Isnin, 29 April 2013

ANTARA - Hiburan

ANTARA - Hiburan


Banyuwangi lokasi awal tur Slank

Posted: 29 Apr 2013 07:11 AM PDT

Banyuwangi (ANTARA News) - Grup band Slank mengawali "Tur Slank 2013" di Stadion Diponegoro, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (30/4).

"Banyuwangi dalam hitungan kami tergolong risiko tinggi. Kalau besok konser di Banyuwangi aman, insyallah roadshow di kota lainnya akan sukses," kata promotor Husein Al Banna dalam jumpa pers di Pendopo Banyuwangi, Senin sore.

Menurut dia, pihaknya memilih Banyuwangi untuk mengawali konser "Tur Slank 2013" bukan tanpa alasan karena kabupaten di ujung timur Pulau Jawa itu dinilai berpotensi risiko tinggi dalam menggelar konser Slank.

Vokalis Slank, Kaka, mengaku gembira bisa datang kembali ke Banyuwangi dan terakhir kali Slank manggung di Bumi Blambangan itu pada tahun 2006.

"Banyuwangi sangat inspiratif buat Slank. Buktinya lagu kami yang berjudul `Beri Aku Bunga` terinspirasi dari sini," tuturnya dengan didampingi Bimbim, Ivan, dan Bunda Ifet.

Rencananya grup band papan atas yang terdiri dari lima personel itu akan menghibur para slankers (sebutan fans setianya) di Banyuwangi dengan membawakan 20 buah lagu dari keseluruhan albumnya.

Di akhir jumpa pers, panitia menggelar lelang gitar akustik merek Yamaha FX 310 yang dibubuhi tanda tangan para personel Slank dan gitar tersebut laku sebesar Rp7,5 juta. Rencananya hasil lelang itu akan disumbangkan kepada salah satu yayasan yatim piatu di Banyuwangi.

Sebelum jumpa pers, Slank mengunjungi Pondok Pesantren Darussalam Blokagung di Kecamatan Tegalsari dan menghibur ribuan santri dengan menyanyikan tiga buah lagu.

Selain di Banyuwangi, Red Mild Tour Slank 2013 itu akan digelar di kabupaten lainnya di Jawa Timur yakni Kabupaten Ngawi dan Blitar pada Mei mendatang. (FQH)

Festival Seribu Topeng digelar di Malang

Posted: 29 Apr 2013 06:56 AM PDT

Malang (ANTARA News) - Festival Seribu Topeng yang dipadu dengan tarian dengan melibatkan 44 grup berasal dari berbagai sekolah di Kota Malang untuk memperingati Hari Tari Sedunia dan Hari Musik se-Indonesia.

Anggota Panitia Festival Seribu Topeng I Wayan Dasna di Malang, Senin, mengatakan peserta festival 44 grup mulai dari SMP hingga Perguruan Tinggi.

Setiap grup beranggotakan 25 orang penari topeng sehingga jumlah keseluruhan mencapai 1.200 penari topeng.

"Jumlah peserta festival tahun ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya sekitar 700 orang peserta. Hanya saja, dari 44 grup yang tampil ini, nanti yang akan diloloskan sebagai pemenang hanya enam grup," kata I Wayan yang juga Wakil Rektor IV UM di sela acara itu.

Aspek yang dinilai juri, katanya, cukup banyak, di antaranya keserasian gerak, harmonisasi, dan dinamika yang ditampilkan peserta di hadapan juri masing-masing dua menit.

Wali Kota Malang Peni Suparto berharap melalui Festival Seribu Topeng tersebut generasi muda bisa membantu untuk melestarikan kekayaan budaya di Tanah Air.

"Dengan mempelajari dan mendalami tari tradisional ini, generasi muda akan berperan serta dalam melestarikan budaya nusantara," katanya.

Oleh karena itu, kata Peni, festival tari dengan seribu topeng itu bisa menjadi agenda wisata tahunan di Kota Malang. Tari topeng, khususnya Topeng Malangan, lahir dari Malang untuk Indonesia, sehingga harus dilestarikan.

Festival tersebut tidak hanya digelar di area kampus UM, akan tetapi para penari juga diarak dan dipertontonkan kepada masyarakat di sepanjang Jalan Bandung, Simpang Balapan, dan berakhir di Jalan Ijen (depan Perpustakaan Kota Malang).

Juri yang dilibatkan dalam Festival Seribu Topeng itu adalah Suryo Widominarto dari UM, Sumantri (salah seorang tokoh seniman), dan Parsohadi dari Dinas Pariwisata Jatim.

Sebelumnya, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disbudpar) Kota Malang juga menggelar Festival Padang Bulan yang menampilkan berbagai jenis tari tradisional berasal dari sejumlah sanggar tari di Kota Malang.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan