Khamis, 10 Mei 2012

KOMPAS.com - Nasional

KOMPAS.com - Nasional


Status Terakhir Tya: "Bismillahi Tawakaltu"

Posted: 10 May 2012 01:13 PM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com — Aditya Recodianty, pramugari Sky Aviation yang turut serta dalam penerbangan pesawat Sukhoi Superjet 100, sempat mengubah status BlackBerry-nya sebelum pesawat tersebut hilang kontak pada Rabu (9/5/2012).

Ibunda Aditya, Susan (55), mengatakan, putrinya juga memasang fotonya sebelum keberangkatan dengan pesawat naas tersebut. "Ini status terakhir Tya, 'Bismillahi Tawakaltu'," kata Susan saat ditemui Tribunnews.com di kediamannya, Jalan M No 25 RT 02 RW 11, Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (10/5/2012) malam.

Susan mengatakan, foto yang dipasang Tya merupakan foto yang diambil sebelum pesawat lepas landas. Foto itu sempat dikirim ke adik perempuan Tya bernama Icha. "Seluruh keluarga besar memasang foto Tya di BBM," kata Susan.

Sementara itu, Mutia (20) tak menyangka jika tetangganya itu berprofesi sebagai pramugari. Namun, ia mengenal Tya sebagai ibu muda yang cinta kepada anaknya, Nico (2 tahun). Menurut Mutia, Tya merupakan sosok yang cantik dan baik walaupun jarang bersosialisasi dengan tetangga sekitar lantaran kesibukannya.

"Kak Tya cantik. Kalau ketemu aku, senyum. Aku enggak nyangka Kak Tya jadi korban karena aku juga baru tahu Kak Tya pramugari. Setahu aku malah hanya Kak Icha, adiknya Kak Tya yang pramugari di Lion Air. Sempat kaget juga dengarnya tadi," tutur Mutia.

Soal Sukhoi Jatuh, Ini 2 Permintaan Putin ke SBY

Posted: 10 May 2012 11:38 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah berkomunikasi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin terkait musibah jatuhnya pesawat penumpang Sukhoi Superjet 100 buatan Rusia di sekitar lereng Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, Rabu (9/5/2012) sore.

Pada pembicaraan yang berlangsung Kamis (10/5/2012) pukul 22.30 WIB, Presiden Putin menyampaikan dua permintaan kepada Presiden Yudhoyono. "Pertama, Presiden Putin meminta kerja sama dengan Indonesia untuk proses identifikasi forensik terhadap korban musibah tersebut, di mana Rusia juga memiliki ahli-ahli di bidang tersebut," kata Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah kepada para wartawan, Kamis tengah malam.

Presiden Putin juga menawarkan kerja sama untuk mengirimkan pakar yang akan mengidentifikasi reruntuhan pesawat berpenumpang 47 orang tersebut.

Menurut Faiza, Presiden Yudhoyono telah menyetujui dua permintaan tersebut. Bahkan, Kepala Negara telah menghubungi instansi-instansi terkait di Indonesia untuk segera merealisasikan kerja sama tersebut. Kedua kedutaan besar, baik RI maupun Rusia, juga akan dihubungi untuk menindaklanjuti hal tersebut.

"Presiden Yudhoyono meminta agar hal tersebut diinformasikan kepada pihak keluarga korban sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah," kata Faiza.

Pada kesempatan tersebut, kedua kepala negara juga saling menyampaikan dukacita yang mendalam atas musibah ini. Dari 47 penumpang, delapan di antaranya adalah warga Rusia. Sebelumnya, Presiden Yudhoyono telah menginstruksikan agar musibah jatuhnya pesawat dengan nomor penerbangan RA 36801 itu diinvestigasi secara saksama.

Secara terpisah, Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev menyatakan telah membentuk sebuah komisi untuk menyelidiki penyebab musibah tersebut. Komisi ini dipimpin oleh Menteri Industri dan Perdagangan Rusia Yury Slyusar dan beranggotakan para pejabat dari Kementerian Luar Negeri dan United Aircraft Corporation.

SSJ100 adalah pesawat penumpang pertama buatan Rusia sejak Uni Soviet runtuh awal 1990-an. Pesawat ini dilengkapi dengan teknologi canggih fly-by-wire dan dikembangkan bersama dengan beberapa perusahaan dirgantara dari negara barat, seperti Boeing dari Amerika Serikat, Alenia dari Italia, dan Snecma dari Perancis.

Rusia berharap SSJ100 akan membangkitkan lagi industri manufaktur pesawat sipil Rusia. Olga Kayukova, juru bicara United Aircraft Corporation selaku perusahaan induk Sukhoi, mengatakan, pihaknya berencana memproduksi hingga 1.000 unit pesawat SSJ100, yang sebagian besar akan dipasarkan ke luar negeri. Di Indonesia, Sukhoi berharap bisa menjual 42 unit pesawat.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan