Ahad, 17 Jun 2012

Sindikasi international.okezone.com

Sindikasi international.okezone.com


Konferensi Religi Diboikot China, Warga Korsel Marah

Posted: 17 Jun 2012 03:04 AM PDT

DHARAMSHALA - Umat Budha di Korea Selatan (Korsel) mengkritisi China yang dinilai mempolitisasi konferensi Persahabatan Budha Sedunia (WFB). Mereka pun mendesak China agar meminta maaf.

Pada Rabu lalu, China memutuskan untuk memboikot WFB dengan memulangkan delegasinya yang hadir di Korsel. Keputusan itu dilakukan oleh Negeri Panda, karena delegasi Tibet diundang dalam pertemuan itu.

"Delegasi China hanya memprioritaskan agenda politiknya dengan menolak kehadiran delegasi Tibet yang terdaftar dalam anggota WFB," ujar organisasi Budha di Korsel, seperti dikutip Phayul, Minggu (17/6/2012).

"Konferensi WFB harus dilaksanakan berdasarkan kemurnian religi dan bebas dari kepentingan politik. Kami menuntut delegasi China agar meminta maaf dan berjanji untuk tidak mengulangi tindakannya," imbuhnya.

Menurut Ordo Jogye di Korsel, pemboikotan WFB yang dilakukan oleh China adalah tindakan yang sangat tercela dan patut disayangkan. Mereka menuding, Beijing tidak menghormati acara-acara religi.

Konferensi WFB digelar dua tahun sekali, sekira 400 delegasi dari 30 negara hadir dalam konferensi yang diselenggarakan di Kota Yeosu, Korsel. Pertemuan itupun digelar oleh Ordo Jogye.

Sebanyak 17 biksu dan pejabat asal China diundang ke konferensi WFB. Meski demikian, China langsung memutuskan untuk memulangkan delegasi-delegasinya pada Rabu lalu. Keputusan Pemerintah Korsel yang memberikan visa kepada mantan Perdana Menteri Tibet Samdhong Rinpoche turut menuai kecaman dari China.

Pada Selasa lalu, China pun mengecam keras konferensi itu, karena tiga delegasi Tibet diperbolehkan untuk hadir dalam rapat delegasi. Sekretaris Jendral WFB memahami perasaan China dan meminta delegasi Tibet agar meninggalkan ruangan. Namun Keesokan harinya, China justru memboikot pertemuan itu.(AUL)

Hari Terakhir Pilpres, Mesir Menanti Pemimpin Baru

Posted: 17 Jun 2012 01:11 AM PDT

KAIRO - Warga Mesir menanti hasil pilpres perdananya hari ini, setelah mereka memilih salah satu dari dua kandidat presiden yang cukup berpengaruh. Pilpres itu pun digelar di tengah adanya pergolakan politik yang cukup serius.

Mesir pun dihadapkan oleh dua pilihan, seorang tokoh Islam dan mantan Perdana Menteri Mesir di era Husni Mubarak. Pada Sabtu kemarin, Dewan Militer Mesir memutuskan untuk membubarkan parlemen yang dikuasai oleh kubu Ikhwanul Muslimin.

Warga pun turut menagih janji Dewan Militer Mesir yang sepakat untuk melakukan transfer kekuasaan setelah seorang kandidat terpilih menjadi presiden. Namun hingga kini, belum ada prediksi tentang siapa yang akan memenangkan Pilpres Mesir 2012.

Kandidat Ikhwanul Muslimin Mohamed Mursi menjanjikan reformasi politik dan ekonomi di Negeri Piramida, yang baru saja dilanda revolusi. Sementara itu mantan Perdana Menteri Mesir Ahmed Shafiq menjanjikan stabilitas di Mesir. Demikian, seperti diberitakan AFP, Minggu (17/6/2012).

Proses pilpres di hari terakhir itu juga tidak luput dari kerusuhan. Insiden penembakan muncul di Kota Kairo pada dini hari dan menimbulkan korban jiwa. Menurut Suratkabar Al Ahram, polisi dan militer dikerahkan ke Kota Kairo untuk mengamankan situasi.

Siapa pun yang nantinya memenangkan Pilpres Mesir 2012, dia akan terbebani dengan banyak tugas negara yang cukup berat. Pemimpin Mesir selanjutnya harus mengatur strategi untuk memulihkan perekonomian negaranya. Mereka pun harus menjamin kestabilan Mesir yang sampai saat ini masih dilanda kerusuhan.(AUL)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan