Jumaat, 16 November 2012

ANTARA - Peristiwa

ANTARA - Peristiwa


Anjloknya Argo Anggrek karena bantalan rel rusak

Posted: 16 Nov 2012 07:16 AM PST

ilustrasi kereta api (FOTO ANTARA/R. Rekotomo)

Anjloknya KA Argo Anggrek di Brebes karena bantalan yang rusak akibat dalam jarak tertentu tergilas kereta api,"

Berita Terkait

Brebes (ANTARA News) - Wakil Kepala Stasiun Kereta Api Tegal, Hari Supriono menyatakan peristiwa anjloknya Kerata Api Argo Anggrek di perlintasan Desa Pebatan, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, pada Jumat sore karena kondisi bantalan rel sudah rusak.

"Anjloknya KA Argo Anggrek di Brebes karena bantalan yang rusak akibat dalam jarak tertentu tergilas kereta api," katanya di Brebes, Jumat.

Ia mengatakan bahwa saat ini, PT KAI telah mengerahkan petugas dan mendatangkan alat berat berasal dari Tegal dan Daop III Cirebon untuk mengevakuasi empat gerbong yang anjlok tersebut.

"Evakuasi gerbong yang anjlok dipercepat sebagai upaya menormalkan kembali perjalanan KA mengingat kondisi di jalur lintasan padat masih dilayani dengan rel tunggal (single track)," katanya.

Menurut dia, berdasarkan informasi dari petugas di lokasi kejadian, jumlah gerbong KA yang anjlok sebanyak empat unit yang terdiri atas tiga gerbong penumpang dan pembangkit.

"Akan tetapi, yang jelas pada peristiwa itu tidak ada korban jiwa karena posisi gerbong yang yang anjlok tidak menyulitkan. Posisi gerbong yang anjlok tidak tegrguling melainkan tetap berdiri dan masih berada dekat letak rel," katanya.

Ia mengatakan bahwa akibat anjolknya KA Argo Anggrek ini telah mengganggu jadwal keberagkatan sejumlah kereta api, seperti KA Cirebon Ekspres (Cirek).

Bahkan, para penumpang KA Cirek yang sudah membeli tiket di Stasiun Tegal, terpaksa harus diangkut dengan menggunakan bus menuju Stasiun Tanjung untuk melanjutkan perjalanan ke Jakarta.

"Puluhan penumpang terpaksa kami angkut dengan menggunakan bus menuju Stasiun Tanjung untuk melanjutkan perjalanan ke Jakarta dengan menumpang KA Cirebon Ekspres," katanya.
(ANT)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Kadin imbau petani hindari penggunaan pupuk kimia

Posted: 16 Nov 2012 07:08 AM PST

Arosuka, Sumbar (ANTARA News) - Ketua Kamar Dagang Industri (Kadin) Kabupaten Solok, Sumatera Barat, Syafrizal Ben mengajak petani sayur di daerah itu agar menghindari pemakaian pupuk kimia dalam mengolah pertanian.

"Kami harapkan kepada petani mulai saat ini memanfaatkan pupuk organik, karena pemakaian pupuk organik akan menghasilkan sayuran yang sehat bagi tubuh manusia," katanya di Arosuka, Jumat.

Menurut dia, saat ini permintaan pasar terhadap sayur yang terbebas dari pestisida semakin besar karena pembeli khawatir efek samping terhadap kesehatan dari hasil pertanian yang memakai pupuk kimia.

"Saat ini kita sudah mengetahui tentang hal tersebut, dan sudah saatnya pula petani menggalakkan pemakaian pupuk organik," ujarnya.

Syafrizal Ben menambahkan, umumnya hasil pertanian Kabupaten Solok dipasarkan ke Provinsi Riau, dan saat ini pembeli sudah sangat selektif dengan hal itu.

"Jadi jika kita tidak mengikuti kebutuhan pasar, kita akan tertinggal, dan bisa jadi nantinya tidak terjual," ujarnya.

Dia juga mengharapkan Dinas Pertanian setempat intensif menyosialisasikan kepada petani agar beralih kepada pupuk organik.

"Kita meminta kepada penyuluh pertanian melalui dinas terkait agar menggencarkan memberikan pemahaman kepada petani terkait dampak negatif dari pupuk kimia tersebut," ujarnya.

Dia menjelaskan, jika nantinya petani sudah menerapkan pemakaian pupuk organik, diyakini akan terbuka banyak peluang pemasaran produksi hasil pertanian tersebut.

"Tentunya jika kita telah memenuhi permintaan pasar kita bisa memasarkan ke daerah lain, dan Kadin sendiri akan siap menfasilitasinya," katanya.

Kabupaten Solok merupakan daerah penghasil berbagai macam jenis sayur-sayuran, seperti kentang, bawang, ketela, kol, wortel dan sebagainya. Daerah penghasil sayur tersebut ialah Kecamatan Lembah Gumanti dan Kecamatan Gunung Talang.

(KR-AGP/E005)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Tiada ulasan:

Catat Ulasan