Selasa, 4 September 2012

Sindikasi news.okezone.com

Sindikasi news.okezone.com


Polisi Belum Temukan Kaitan Teroris Solo dengan Baasyir

Posted: 04 Sep 2012 12:21 AM PDT

JAKARTA - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar menyebut, kedua terduga teroris ini adalah jaringan dan kelompok baru yang belum memiliki nama kelompok.

Boy menjelaskan, keduanya pernah mengenyam pendidikan agama di Pondok Pesantren Ngruki, Solo. Mereka, lanjut Boy, adalah alumnus Tsanawiyah di Ngruki pada 2007 silam dan 2010.

"Tapi itu kita akan kroscek lebih lanjut kepastiannya. Kalau soal Kota Solo, itu karena lebih akrab dengan mereka. Cara hit and run memerlukan penguasaan lapangan," ujar Boy di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Selasa (4/9/2012).

Namun, Boy belum bisa menyebutkan dugaan keterkaitan terduga teroris Solo dengan terduga teroris Abubakar Baasyir yang juga sesepuh Ponpes Ngruki.

"Belum, karena belum ada melihat keterkaitan, dalam keterangan untuk proses pembuktian. Jadi, proses pembuktian dari olah TKP dan periksa saksi-saksi dan periksa TSK. Kita belum mengarah pemeriksaan kepada Baasyir dan sampai saat ini belum ada keterkaitannya," kata Boy.

Boy juga belum bisa mengatakan keterkaitan kedua terduga teroris di Solo yang ditembak mati dengan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT).

"Kalau kita lihat ada beberapa afiliasi/gabungan, ada juga kelompok NII kewilayahan, ada juga yang background-nya mereka JAT. Ini memiliki keterkaitan dengan yang terdahulu," tutupnya.
(put)

Tolak Hillary, Pendemo Sempat Bakar Spanduk Berlatar Bendera AS

Posted: 04 Sep 2012 12:14 AM PDT

JAKARTA - Kedatangan Menteri Luar Negri Amerika Serikat, Hillary Clinton ke Indonesia, disambut aksi unjuk rasa di depan gedung Kedutaan Besar Amerika serikat.  
 
Sekira 30 massa yang tergabung dalam Aliansi Gerakan Pemuda Indonesia menolak kedatangan Menlu AS tersebut, sempat terjadi aksi dorong antara massa dan polisi dalam aksi tersubut.
 
Selain memprotes kehadiran Menlu AS, Hillary Clinton, massa juga menuntut agar pemerintah menutup perusahaan tambang emas PT Freeport dan Newmont di Indonesia.
 
"Kedatangan Menlu Amerika ke Indonesia harus diwaspadai. Kedatangan Hillary jelas membawa agenda AS untuk mempertahankan dominasinya menguasai kekayaan alam Indonesia khususnya kekayaan tambang," ujar koordinator aksi, Masinton Pasaribu didepan Kedubes AS, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, (4/9/2012).
 
Dalam orasinya, Masinton manyatakan, perusahaan tambang emas AS yakni Newmont dan PT Freeport telah menguasai 90 persen emas nasional. "Kedatangan Hillary ditujukan untuk mengintervensi proses renegoisasi kontrak yang sedang dilakukan pemerintah Indonesia dan memanasnya perlawanan rakyat terhadap Freeport," ujarnya.
 
"Kami desak ini tidak cukup renegoisasi, tapi nasionalisasi. Nasionalisasi itu dibolehkan, pemerintah telah lakukan kebodohan, seolah-olah Nasionalisasi tidak bisa dilakukan, padahal ada aturannya," tegasnya.
 
Selain berorasi, puluhan massa ini juga membentangkan spanduk yang bertuliskan "Amerika Serikat = VOC". Dalam aksi tersebut, sempat terjadi aksi dorong antara aparat polisi dan massa ketika spanduk yang berlatar belakang bendera Amerika Serikat tersebut dibakar oleh massa.
 
Hingga kini, massa yang terdiri dari organisasi pemuda seperti PMII, Repdem dan PRD dan National Papua Solidarty (NAPAS) masih berkumpul di depan kantor kedubes AS. Mereka masih berusaha menemui perwakilan dari kedutaan besar untuk melakukan audiensi bersama mereka.

(hol)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan