Rabu, 31 Oktober 2012

Republika Online

Republika Online


Empat Juta Pasutri Indonesia Terkendala Infertilitas

Posted: 31 Oct 2012 07:22 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Infertilitas sering menjadi kendala bagi pasangan yang telah berkeluarga untuk memiliki anak. Di Indonesia tercatat sekitar 4 juta pasangan suami-istri (pasutri) di Indonesia tercatat mengalami masalah kesuburan.

Menurut dokter Ivan Sini, Sp OG, bahwa gangguan kesuburan sering menjadi problem karena berkaitan dengan sosial.  

"Orang yang tidak memiliki keturunan sering menarik diri dari lingkungan karena merasa inferior,'' kata Ivan dalam jumpa pers di Rumah Sakit Bunda, Menteng, Jakarta Pusat pada Selasa (31/10).

Ivan menjelaskan bahwa penyebab infertilitas cukup beragam. Ada beberapa penyebab infertilitas baik dari pihak wanita atau laki-laki. 

''Pihak wanita karena kista, saluran telur tersumbat, infeksi radang panggul. Sementara dari pihak pria karena jumlah dan kualitas sel sperma rendah, azospermia atau tidak punya sel sperma. Tak hanya itu, gaya hidup serta polusi juga bisa menyebabkan adanya infertilitas,'' lanjut dia.

Ivan menambahkan sebenarnya demografi infertilitas di seluruh dunia juga hampir sama. "Di Indonesia, dari populasi reproduksi yang mencapai 40 juta, ada sekitar empat juta yang infertilitas," kata dia. 

Namun, menurut Ivan berbagai masalah infertilitas kini lebih mudah diatasi. Salah satunya melalui program bayi tabung. Teknologi bayi tabung di Indonesia kini sudah semakin canggih dan tidak kalah dengan luar negeri.  

"Menurut standar internasional,  angka kehamilan program bayi tabung berkisar 35-36 persen. Namun di klinik Morula IVF Indonesia, angkanya bisa mendekati 40 persen. Bahkan dengan teknologi pembekuan embrio, tingkat keberhasilannya mencapai 46 persen," tambah dia. 

Wow, Junk Food Rusak Pembuluh Darah dalam Dua Jam!

Posted: 31 Oct 2012 06:00 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA  --  Anda penggemar makanan cepat saji alias junk food? Berapa kali anda mengonsumsi junk food dalam sepekan? Tanpa anda sadari, setiap satu kali anda mengonsumsi makanan cepat saji, maka sedikit demi sedikit pembuluh darah anda yang panjangnya mencapai 96.540 kilometer (km) rusak dalam waktu dua jam kemudian.

Hasil tersebut merupakan studi yang dilakukan di Kanada oleh the Montreal Heart Institute's EPIC Center dan The Libin Cardiovascular Institute of Alberta. Studi itu diujicobakan kepada 28 orang partisipan laki-laki yang bukan pecandu rokok. Mereka diberikan dua menu makanan yang berbeda.

Menu pertama bergaya diet Mediterania. Mereka diminta mengonsumsi menu makanan, seperti ikan salmon, kacang almond, dan sayuran yang dimasak dalam minyak zaitun. Hanya setengah dari makanan itu yang mengandung lemak, terutama lemak tak jenuh tunggal dan tak jenuh ganda.

Sepekan kemudian, seluruh partisipan itu diberikan menu kedua. Jenis makanannya sama dengan menu sarapan makanan cepat saji, seperti sandwich, ayam goreng, sosis, telur, sepotong keju, dan tiga kentang goreng. Menu kedua ini penuh dengan lemak jenuh, dan tidak mengandung lemak omega-3.

Setiap selesai mengonsumsi satu menu makanan, partisipan akan dipancing dengan suara ultrasound untuk memantau bagaimana pembuluh darah mereka bereaksi terhadap jenis makanan yang mereka makan. Kepala peneliti dari Montreal University, dr Anil Nigam, menemukan hasil bahwa setelah dua jam, pembuluh darah seluruh peserta melebar 24 persen dari ukuran normal setelah memakan menu kedua (yang sama dengan menu cepat saji).

"Diet ala Mediterania sangat bermanfaat bagi individu dengan kadar trigliserida tinggi, misalnya pasien dengan sindrom metabolik. Itu bisa menjaga kesehatan pembuluh darahnya," kata Nigam seperti dikutip dari CTV News, Kamis (1/11). Seluruh makanan cepat saji dapat merusak pembuluh darah.

Hasil lainnya menunjukkan setelah makan sandwich yang mengandung 900 kalori dan 50 gram lemak, kemampuan arteri untuk mengalirkan darah, saat seseorang berada di bawah tekanan, menurun 15-20 persen. Anggota tim peneliti, dr Todd Anderson, mengatakan jika kapasitas arteri untuk meningkatkan aliran darah, saat perasaan seseorang berada di bawah tekanan, menurun maka dapat mendatangkan kondisi kronis bagi tubuh. Misalnya peningkatan risiko serangan jantung dan stroke.

"Kita harus berpikir lebih lanjut tentang makanan apa yang kita masukkan ke dalam tubuh kita," kata Anderson. Ia memaparkan makanan yang dibeli di luar rumah memberikan kontribusi besar terhadap peningkatan berat badan dan penyakit kronis.

Mulai hari ini, marilah kita kurangi mengonsumsi junk food...

Tiada ulasan:

Catat Ulasan