Ahad, 17 Jun 2012

ANTARA - Hiburan

ANTARA - Hiburan


10 seniman Indonesia pameran di Liechtenstein

Posted: 17 Jun 2012 07:06 AM PDT

London (ANTARA News) - Sebanyak sepuluh seniman Indonesia memamerkan hasil karya seni kontemporernya di gedung pameran barang seni di Liechtenstein negeri kecil di dekat Swiss mulai 15 Juni-15 Agustus 2012.

"Lebih dari 100 undangan memenuhi gedung Kunstraum Englanderbaum, untuk menghadiri acara pembukaan termasuk Dubes RI di Bern Djoko Susilo," ujar Pensosbud KBRI Bern, Mohammad Budiman Wiriakusumah kepada ANTARA London, Minggu.

Dubes RI Djoko Susilo untuk Konfederasi Swiss dan Keharyapatihan Liechtenstein , berharap pameran ini dapat dijadikan sebagai pembuka jalan bagi kerjasama dibidang perdagangan, investasi dan wisata kedua negara yang sudah berjalan dengan baik selama ini.

"Diharapkannya pada akhirnya dapat meningkatkan hubungan diplomatik," katanya.

Asisten Menteri Kebudayaan Liechtenstein Kirstin Apple-Houston, mengatakan kegiatan ini bukan pertama kali yang dilakukan antara Indonesia dan Liechtenstein dan juga bukan yang terakhir.

"Banyak hal yang dapat dilakukan negara kepulauan terbesar didunia dengan penduduk lebih dari dua ratus juta jiwa dengan negara terkecil di dunia namun mempunya peran ekonomi yang besar di Eropa sebagai pusat perbankan dunia," ujarnya.

Dikatakannya setiap kegiatan yang dilakukan KBRI Bern dan Fauzie As`Ad, seniman Indonesia yang bermukim di Vaduz, Ibukota Liechtenstein, selalu menjadi pendobrak dan dicontoh negara lainya dalam mengadakan kegiatan bersama antara Pemerintah Liechtenstein dan negara-negara sabatnya.

Bermula dari tawaran pemerintah Keharyapatihan Liechtenstein, negara kerajaan kecil yang berada diantara Swiss dan Austria kepada Fauzie As`ad.

Pemerintah mengharapkan Fauzie As`ad memamerkan karya seninya di Kunstraum Englanderbau, tempat pameran karya seni yang diperuntukan bagi seniman negara kecil itu atau seniman negara sekitarnya sekitar dua tahun lalu.

Namun kesempatan emas itu tidak serta merta diterima Fauzie, ia malah mempunyai ide untuk mengajak seniman Indonesia lainnya khususnya yang datang dari Yogyakarta, untuk memamerkan karya seni mereka ditempat itu.

Direksi pengelola Kunstraum Englanderbaum menyetujui ide Fauzie dengan catatan harus dicarikan bantuan dari pihak lain yang dapat meringankan beban pembiayaan.

Fauzie pun mengontak KBRI Bern untuk minta bantuan mencarikan sponsor untuk membantu seniman Indonesia memperlihatkan hasil karya mereka di negara yang luasnya tidak lebih besar dari kecamatan di Jakarta, namun mempunyai peran ekonomi yang cukup besar di Eropa.

KBRI Bern mengandeng Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Perdagangan RI serta beberapa pihak swasta dan pihak perorangan untuk ikut membantu sehingga berhasil terselenggaranya pameran ini.

Ke-10 seniman tersebut adalah Melati Suryadarma, Jumaldi Alfi, Fauzie As`Ad,Heri Dono, Edi Prabandobo, Angki Purbandono, S. Teddy, Budi Ubrux, Ugo untoro dan Entang Wiharso dengan kurator Jim Supangkat.

Jim Supangkat menjelaskan tentang definisi kata "seni" atau Art, yang dalam bahasa Indonesia nilai seni dimengerti sebagai nilai metaphysical condition, kondisi mental yang dapat menangkap berbagai macam ekpresi terkandung didalam karya seni dan sumber kretivitas.

Acara pameran ini banyak diliput  media Liechtenstein dan Swiss bahkan stasiun swasta besar dari Jakarta ikut meliput acara yang disambut hangat masyarakat setempat.
(H-ZG)

Editor: Aditia Maruli

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

"Manuk Dadali" bergema di Swiss

Posted: 17 Jun 2012 12:04 AM PDT

Angklung (FOTO ANTARA/Widodo S. Jusuf/11)

...berasal dari latar belakang dan kewarganegaraan yang berbeda...

Berita Terkait

London (ANTARA News) - Lagu "Manuk Dadali" yang dibawakan kelompok Angklung Melati Bern pimpinan Lia Fossati yang melakukan pertunjukkan di jalanan kota di Zytglogge, Bern, berhasil mengundang decak kagum para penonton yang terkesima melihat alat musik yang berasal dari bambu itu.

Adalah impian dari Lia Fossati, pimpinan grup angklung Melati Bern, untuk 'mengamenkan' angklung di jalan-jalan utama kota Bern Switzerland, ujar Pensosbud KBRI Bern Mohammad Budiman Wiriakusumah kepada ANTARA London, Minggu.

Sebanyak 20 pemain angklung yang berasal dari latar belakang dan kewarganegaraan yang berbeda tersebut memainkan empat buah lagu di sekitar Gereja Munster dan Zytglogge.

Lagu lain yang dimainkan adalah berasal dari tanah batak Alu Siau, dan lagu berbahasa Perancis dan Jerman di mana salah satunya mengiringi nyanyian dibawakan Irina Grischkova.
(ZG)

Editor: Ella Syafputri

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Tiada ulasan:

Catat Ulasan