Selasa, 1 Januari 2013

KOMPAS.com - Internasional

KOMPAS.com - Internasional


Pantai Gading Umumkan Hari Berkabung Nasional

Posted: 02 Jan 2013 03:03 AM PST

Pantai Gading Umumkan Hari Berkabung Nasional

Rabu, 2 Januari 2013 | 11:03 WIB

ABIDJAN, KOMPAS.com - Pemerintah Pantai Gading mengumumkan tiga hari berkabung nasional menyusul insiden kematian 61 orang saat perayaan tahun baru di Abidjan.

Insiden terjadi saat ratusan orang berdesak-desakan meninggalkan acara pesta kembang api di stadion Felix Houphouet Boigny, distrik Plateu.

Kebanyakan korban berusia 15 tahun atau lebih muda. Mereka tewas akibat terinjak-injak dan kehabisan nafas.

Presiden Alassane Ouattara menggambarkan insiden ini sebagai tragedi nasional. Penyelidikan dilakukan untuk mengetahui penyebab utama kecelakaan.

Penyebab Kecelakaan

Beragam teori mengemuka terkait penyebab desak-desakan yang terjadi di stadion berkapasitas 65.000 orang tersebut. Sejumlah orang mengatakan adanya kelompok pemuda yang menodongkan pisau untuk merebut telepon seluler pengunjung sebagai penyebab kekacauan di kerumunan massa.

Tetapi ada juga yang menyebutkan bahwa pasukan keamanan bertindak tidak layak untuk mengontrol ribuan orang yang berjalan berdesak-desakan melintasi pusat kota yang menyebabkan banyak orang terluka.

Presiden Ouattara saat mengunjungi korban di dua rumah sakit di Abidjan berjanji semua biaya perawatan akan ditanggung pemerintah.

Pesta kembang api selain diselenggarakan dalam rangka perayaan tahun baru, juga digunakan untuk merayakan perdamaian pasca kerusuhan yang dipicu oleh penolakan mundur mantan Presiden Laurent Gbagbo saat kalah dari Ouattara dalam pemilu 2010 lalu.

Sebelum tragedi perayaan tahun baru, stadion yang diberi nama Felix Houphouet Boigny sesuai dengan nama presiden pendiri Pantai Gading tersebut digunakan sebagai lokasi konser bintang AS Chris Brown.

 

Editor :

Egidius Patnistik

Israel Lancarkan Latihan Perang-Maya bagi Pemuda

Posted: 02 Jan 2013 02:53 AM PST

JERUSALEM, KOMPAS.com - Pemerintah Israel, Senin (31/12) malam, meresmikan program nasional untuk melatih kaum muda berusia 16 dan 18 tahun bagi perang maya di masa depan di militer dan dinas intelijen. Peluncuran program itu tak lepas dari ancaman yang meningkat dari Iran.

"Ancaman serangan di dunia maya terhadap Israel datang dari Iran dan anasir lain," kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam sebuah pernyataan pada upacara peresmian di Kota Pantai Ashkelon. "Sistem penting kita menjadi sasaran serangan, dan ini akan meningkat saat kita memasuki era digital. Kita akan meningkatkan kemampuan kita guna menanggulangi semua ancaman ini dan membangun sistem pertahanan digital Iron Dome," katanya. Iron Dome merupakan sistem pertahanan rudal yang digunakan Angkatan Udara Israel.

Biro Maya Nasional Israel (INCB), lembaga yang didirikan Netanyahu awal tahun lalu, mengoperasikan program kemampuan tiga-tahun, yang dirancang untuk mengembangkan keahlian dalam bidang sibernetika dan komputer di kalangan murid sekolah menengah yang menonjol dari masyarakat miskin. "Program itu diciptakan dengan prinsip dasar bahwa Israel memiliki modal manusia berkualitas tinggi dan pengertian bahwa pengembangannya akan memenuhi kebutuhan keamanan dan mendorong pertumbuhan ekonomi dan sosial," kata pernyataan tersebut. Ia menambahkan, militer, dinas keamanan dan Kementerian Pendidikan mendukung proyek itu.

Keamanan dunia maya telah menjadi prioritas nasional di Israel dalam beberapa tahun belakangan, dan sumber daya penting ditanam pada perlindungan jaringan komputer militer serta sipil negeri tersebut yang digunakan dalam produksi energi serta pabrik.

Dalam satu wawancara langka yang disiarkan Desember lalu di harian Yediot Aharonot, Shin Bet (dinas keamanan Israel), mengungkapkan satuan dunia maya SIGINT telah menggagalkan "sejumlah serangan Iran terhadap jaringan komputer strategis negeri itu selama tiga tahun belakangan". Dengan "meningkatnya ancaman semacam itu", program perang dunia maya bagi pemuda adalah yang paling akhir dari serangkaian gagasan yang bertujuan menempatkan dan merekrut apa yang disebut oleh militer sebagai "pejuang dunia maya".

Dalam menghadapi kekurangan mereka akan sumber daya manusia, para perekrut di bidang militer, telah dikerahkan untuk mencari peretas muda di kalangan masyarakat Yahudi di seluruh dunia yang punya potensi menjadi ahli perang dunia maya. Tujuan kegiatan tersebut ialah untuk membujuk peretas muda itu mengisi posisi yang menggiurkan di sektor swasta dan pindah ke Israel, demikian lapor Yediot Aharonot pada November.

"Sudah jelas bahwa permintaan besar bagi para prajurit di bidang ini hanya masalah waktu. Itulah sebabnya mengapa kita mencari solusi, tidak hanya di sini tapi di luar negeri," kata seorang perwira senior kepada harian itu.

 

Sumber :

Ant, Xinhua, Oana

Editor :

Egidius Patnistik

Tiada ulasan:

Catat Ulasan