Ahad, 22 Julai 2012

Republika Online

Republika Online


KPU Jakarta Gelar Rapat Perbaikan DPT

Posted: 22 Jul 2012 11:18 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemiihan Umum (KPU) DKI Jakarta menggelar rapat mengenai mekanisme perbaikan Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk pilkada putaran kedua. "KPU mulai Senin ini menggelar rapat untuk mencari solusi bagaimana mekanisme perbaikan DPT untuk pilkada putaran kedua," ujar Ketua Kelompok Kerja Pemungutan dan Penghitungan Suara KPU DKI Jakarta, Sumarno, Senin (23/7).

Rapat itu, kata dia, merupakan tindak lanjut dari surat KPU Pusat yang menginstruksikan perbaikan DPT. Sebelumnya, pada Jumat (20/7) KPU menerima Surat Keputusan resmi terkait perbaikan DPT Pemilukada DKI dari KPU Pusat. Dalam surat itu dijelaskan bahwa KPU Pusat menegaskan pelaksanaan perbaikan DPT merujuk kepada amar putusan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).

Dengan demikian, KPU DKI harus mengakomodir nama-nama pemilih yang tercecer dan tidak terdaftar dalam DPT dan DPS pada putaran pertama. "Jadi rapat ini untuk membahas seperti apa perbaikan DPT, agar dapat mengakomodir pemilih yang tidak terdaftar pada pemilihan putaran pertama," katanya.

Dia juga menambahkan, pemilih yang akan diakomodasi adalah warga DKI Jakarta yang memiliki identitas kependudukan DKI resmi dan telah memenuhi persyaratan untuk menggunakan hak pilih. "Warga DKI yang baru berusia 17 tahun pada tahun ini, warga baru atau baru menikah tidak mempunyai hak pilih," katanya.

Lebih dari 80 persen pengaduan yang masuk di Panwaslu Jakarta berupa aduan tidak terdaftar dalam DPT. Panwaslu bekerja sama dengan Panwas kecamatan dan Panwas kelurahan berusaha mendata warga yang tidak terdaftar dalam DPT dengan membuka posko pengaduan di tempat keramaian.

SBY Sibuk, Peringatan Hari Anak Ditunda

Posted: 22 Jul 2012 11:18 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA TIMUR -- Peringatan Hari Anak Nasional, 23 Juli 2012 tidak diperingati secara Nasional. Kemeriahan peringatan yang seharusnya dirayakan anak-anak Indonesia tertunda hingga September mendatang.

"Penundaan bukti lemahnya perhatian negara terhadap anak," ujar Arist Merdeka Sirait dalam siaran pers di Kantor Komnas Anak, Senin (23/7).

Menurut Ketua Umum Komnas Anak tersebut, penundaan ini merupakan bukti bahwa hak anak untuk berpendapat belum sepenuhnya di dengar. Arist mengatakan butir rumusan Suara Anak Indonesia 2012 hampir sama dengan kongres sebelumnya.

Artinya, pendapat anak belum di dengar oleh pemerintah. Sehingga, suara tersebut harus di ulang tiap tahun. Selain itu, hak anak untuk berpartisipasi masih di kebiri. Padahal, butir-butir yang disampaikan tidak berat.

Arist mengatakan, penundaan tersebut akibat padatnya jadwal Presiden SBY. Selain itu, juga menghormati Bulan Ramadhan. Tapi, menurutnya moment puasa umat Muslim tidak seharusnya dijadikan alasan penundaan. Justru, menurutnya melalui moment ini nasehat-nasehat yang diberikan terhadap anak Indonesia akan lebih diresapi.

Sementara itu, I Gede Reza (15 tahun), Duta Kesehatan Anak Nasional mengaku sedih dengan tak adanya peringatan Hari Anak Nasional. Dia mengatakan anak adalah investasi terbesar setiap bangsa. Ibarat pohon, anak adalah akar. Menurutnya, hancurnya generasi muda berakibat suramnya masa depan bangsa.

Karenanya, mewakili anak Indonesia lainnya dia menuntut implementasi dari pemerintah yang tercakup dalam rumusan suara anak Indonesia. Di antaranya terkait pendidikan, kesehatan, budaya tekhnologi informasi, pengawasan dan pemerataan fasilitas terhadap anak.

Selain Reza, Berlinda Nefertiti Goldy S (16 tahun), Duta Pendidikan Anak Nasional juga mengaku sedih. Menurutnya, rumusan Suara Anak Nasional ini melalui proses panjang dari seluruh anak Indonesia yang harusnya dibacakan di depan presiden.

Dia berharap pemerintah bisa menghargai hak anak untuk berpendapat. Selain itu, siswi SMA Negeri 2 Cimahi ini tidak meminta yang aneh-aneh.  "Kami tidak meminta anggaran 25 miliar," ujarnya.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan