Selasa, 4 September 2012

KOMPAS.com - Nasional

KOMPAS.com - Nasional


Munas NU Bahas Kewajiban Bayar Pajak

Posted: 04 Sep 2012 12:57 PM PDT

Munas NU Bahas Kewajiban Bayar Pajak

Penulis : Kiki Budi Hartawan | Rabu, 5 September 2012 | 02:49 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Nahdlatul Ulama (NU) akan menggelar Musyawarah Nasional (Munas) pada 15-17 September 2012 di Pesantren Kempek, Cirebon, Jawa Barat. Dalam Munas tersebut NU akan membahas beberapa isu nasional yang terjadi di Indonesia bersama para ulama - ulama NU, salah satu isu yang akan dibahas adalah kewajiban membayar pajak.

"Hukum kewajiban membayar pajak ini kita angkat terkait adanya fakta terjadinya korupsi besar-besaran di sektor pajak. Apakah kita tetap wajib membayar atau tidak," ungkap Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj saat diskusi bertema isu nasional di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Selasa (4/9/2012) malam.

Menurut Said, apabila dana pajak dapat dikelola dengan baik dan tidak ada penyimpangan, dapat dipastikan setiap warga berkewajiban untuk membayar pajak wajib didukung,

"Bila hasil dari pajak ternyata dikorupsi, bagaimana? Nanti para ulama akan merumuskan hukumnya," paparnya.

Said menjelaskan bahwa Munas tersebut merupakan forum pengambilan keputusan organisasi yang setingkat di bawah muktamar. Berbagai persoalan akan dibahas di dalam forum tersebut, yang diharapkan menjadi sumbangan pemikiran dari NU untuk Indonesia yang lebih baik.

Dalam acara Munas NU nanti diperkirakan akan dihadiri oleh Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Helmi Faishal Zaini, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar, dan diperkirakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga akan menghadiri Munas NU tersebut.

PBNU: Pesantren Radikal Melahirkan Teroris

Posted: 04 Sep 2012 10:36 AM PDT

PBNU: Pesantren Radikal Melahirkan Teroris

Penulis : Kiki Budi Hartawan | Rabu, 5 September 2012 | 00:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Ketua Umum PBNU) KH Said Aqil Siradj mengatakan, pondok pesantren dengan ajaran radikal ikut melahirkan teroris dan mencoreng umat Islam. "Kalau namanya teroris sudah pasti merugikan dan mencoreng umat Islam, dan tidak mati syahid. Pesantren radikal itu bukan teroris, melainkan melahirkan teroris," ungkapnya saat diskusi bertema isu-isu nasional, di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Selasa (4/9/2012).

Said menjelaskan bahwa ajaran Wahabi juga bukan teroris. "Tapi kalau yang belajarnya setengah-setengah dan tidak paham, dia bisa menjadi seorang teroris," ungkapnya.

Saat disinggung mengenai kedatangan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton, Said menilai tidak ada masalah jika bertujuan baik bagi bangsa dan negara. "Mari, silakan saja. Tapi kalau punya tujuan lain, jangan. Lagi pula, Indonesia itu sudah solid," katanya.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan