Sabtu, 29 Jun 2013

ANTARA - Peristiwa

ANTARA - Peristiwa


Bambang Hendroyono pimpin Himpunan Alumni IPB secara mufakat

Posted: 29 Jun 2013 07:21 AM PDT

Bogor (ANTARA News) - Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Kementerian Kehutanan, Bambang Hendroyo terpilih menjadi Ketua Himpunan Alumni Institut Pertanian Bogor (HA-IPB) untuk periode 2013-2017. Terpilihnya Bambang  merupakan sejarah baru karena dicapai berdasarkan mufakat.

Terpilihnya Bambang Hendroyono sebagai Ketua Himpunan Alumni IPB dalam Musyawarah Nasional ke-4 yang digelar di Sentul International Convention Center, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu.

Bambang terpilih secara musyarah mufakat antara lima pasangan calon yang setuju untuk mendukung Bambang menjadi ketua.

"Alhamdulillah, pemilihan Ketua Himpunan Alumni IPB tahun ini menjadi sejarah baru, karena proses pemilihan dilaksanakan dengan berpedoman pada anggaran dasar dan anggaran rumah tangga yakni melalui musyawarah mufakat tanpa voting," kata Bambang usai penetapan dirinya sebagai Ketua HA IPB.

Sebelumnya, pemilihan Ketua Himpunan Alumni IPB diikuti oleh lima pasangan calon. Kelima pasangan ini merupakan tokoh nasional yang namanya sudah dikenal di masyarakat dan menduduki jabatan di pemerintahan, BUMN dan sektor usaha lainnya.

Kelima pasangan calon tersebut adalah, Abdul Aziz (Komisaris Para Groups, Staf Khusus KBUMN) berpasangan dengan Arif Satria (Dekan FEMA IPB).

Calon ke dua yakni Bayu Krisnamukti (Wamendag RI), berpasangan dengan Naufal Mahfudz (Direksi LKBN ANTARA).

Disusul Bambang Hendroyono (Dirjen Bina Usaha Kehutanan Kementerian Kehutanan RI) berpasangan dengan Nelly Oswini (Pengusaha/enterpreneur) dan yang ke empat Franky Sibarani (Garuda Food) berpasangan dengan M.Sirod (Pengusaha/enterpreneur).

Bambang terpilih menggantikan ketua terdahulunya periode 2009-2013 Dr Moch Said Didu.

Said Didu mengatakan, melalui Munas ke-4, alumni IPB yang tergabung dalam Himpunan Alumni IPB menyatakan tekad untuk memberikan solusi efektif pembangunan pertanian Indonesia.

"Untuk itu Munas HA IPB diberi tema 'Solusi efektif Pembangunan Pertanian'. Hal ini dimaksudkan agar pembangunan pertanian di Indonesia lebih, maju, kuat, berpihak pada petani dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri," katanya.

Menurut Didu, solusi efektif pembangunan pertanian mampu disampaikan oleh alumni IPB jika Himpunan Alumni IPB lebih solud dan kuat.

"Alumni IPB di masa mendatang harus lebih solid dan kuat karena berkolaborasi positif terhadap kemajuan pertanian Indonesia," katanya.

Pemilihan Ketua HA IPB, dihadiri oleh ratusan lebih alumni IPB yang datang dari seluruh Indonesia.

Mentan minta pemda pertahankan lahan pertanian produktif

Posted: 29 Jun 2013 06:41 AM PDT

Pati (ANTARA News) - Menteri Pertanian Suswono meminta pemerintah daerah (pemda) mempertahankan lahan pertanian produktif agar tidak mudah dialih fungsikan, terutama lahan pertanian yang mendapatkan irigasi teknis.

"Kami mencatat, beberapa daerah bakal mengalami tekanan dalam hal mempertahankan lahan pertanian produktifnya, seperti di Bekasi, Kerawang, Subang serta daerah lain di Tanah Air," ujarnya saat menghadiri pencanangan model percepatan penerapan teknologi tanaman tebu terpadu di Desa Tambaharjo, Kecamatan Pati, Kabupaten Pati, Sabtu.

Ia berharap petani juga tidak mudah mengalihkan lahannya, terutama lahan pertanian irigasi teknis, karena nilainya cukup mahal. Lahan pertanian yang dilengkapi irigasi teknis juga membutuhkan investasi yang cukup besar, terutama dalam pembangunan waduk dan jalur irigasinya.

"Petani harus tetap bersemangat dalam mengolah lahan pertaniannya, karena petani akan tetap membanggakan. Jangan khawatir, negara akan tetap memperhatikan para petani," ujarnya.

Ia berharap pemerintah daerah juga berupaya mempertahankan lahan pertanian produktif tersebut melalui peraturan daerah.

Meski demikian, kata dia, masih ada wilayah yang berpotensi dikembangkan untuk tanaman tebu, seperti di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara.

Hambatan dalam penambahan lahan tanaman tebu sekitar 350.000 hektare, juga berdampak pada revisi target produksi gula tahun 2013 semula 4,9 juta ton diturunkan menjadi 2,82 juta ton.

Sementara target produksi gula pada 2014 juga diturunkan menjadi 3,1 juta ton.

Kebutuhan gula pada 2014 sebanyak 3,1 juta ton, berdasarkan asumsi jumlah penduduk di Tanah Air yang mencapai 240 juta jiwa dan konsumsi gula sekitar 12 kilogram per kapita per tahun.

Sementara kebutuhan gula untuk industri dipenuhi lewat impor gula.

Faktor lain yang mengakibatkan terjadinya penurunan target produksi gula, yakni tidak mulusnya rencana revitalisasi pabrik gula dan pembangunan puluhan pabrik gula baru.

Petani asal Lampung yang ikut hadir dalam pencanangan model percepatan penerapan teknologi tanaman tebu terpadu di Desa Tambaharjo Bambang mengaku luas areal lahan yang bisa ditanami tanaman tebu semakin berkurang.

Pada 2007, katanya, luas lahannya bisa mencapai 9.000 hektare, kini turun hanya 3.600 hektare.

Petani di daerahnya, kata dia, masih kekurangan pupuk bersubsidi, karena yang diterima hanya 20 persen, selebihnya menggunakan pupuk nonsubsidi.

Andi Mapotoba, perwakilan petani asal Sulawesi Selatan, mengakui, masih kekurangan traktor untuk mengolah lahan pertanian serta masih kekurangan stok bibit tanaman tebu unggul.

"Kami berharap, pemerintah bisa membantu sejumlah permasalahan yang dihadapi para petani di daerahnya, terutama kebutuhan traktor dan bibit unggul agar bisa ikut berkontribusi dalam pencapaian target produksi gula nasional," ujarnya.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan