Sabtu, 11 Jun 2011

ANTARA - Hiburan

ANTARA - Hiburan


Belanga Raksasa Peninggalan Belanda Ditelantarkan

Posted: 11 Jun 2011 06:33 AM PDT

Gorontalo (ANTARA News) - Sebuah belanga raksasa yang diduga merupakan peninggalan kolonial Belanda, dibiarkan telantar begitu saja.

Belanga dari baja itu hanya teronggok begitu saja di kawasan Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR), bukit Pasolo Indah, Desa Hulawa, Kecamatan Sumalata, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo.

"Belanga itu sudah lama sekali ada di sini, menurut cerita merupakan peninggalan Belanda," ujar Simon Tomayaho, salah seorang warga setempat.

Diameter Belanga tersebut hampir dua meter, warga setempat memerkirakan fungsinya tempo dulu untuk melebur emas, ada juga yang menyebutnya digunakan untuk memasak.

"Kalau dipakai untuk memasak, kira-kira bisa untuk merebus daging sapi sebanyak dua ekor," kata dia.

Dia menceritakan pernah suatu ketika, ada seseorang yang berniat hendak membeli belanga raksasa tersebut.

Sebanyak 60 orang lelaki disewa untuk memindahkannya, namun belanga itu hanya mampu digeser sejauh beberapa meter.

Kini Belanga itu dibiarkan begitu saja, permukaannya sudah dipenuhi air bercampur dedaunan dan menjadi sarang nyamuk.

Sebelumnya, Kepala Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Provinsi Gorontalo, I Wayan Muliarsa, mengatakan masih banyak benda bersejarah di Gorontalo yang masih terserak dan tidak terurus.

"Kami tidak punya dana untuk mengurus benda-benda bersejarah itu," kata dia.(*)

(T.KR-SHS/H-KWR)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Warga Belanda Dokumentasikan Kegiatan Veteran

Posted: 11 Jun 2011 05:14 AM PDT

Surabaya (ANTARA News) - Sejumlah warga Belanda akan mendokumentasikan kegiatan 750 veteran saat melaksanakan apel siaga di Taman Surya, Balai Kota, Surabaya pada 13 Juni.

Ketua Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI), Hartoyik, di Surabaya, Sabtu, mengatakan, kegiatan tersebut digelar pada Senin (13/6) pukul 08.00 WIB dengan inspektur upacara Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini.

"Ada yang istimewa dari kegiatan apel veteran kali ini, karena ada beberapa orang dari Belanda yang mendokumentasikan Apel Siaga Veteran 2011," katanya.

Menurut dia, tujuan dari kegiatan warga Belanda itu sebagai bagian dari pembuatan film dokumenter tentang kegiatan para veteran di Indonesia, khususnya Kota Surabaya.

Sebelumnya, beberapa perwakilan Belanda melakukan kunjungan ke kediaman Wali Kota Surabaya pada 24 Maret lalu dan pembuatan film dokumenter ini sebagai tindak lanjut kunjungan tersebut.

Hartoyik menuturkan, pembuatan film dokumenter ini bertujuan untuk mengklarifikasi serta mengumpulkan data dan fakta tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi semasa perang kemerdekaan.

Pihak Belanda saat ini kurang percaya dengan laporan para pemimpin Belanda pada saat itu (perang kemerdekaan).

"Ternyata pada saat itu memang terjadi banyak pelanggaran HAM yang dilakukan oleh pasukan Belanda yang tidak sesuai dengan laporan yang diberikan dan sangat jelas melanggar peraturan perang dunia," ujarnya.

Pria berkacamata ini mencontohkan peristiwa Gerbong Bondowoso-Surabaya yang pada saat itu jelas sekali terjadi pelanggaran HAM selama perjalanan kereta dari Bondowoso menuju Surabaya.

Selain itu, masih banyak pelanggaran-pelanggaran kemanusiaan lain yang dilakukan pasukan Belanda terhadap warga Indonesia.

Oleh karena itu, lanjut dia, film dokumenter yang dibuat perwakilan Belanda ini akan memuat testimoni (kesaksian) dan bukti-bukti sejarah dari para veteran.

Setelah apel akan diadakan dialog antara para veteran dengan perwakilan pihak Belanda di Kantor Veteran Surabaya, Jalan Mastrip Nomor 45 Surabaya.

"Bagi yang ingin lebih tahu tentang peristiwa sejarah perang Kota Surabaya silakan datang, acara ini terbuka untuk umum," katanya.(*)

(T.A052/E011)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full Feed Generated by Get Full RSS, sponsored by USA Best Price.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan