Isnin, 16 Julai 2012

ANTARA - Peristiwa

ANTARA - Peristiwa


Presiden apresiasi GP Ansor benteng NKRI

Posted: 16 Jul 2012 07:40 AM PDT

Solo (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengapresiasi dan mengharapkan Gerakan Pemuda Ansor terus mendukung dan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Teruslah menjadi benteng NKRI," kata Presiden Yudhoyono dalam sambutannya pada puncak acara Hari Lahir Ke-78 Gerakan Pemuda Ansor di Stadion Manahan Solo, Jateng, Senin malam.

Presiden mengapresiasi usaha dan dukungan GP Ansor selama ini terhadap NKRI.

Presiden Yudhoyono juga mengharapkan agar GP Ansor juga menjadi pelopor dalam menjalankan ajaran Islam yang menjadi rahmat seluruh alam (rahmatan lil alamin).

Sementara itu, Presiden Yudhoyono yang didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono tiba di tempat acara sekitar pukul 19.20 WIB.

Sekitar 34 ribu anggota GP Ansor yang merupakan organisasi sayap NU memenuhi Stadion Manahan Solo.

Para anggota GP Ansor memeriahkan acara dengan meneriakkan yel-yel yang membuat gemuruh suara di Stadion Manahan.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Yudhoyono juga didampingi para menteri, di antaranya Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Menteri Keuangan Agus Martowardojo, dan Menteri Agama Suryadharma Ali.

Selain itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh dan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng.

Hadir pula Shinta Nuriyah Wahid, istri mantan Presiden (Alm.) Abdurrahman Wahid.

Sementara itu, dalam kesempatan tersebut, Presiden Yudhoyono sekaligus juga meresmikan International Islamic Financial Inclusion Summit (IIFIS) yang pertama.

Presiden dalam kesempatan tersebut juga melakukan peninjauan stan-stan pameran IIFIS.
(M041/D007)

Kader Demokrat minta elite tidak saling menyalahkan

Posted: 16 Jul 2012 07:33 AM PDT

Jika para elite partai terjebak mempertontonkan nuansa konflik di hadapan publik, kami sebagai kader partai sungguh merasa malu karena hal itu justru akan menjadi bahan tertawaan berbagai kalangan di luar Partai Demokrat,"

Berita Terkait

Jakarta (ANTARA News) - Kader Partai Demokrat yang tergabung dalam Aliansi Kepedulian Rakyat untuk Keselamatan Bangsa (AKRAB) meminta para elite partainya tidak mudah terpancing, saling menyalahkan, dan saling mencaci-maki dalam menghadapi isu-isu negatif partai saat ini.

"Jika para elite partai terjebak mempertontonkan nuansa konflik di hadapan publik, kami sebagai kader partai sungguh merasa malu karena hal itu justru akan menjadi bahan tertawaan berbagai kalangan di luar Partai Demokrat," kata Koordinator AKRAB Ruwandi dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin.

Ruwandi bersama dengan Sekretaris AKRAB Ahmad Saifuddin mengatakan, dalam keadaan partai yang sedang menjadi sasaran delegitimasi, hendaknya para kadernya bersatu dan kompak menghadapinya.

Disebutkan, akhir-akhir ini Partai Demokrat sedang menghadapi masalah berat. Menjadi bulan-bulanan isu negatif di media massa setelah beberapa unsur pimpinan partai, seperti Ketua Umum Anas Urbaningrum, Sekretaris Dewan Pembina Andi Mallarangeng, dan belakangan anggota Dewan Pembina Hartati Murdaya, disebut-sebut terkait dengan masalah di KPK.

"Bagi kami, para pimpinan partai tersebut hanya merupakan sasaran antara dari upaya sistematis yang dilakukan untuk mendelegitimasi kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dan sekaligus merupakan upaya untuk mengerdilkan Partai Demokrat menjelang Pemilu 2014," kata Ruwandi.

Terkait dengan penyebutan nama anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Siti Hartati Murdaya, yang dikait-kaitkan dengan masalah dugaan suap di Kabupaten Buol Sulawesi Tengah, AKRAB menyatakan bahwa itu merupakan fitnah dan hendaknya menghormati prinsip praduga tak bersalah.

Ruwandi menyesalkan adanya komentar di berbagai media massa yang dilontarkan kalangan internal partai, yang belum apa-apa sudah buru-buru meminta Hartati Murdaya mundur dari Partai Demokrat.

"Kami juga sangat menyesalkan adanya komentar dari kalangan internal partai, yang buru-buru menyatakan bahwa Partai Demokrat tidak akan memberikan pembelaan terhadap Hartati Murdaya yang sedang menjadi sasaran fitnah terkait masalah dugaan suap di Buol Sulawesi Tengah," katanya.

Ruwandi mengingatkan Hartati Murdaya adalah seorang kader yang sudah banyak berkorban untuk ikut mendirikan dan membesarkan Partai Demokrat. Politik "habis manis sepah dibuang" adalah sikap politik yang tak punya hati nurani serta sikap politik yang tidak bertanggung jawab.

"Kami yakin yang berpotensi menurunkan perolehan suara Partai Demokrat pada Pemilu 2014 bukanlah karena adanya fitnah yang dialamatkan ke pimpinan partai, tetapi kami khawatir justru sikap kerdil dan jiwa picik elite-elite partai yang mudah terpancing isu dan lebih suka mempertontonkan nuansa konflik di depan publiklah yang berpotensi besar untuk menggerus kepercayaan rakyat terhadap Partai Demokrat," katanya.
(T.U002/B/D007)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Komentar Pembaca

Kirim Komentar

Tiada ulasan:

Catat Ulasan