Khamis, 10 Mei 2012

ANTARA - Berita Terkini

ANTARA - Berita Terkini


Tim penyelamat Rusia tiba hari ini

Posted: 10 May 2012 06:58 PM PDT

Tim SAR Personel TNI AD mulai mencari lokasi jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 dengan menyisir kawasan Gunung Salak, Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (10/5) (ANTARA/Dhoni Setiawan)

Berita Terkait

Moskow (ANTARA News) - Pemerintah Rusia mengirimkan tim penyelamat untuk ambil bagian dalam pencarian dan operasi penyelamatan korban kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet-100 yang dijadwalkan tiba di Jakarta pada Jumat, kata Juru Bicara Kementerian Urusan Situasi Darurat Rusia Irina Andrianova.

"Berdasarkan keputusan kepemimpinan negara dan koordinasi dengan pihak Indonesia, kementerian mengirimkan tim penolong dan peralatan yang diperlukan, termasuk helikopter, untuk operasi pencarian dan penyelamatan," katanya kepada Kantor Berita Itar-Tass.

Andrianova mencatat bahwa satu pesawat pembawa tim penyelamat beranggotakan 42 orang lepas landas pada Jumat pukul 02.00 waktu Moskow. Tim penyelamat terdiri atas Centrospas, petugas medis, psikolog dan kelompok operasional.

"Semua penolong terlatih dalam mendaki gunung dan telah dilengkapi perlatan yang diperlukan. Mereka akan ambil bagian dalam mencari perekam penerbangan dan dalam pekerjaan lain," kata Andrianova.

Dalam tim itu juga ada pakar dari Kementerian Industri dan Perdagangan Rusia, Komite Aviasi Antarnegara, perusahaan JSC (United Aircraft Corporation) dan Sukhoi Civil Aircrafts.

Menurut dia, setengah jam setelah tiba di Indonesia tim akan siap untuk terbang ke daerah tempat kecelakaan.

Kementerian, lanjut dia, juga akan mengirimkan helikopter Bo-105 untuk membantu operasi pencarian. (H-AK)

Editor: Maryati

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Kecelakaan Sukhoi, silakan tunggu KNKT

Posted: 10 May 2012 06:56 PM PDT

Sukhoi superjet 100 jatuh di tebing Gunung Salak di Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawaa Barat (ist)

Berita Terkait

Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perhubungan meminta semua pihak agar dapat menunggu hasil penelitian dan investigasi yang kini sedang dilakukan oleh tim dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) terkait musibah jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100.

"Kita tidak bisa memprediksi apa yang menjadi faktor terjadinya kecelakaan, kita tunggu saja hasil investigasi KNKT," kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, Herry Bakti S Gumay, dalam keterangan tertulis dari Pusat Komunikasi Publik Kemenhub yang diterima di Jakarta, Jumat.

Ia memaparkan, pihak Rusia yang menerbangkan pesawat Sukhoi itu sudah mendapatkan izin untuk melakukan demo flight atau promosi penerbangan dari Kementerian Luar Negeri, Mabes TNI, dan Kemenhub.

"Tujuan mereka adalah untuk promosi Sukhoi di Indonesia dan dilaksanakan di Bandara Halim Perdana Kusuma dengan mengundang komunitas penerbangan," katanya.

Dirjen Hubud juga menuturkan, pesawat hilang kontak setelah 12 menit terbang yakni dari pukul 14.21 hingga 14.33 dan meminta untuk merendahkan penerbangan dari ketinggian 10.000 kaki menjadi 6.000 kaki kepada ATC (menara pengawas).

Nyatanya,pesawat ditemukan di pegunungan Salak di wilayah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Apabila posisi pesawat masih di atas Bandar Udara Atang Sanjaya Bogor, angka ketinggian tersebut tidak bermasalah dan tetap bisa dilintasi pesawat.

Ia mengungkapkan, pilihan terbang di kawasan Bogor memang sering dilakukan mengingat minimnya penerbangan dan tidak ada penerbangan berjadwal yang melewati wilayah itu kecuali untuk pesawat carter.

Dephub tidak akan campur tangan dengan rencana pembelian pesawat SSJ 100 oleh PT Kartika Airlines sebanyak 30 pesawat dan PT Sky Aviation sebanyak 12 pesawat karena merupakan B to B ("business to business"/ antarpebisnis).

Senada dengan Dirjen Hubud, Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono mengatakan, pembelian pesawat Sukhoi Superjet 100 buatan Rusia oleh sejumlah maskapai penerbangan di Tanah Air masih bersifat bisnis antara maskapai sebagai pembeli dan Sukhoi sebagai penjual.

Pemerintah dalam hal ini Kemenhub, menurut Bambang, tidak mengikuti atau terlibat langsung dalam kesepakatan bisnisnya, seperti antara Kartika Airlines atau Sky Aviation dengan Sukhoi Civil Aircraft Company.
(ANT)

Editor: AA Ariwibowo

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Tiada ulasan:

Catat Ulasan