Khamis, 6 Oktober 2011

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Obama peringatkan Pakistan

Posted: 06 Oct 2011 06:24 PM PDT

Presiden AS Barack Obama (REUTERS/Jonathan Ernst)

Berita Terkait

Video

Washington (ANTARA News) - Presiden AS Barack Obama pada Kamis memperingatkan Pakistan tentang dugaan hubungan dengan beberapa kelompok gerilyawan. Washington tidak akan menerima hubungan jangka panjang jika Pakistan "tidak menyadari" kepentingan AS.

"Tidak ada keraguan bahwa telah ada beberapa koneksi antara militer dan intelijen Pakistan dengan individu tertentu yang kita temukan mengganggu," kata Obama kepada wartawan pada konferensi pers di Gedung Putih.

Obama mengatakan, Pakistan membendung masa depan Afghanistan dengan "memiliki interaksi dengan beberapa karakter buruk" yang mungkin kembali ke kekuasaan setelah penarikan pasukan AS.

"Tapi tidak ada keraguan bahwa kita tidak akan merasa nyaman dengan hubungan strategis jangka panjang dengan Pakistan, jika kita tidak berpikir mereka memperhatikan kepentingan kita juga," katanya.

Baru-baru ini, AS telah meningkatkan upaya menuntut Pakistan agar memutus hubungan dengan kelompok-kelompok militan, termasuk jaringan Haqqani, yang disalahkan atas serangan terhadap kedutaan AS di Afghanistan.

Bulan lalu, Kepala Staf Gabungan AS Mike Mullen menuduh jaringan Haqqani menjadi "benar-benar tangan" dinas intelijen Pakistan, yang memicu tanggapan marah dari Pakistan.

Sengketa terakhir itu telah membuat hubungan kedua negara `ke tingkat rendah baru, yang sudah rusak setelah pasukan khusus AS diam-diam memasuki Pakistan dan membunuh pemimpin Al-Qaida Osama bin Laden tanpa pengetahuan dan izin dari Islamabad.

Tapi Obama mengakui bahwa perang AS melawan Al-Qaida tidak bisa " sukses" tanpa kerja sama dengan Pakistan.
(ANT)
 

Editor: AA Ariwibowo

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Utusan PBB di Lebanon katakan kemungkinan terjadinya serangan

Posted: 06 Oct 2011 05:07 PM PDT

PBB (ANTARA News) - Utusan khusus PBB untuk Lebanon yang berakhir masa jabatannya Kamis mengatakan, pemerintah Lebanon memperingatkan kepadanya tentang kemungkinan ancaman serangan terhadap PBB di negara yang baru-baru ini terjadi penyerangan terhadap badan dunia itu.

"Ada beberapa laporan yang layak dipercaya yang disampaikan kepada kami, dengan PBB, oleh tentara Lebanon itu sendiri mengenai potensi ancaman serangan dalam beberapa pekan terakhir," kata Koordinator Khusus PBB untuk Lebanon Michael Williams dalam konferensi pers perpisahan, lapor Reuters.

Dia tidak memberikan rincian, tapi mengatakan peningkatan keamanan di Lebanon adalah bagian dari peningkatan secara umum keamanan di PBB seluruh dunia sejak serangan bom bunuh diri Agustus pada fasilitas Markas PBB di Abuja, Nigeria, yang menewaskan 23 orang.

Williams juga mengatakan tentang kerentanan bangunan khusus ESCWA PBB (Komite Ekonomi dan Sosial untuk Asia Barat) di Beirut, yang katanya memiliki bagian depan dari kaca.

Jalan-jalan menuju ke gedung ESCWA di Beirut ditutup pada pekan lalu, sebagai langkah-langkah yang bertujuan membantu melindungi fasilitas badan dunia di ibu kota Lebanon itu, kata laporan media Lebanon.

Selain pengeboman di Abuja, para pejabat PBB mengatakan telah ada beberapa serangan baru-baru ini terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB yang dikerahkan di Lebanon selatan, yang dikenal sebagai UNIFIL, yang memantau gencatan senjata mengakhiri perang 2006 antara Israel dengan Hizbullah.

Kelompok gerilyawan Syiah Lebanon Hizbullah, yang didukung oleh Suriah dan Iran, bertempur selama 34 hari yang tidak meyakinkan Israel pada tahun 2006.

PBB sejak itu telah meningkatkan pasukan penjaga perdamaian di Lebanon selatan, yang sebagian besar tetap damai, tetapi tidak ada gerakan ke arah gencatan senjata secara resmi.

UNIFIL seharusnya mencegah aliran senjata ke Sungai Litani Lebanon selatan.

Williams menegaskan tidak jelas berapa banyak senjata yang dimiliki Hizbullah sekarang, meskipun ia mengatakan telah jelas mengumpulkan "persenjataan yang cukup besar." (AK)

Editor: B Kunto Wibisono

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Tiada ulasan:

Catat Ulasan