Azhar terkait Kasus Century. Menurut Marzuki, apa yang disampaikan Antasari bukanlah testimoni lantaran tidak memiliki fakta hukum.

"Disebut testimoni kalau ada fakta hukumnya. Testimoni itu (Antasari) omong kosong, tidak punya dasar, menyampaikan sesuatu yang tidak jelas," kata Marzuki Alie di kediamannya, Kompleks Widya Chandra, Jakarta, Minggu (19/8/2012).

Menurut Marzuki, Presiden sudah menanggapi testimoni tersebut dengan dilengkapi transkrip. Bukti rekaman pun, menurut Marzuki, tersedia. "Ini rekaman ada, transkip jelas. Itu yang ngomong ngaco aja," kata Marzuki dengan nada keras.

Hal serupa dinyatakan anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Syarif Hasan yang ditemui pada kesempatan terpisah. Menurutnya, apa yang dijelaskan oleh Presiden sebagai tanggapan atas testimoni Antasari sudah mengungkapkan kebenaran. Karena itu, ia menilai pernyataan yang disampaikan oleh Antasari sebagai kebohongan.

"Hal itu sudah dijelasi oleh Bapak Presiden dan itu tidak benar, dan memang benar itu bohong ya kan. Itu cari panggung politik saja apalagi mengarah pemilu 2014," ucap Syarif Hasan yang juga menjabat Menteri Koperasi dan UKM.

Syarif menganggap klarifikasi yang diberikan Presiden SBY sudah menjelaskan apa yang terjadi dalam rapat kabinet terbatas di bulan Oktober 2008 yang juga dihadiri tiga pimpinan unsur penegakan hukum, yaitu Kapolri, Jaksa Agung, dan Antasari yang saat itu menjabat Ketua KPK.

Antasari dalam testimoninya di sebuah acara stasiun televisi swasta mengungkapkan rapat tersebut membahas rencana bailout Bank Century. Sementara itu, pihak Istana dalam tanggapannya menerangkan rapat tersebut membahas strategi penanganan krisis keuangan dunia yang terjadi saat itu.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan