Selasa, 17 Julai 2012

ANTARA - Peristiwa

ANTARA - Peristiwa


Presiden: klaim laut China Selatan harus terkelola

Posted: 17 Jul 2012 06:59 AM PDT

Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan permasalahan klaim sejumlah negara di kawasan Laut China Selatan harus terkelola dengan baik sehingga tidak terjadi eskalasi situasi yang mengarah pada perkembangan yang negatif.

"Negara-negara di kawasan itu harus menolong mereka yang saling mengklaim (wilayah-red) agar bisa mengatur perbedaan pendapat diantara mereka dan bisa memelihara suhu kawasan agar tetap rendah," kata Presiden dalam sebuah acara peluncuran jurnal di Jakarta, Selasa.

Kepala Negara menambahkan dalam koridor itulah maka dilakukan kerangka kerja diantara negara-negara anggota ASEAN dengan China untuk menghasilkan tata cara dan kode etika di Laut China Selatan antar negara-negara tersebut.

"Itu akan mendorong kepastian dan membantu stabilitas regional yang memang sangat membutuhkan hal tersebut," kata Presiden.

Sebelumnya dalam keterangan pers, Senin (16/7), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kecewa pertemuan tingkat menteri luar negeri negara-negara ASEAN tidak menghasilkan komunike atau pernyataan bersama tentang Laut China Selatan (LCS).

"Terus terang sebagai salah satu pemimpin negara ASEAN saya kecewa dan prihatin," kata Yudhoyono dalam keterangan kepada wartawan di kantor kepresidenan, Jakarta, Senin.

Pertemuan tingkat menteri itu digelar di Phnom Penh, Kamboja. Hingga Jumat (13/7), para menteri gagal mengeluarkan pernyataan bersama terkait sengketa Laut China Selatan.

Laut China Selatan menjadi wilayah sengketa antara China dan beberapa negara ASEAN, yaitu Filipina, Vietnam, Malaysia dan Brunei Darussalam. Masing-masing negara itu mengklaim kedaulatan mereka atas Laut China Selatan.

Yudhoyono menegaskan, kegagalan menghasilkan pernyataan bersama itu adalah yang pertama kali dalam sejarah ASEAN.

Kegagalan tersebut bisa memperburuk citra asosiasi negara Asia Tenggara itu.

Menurut Yudhoyono, kejadian itu bisa membuat dunia internasional menganggap telah terjadi perpecahan di ASEAN.

"Mestinya, serumit apapun masalah harus selalu ada titik temu," katanya.

Presiden menegaskan, masalah Laut China Selatan pasti akan kembali mencuat ketika para pemimpin negara ASEAN dan negara-negara mitra ASEAN hadir dalam pertemuan puncak pada November 2012 di Kamboja.

Yudhoyono berharap, setiap negara bisa membahas permasalahan itu secara jernih dan damai. Setiap negara harus berorientasi pada pencapaian kesepakatan setiap kali membahas sengketa.

Menurut Yudhoyono, Indonesia akan terus aktif berperan untuk menciptakan perdamaian kawasan.

Hal itu juga yang dilakukan oleh Indonesia ketika menjadi Ketua ASEAN pada 2011. Saat itu, Indonesia bisa memimpin serangkaian diskusi untuk memberikan solusi terhadap permasalahan di Myanmar dan sengketa perbatasan antara Kamboja dan Thailand.
(P008/R010)

Pencurian tali pocong terjadi di Jepara

Posted: 17 Jul 2012 06:56 AM PDT

Ahli waris juga meminta makam dibongkar untuk memastikan yang terjadi pada makam tersebut, sedangkan untuk tindak lanjutnya akan bicarakan dengan ahli waris,"

Berita Terkait

Jepara (ANTARA News) - Pencurian tali pocong dengan cara membongkar makam terjadi di Desa Sukososono, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Selasa.

Kapolres Jepara AKBP Bakharuddin melalui Kapolsek Kedung AKP Suparno, di Jepara, Selasa, membenarkan adanya kasus pencurian tali pocong dengan cara membongkar makam milik almarhum Sutris warga Desa Sukosono, Kecamatan Kedung, yang dimakamkan di pemakaman desa setempat.

"Ahli waris juga meminta makam dibongkar untuk memastikan yang terjadi pada makam tersebut, sedangkan untuk tindak lanjutnya akan bicarakan dengan ahli waris," ujarnya.

Ia mengatakan bahwa kasus tersebut merupakan kasus pencurian.

Sementara itu, Kepala Desa Sukosono, Suwono, mengungkapkan kejadian tersebut diketahui pertama kali pada Selasa pagi ketika keluarga almarhum yang bernama Sutris hendak berziarah ke makam almarhum ayahnya.

Saat itu, kata dia, kondisi makam tidak beraturan serta letak batu nisan juga mengalami pergeseran sehingga menaruh kecurigaan.

Almarhum Sutris dimakamkan pada hari Jumat (13/7) di pemakaman umum di desa setempat.

Suharto yang merupakan keluarga almarhum melaporkan kejadian tersebut kepada pemerintah desa setempat.

"Makam akhirnya dibongkar untuk memastikan kondisi jasad almarhum," ujarnya.

Pembongkaran makam dilakukan mulai pukul 12.00 WIB dengan disaksikan aparat kepolisian dan dokter dari Puskesmas Kedung untuk dilakukan visum.

Setelah dibongkar, akhirnya diketahui bahwa semua tali pocong sudah tidak ada, termasuk tali pengikat kedua tangan jenazah juga hilang.

Kondisi makam yang tidak beraturan, lanjut dia, sempat terlihat beberapa hari sebelumnya. Namun, tidak dihiraukan pihak keluarga.

Aksi pembongkaran makam di desa setempat juga terjadi pada makam lainnya karena sebelumnya sudah ada dua makam yang diduga dibongkar oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

Kedua makam tersebut, yakni makam Gatot Sutanto warga Sukosono yang meninggal pada hari Rabu (23/5) serta Paniman warga Sukosono yang meninggal pada hari Rabu (6/6).

Ia mengaku belum bisa memastikan motif pembongkaran makam tersebut.

"Hanya saja, jika yang diambil tali pocong, biasanya dikaitkan dengan ilmu hitam atau mencari pesugihan," ujarnya.

Sementara itu, makam almarhum Gatot Sutanto dan Paniman tidak dilakukan pembongkaran.

Suharto, ahli waris dari almarhum Sutris mengaku, memutuskan agar makam dibongkar untuk memastikan kondisi yang sebenarnya terjadi.

"Kami tidak ingin agar semuanya jelas dan tidak ada hal-hal yang menimbulkan polemik yang berkepanjangan," ujar Suharto, anak almarhum Sutris.

(KR-AN/D007)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Komentar Pembaca

Kirim Komentar

Tiada ulasan:

Catat Ulasan