Sabtu, 6 Oktober 2012

KOMPAS.com - Nasional

KOMPAS.com - Nasional


Petisi Semut Rangrang Tembus 7.000 Lebih Dukungan

Posted: 06 Oct 2012 09:58 AM PDT

Petisi Semut Rangrang Tembus 7.000 Lebih Dukungan

Penulis : Aditya Revianur | Sabtu, 6 Oktober 2012 | 23:45 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Petisi change.org "Serahkan Kasus Korupsi POLRI Ke KPK! Hentikan Pelemahan KPK!" menurut Usman Hamid selaku koordinator kampanye change.org telah menembus lebih dari 7.000 tanda tangan. Sedianya, petisi tersebut ditargetkan mencapai 100.000 tanda tangan sebagai bentuk perlawanan terhadap pelemahan KPK.

"Anita Wahid dan pendukungnya yang kemarin dijuluki Semut Rangrang oleh pimpinan KPK bertambah ratusan paraf, menembus 7.000 dukungan," ujar Usman Hamid pada wartawan di Jakarta, Sabtu (6/10/2012).

Usman menjelaskan, dukungan semut rangrang terhadap kinerja KPK tidak hanya ditemukan di petisi change.org. Dukungan dapat juga ditemukan di laman Twitter dengan hastag #saveKPK dan #PresidenKeMana. Melalui hastag Twitter tersebut diharapkan masyarakat dapat mendukung petisi change.org.

Ia mengatakan, melalui akun Twitternya @AnitaWahid berkicau "Perjuangan kita lawan korupsi msh panjang, teman, & akan makin berat krn koruptor makin melawan.Jaga stamina, kita ga akan mundur! #saveKPK". Sedangkan, @TracyTrinita juga ikut menyuarakan lewat twitter "Tuhan, bangkitkan semangat anak bangsa untuk berdiri berani membela kebenaran. Selamatkan KPK, mereka pahlawan kami."

"Rene Suhardono pun mengetweet dari akun @ReneCC "Dukung Ketua Semut rangrang@AnitaWahid | Tanda-tangani petisi@ChangeOrg_ID #SaveKPK#PresidenKeMana," katanya.

Menurut Usman, petisi tersebut langsung dikirimkan ke email Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo. Mengenai hal itu, Usman meminta kepada segenap masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengumpulan petisi ini.

Menurutnya, petisi ditujukan supaya Presiden mengambil sikap tegas terkait dugaan korupsi yang melibatkan pejabat Polri ini. "Walau waktu telah dini hari, dukungan masyarakat kepada KPK baik secara offline dan online terus mengalir tiada henti ,"ungkapnya.

Bagi masyarakat yang tergerak untuk bergabung dalam petisi ini, bisa mengunjungi situs www.change.org/serahkankeKPK .

Editor :

Aloysius Gonsaga Angi Ebo

Sutarman: Polri Ikut Membesarkan KPK

Posted: 06 Oct 2012 09:42 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Sutarman mengatakan, institusinya turut membesarkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Menurutnya, Polri berperan besar dalam kiprah KPK, antara lain dengan menempatkan penyidik terbaik Polri di KPK.

"Saya bisa declare bahwa salah satu institusi yang membesarkan KPK itu Polri karena penyidik-penyidik kita ada di sana semuanya," kata Sutarman di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Sabtu (6/10/2012).

Sutarman mengambil contoh peristiwa penangkapan tersangka kasus korupsi pembangunan wisma atlet SEA Games 2011, Muhammad Nazaruddin. Saat itu Polri turut mengajak KPK dalam operasi penangkapan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu di Bogota, Kolombia, pada 2011. Penangkapan itu menjadi salah satu contoh bentuk dukungan Polri kepada KPK. Hal itu menunjukkan bahwa Polri tidak pernah berniat berseberangan dengan KPK dan justru bekerja sama memberantas korupsi.

"Waktu menangkap Nazaruddin, kita. Untuk besarkan KPK. Kita ajak KPK bersama-sama ke Bogota. Itu niat tulus kita, sehingga jangan dibawa-bawa lagi, jangan dibentur-benturkan lagi," kata Sutarman.

Menurutnya, KPK tak mungkin dapat bekerja sendirian dalam memberantas korupsi di Indonesia. KPK justru akan lemah jika tidak bekerja sama dengan institusi penegak hukum lain. Sutarman pun mengakui bahwa KPK kini paling berwenang dalam hal pemberantasan korupsi. Polri hanya mendukung dan membantu tugas KPK. "Kita (Polri) ini pembantu," ujarnya.

Sutarman mengatakan, banyak hal yang menyinergikan KPK dengan lembaga lain. KPK juga membutuhkan Kejaksaan Agung, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), bahkan dukungan Presiden Republik Indonesia. Jika semua pihak berbenturan, Sutarman menilai kasus-kasus korupsi akan terbengkalai. Koruptor merajalela dan asyik menonton perseteruan yang terjadi.

"Kita harus menggarisbawahi bahwa institusi tidak mungkin bisa menyidik atau memberantas korupsi sendiri. Kita harus bermitra, harus bersinergi, baik dari aspek pembinaan personelnya, manajerialnya, langkah-langkah penyidikan maupun langkah-langkah pencegahan tindak pidana korupsi," ujar jenderal bintang tiga tersebut.

Hubungan Polri dan KPK kembali memanas setelah anggota Polda Bengkulu, dibantu Polda Metro Jaya, mendatangi kantor KPK di Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (5/10/2012) malam. Kedatangan mereka untuk berkoordinasi dengan pimpinan KPK dan membawa salah satu penyidik Polri di KPK, Komisaris Novel Baswedan.

Upaya membawa Novel itu gagal karena pimpinan KPK melindungi Novel. Polri berdalih penjemputan Novel itu terkait penganiayaan berat yang dilakukkan Novel pada 2004 di Bengkulu. Adapun KPK bersikukuh menyatakan bahwa Novel tak bersalah walaupun telah mendapat sanksi disiplin akibat kasus tersebut.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan