Rabu, 4 April 2012

ANTARA - Hiburan

ANTARA - Hiburan


Warga Tionghoa Singkawang gelar "cheng beng"

Posted: 04 Apr 2012 02:42 AM PDT

Sejumlah warga Cina melakukan ritual Cheng Beng atau sembahyang kubur di pemakaman warga Cina Kedai Durian Medan Johor, Kota Medan, Sumut, Minggu (27/3). Ritual Cheng Beng merupakan tradisi masyarakat Cina untuk bersembahyang kubur atau berjiarah di makam keluarga yang dilaksanakan setiap tahunnya sesuai penanggalan kalender Imlek sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur. (ANTARA/Septianda Perdana)

... prosesi sembahyang Cheng Beng dimulai dengan menyalakan sepasang lilin dan dupa, kemudian dilanjutkan dengan berlutut dan berdoa.

Berita Terkait

Pontianak (ANTARA News) - Ratusan warga Tionghoa Kota Singkawang menggelar sembahyang "Cheng Beng" atau berziarah ke makam orang tua, keluarga maupun leluhur mereka yang telah wafat untuk mengingat segala jasa-jasa almarhum-almarhumah yang telah wafat.

Liu Jun Liong (46) salah seorang peziarah di komplek pemakaman Tionghoa Pokok Manggis, di Singkawang, Rabu, mengatakan ia dan keluarganya setiap tahun melakukan ziarah ke makam leluhurnya.

"Walaupun di dunia sudah lama tiada, namun orangtua dan leluhur masih hidup di alam sana. Mereka tetap melihat kami yang masih hidup di dunia sehingga sebagai anak wajib memberikan rasa hormat dan bakti kepada orang tua," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Majelis Tao Indonesia (MTI) Kota Singkawang Tjhai Ket Khiong menyatakan, sembahyang "Cheng Beng" merupakan sembahyang wajib bagi seluruh masyarakat Tionghoa untuk mengenang kembali kebajikan dan memberikan penghormatan, baik kepada orangtua maupun para leluhur.

Ia menjelaskan, prosesi sembahyang Cheng Beng dimulai dengan menyalakan sepasang lilin dan dupa, kemudian dilanjutkan dengan berlutut dan berdoa.

Pembacaan doa ditujukan kepada Dewa Bumi (Thu Thi Pak Kung) yang menyatakan bahwa, pihak keluarga sudah datang ke makam leluhur untuk bersembahyang. Setelah itu, barulah bersembahyang di makam leluhur atau orang tua dan memanjatkan doa.

Peziarah yang datang bersembahyang terlebih dahulu sudah membawa aneka perbekalan, diantaranya aneka jenis kue, buah-buahan dan makanan vegetarian, serta tidak ketinggalan membawa kertas sembahyang berwarna emas dan perak untuk menerangi roh leluhur.

"Umumnya doa yang dipanjatkan berupa berkah kesehatan, keselamatan dan keluarga aman sentosa, ada juga yang memanjatkan doa agar dipermudah rejeki dan dilancarkan usahanya, serta mendoakan arwah leluhur agar tenang dan bahagia di alam akhirat dan segera terlahir kembali di alam yang menyenangkan," ujarnya.

Kemudian, setelah melakukan sembahyang para peziarah melakukan sedekah terutama kepada orang yang telah membantu membersihkan makam atau membantu menerangkan jalannya prosesi sembahyang.

Menurut Tjhai Ket Khiong, sembahyang Cheng Beng dari sudut pandang ajaran Tao lebih mengarah pada pernyataan bakti terhadap orang tua.

Dalam budaya warga Tionghoa, ada dua kali sembahyang yang ditujukan bagi keluarga yang telah meninggal, yakni sembahyang bulan tiga yang dikenal Cheng Beng, dan sembahyang di bulan tujuh penanggalan Imlek, yang dikenal Cioko atau Chau Tu atau sembahyang yang ditujukan pada arwah terlantar.
(A057)

Editor: Ella Syafputri

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Museum Nasional Indonesia kolaborasi dengan Google

Posted: 04 Apr 2012 01:32 AM PDT

Undangan mencoba menggunakan aplikasi "Google Art Project" saat peresmian kerjasama Google dengan Museum Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (4/4). (FOTO ANTARA/Fanny Octavianus)

Berita Terkait

Jakarta (ANTARA News) - Museum Nasional Indonesia kini telah resmi berkolaborasi dengan Google, melalui program baru Google yang diberi nama Google Art Project (Proyek Seni Google), yang diresmikan di Museum Nasional Indonesia, Jakarta, Rabu.

Kolaborasi yang diresmikan oleh Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia bidang Kebudayaan, Wiendu Nuryanti, menambah deretan institusi kebudayaan dan seni yang berasal dari 40 negara di seluruh penjuru dunia, dan menampilkan gambar digital dengan resolusi tinggi dari 30.000 karya seni di laman Google Art Project.

"Ada 151 institusi kebudayaan dari seluruh dunia, termasuk Gedung Putih, yang tergabung dalam Google Art Project," kata Country Head Google Indonesia, Rudy Ramawy saat jumpa pers berlangsung.

Sebanyak 100 karya seni dan bersejarah yang dipilih secara acak dari Museum Nasional Indonesia, ditampilkan pada laman Google Art Project, mulai dari koleksi kain-kain tradisional hingga benda peninggalan bersejarah tertua di Indonesia.

"Ini merupakan jejak-jejak penting yang harus ditanam dan dilestarikan, dan saya bangga sekaligus senang Google Art Project kini bermitra dengan Museum Nasional Indonesia," kata Rudy.

Direktur Museum Nasional Indonesia, Drs. Gatot Ghautama mengatakan bahwa pihaknya berharap agar upaya pelestarian peninggalan bersejarah Indonesia dapat lebih kuat lagi.

"Karya-karya seni yang ditampilkan akan dilestarikan secara digital," kata Gatot yang menambahkan bahwa pada saat yang sama Indonesia beserta keragaman sejarah, seni dan budayanya akan dikenal dan dinikmati secara mendunia melalui program ini.
(M048)

Editor: Desy Saputra

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Tiada ulasan:

Catat Ulasan