Ahad, 24 Jun 2012

Republika Online

Republika Online


Mau Kulit Halus? Pakai Sikat Gigi Saja, Caranya...

Posted: 24 Jun 2012 09:07 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, Tahukah Anda, ternyata pengelupasan kulit atau scrubbing bisa kita lakukan sendiri di rumah, jadi tak perlu ke salon. 

Bagaimana caranya? Cobalah tips unik dari Boldsky.com berikut ini:

1. Gunakan sikat gigi berbulu lembut. Anda bisa memilih sikat gigi khusus bayi karena memiliki bulu sikat yang sangat lembut.

2. Hindari cara perawatan kulit ini dalam jangka waktu yang lama, karena kulit cenderung mengendur saat kita beranjak tua. Melakukan pengelupasan kulit secara terus menerus dapat menyebabkan kekeringan pada kulit.

3. Anda juga bisa memanfaatkan sikat gigi untuk melakukan manikur dan pedikur di rumah. Kebersihan kuku berdampak sangat positif pada kesehatan Anda.

4. Selalu melembabkan kulit setelah melakukan pengelupasan kulit. Anda bisa menggunakan sikat gigi untuk membersihkan jerawat pada kulit.

5. Jika metode ini malah menimbulkan jerawat baru, segera berhenti untuk melakukannya.

6. Gunakan sikat gigi untuk menghaluskan siku dan lutut yang kasar. Gosok siku dan lutut dengan sikat gigi dengan lembut.

7. Dengan menggosok leher dengan sikat gigi, Anda dapat menyingkirkan kulit gelap di daerah leher.

Satu hal yang harus diingat. Meskipun sikat gigi cukup efektif dalam merawat kulit, hindari penggunaannya pada kulit sangat sensitif atau jika Anda memiliki jerawat terlalu banyak. Untuk mengobati masalah kulit yang parah, segera periksakan ke dokter kulit.

Selamat mencoba, ya.

Duh, Anak Sering Membantah, Bagaimana Ini?

Posted: 24 Jun 2012 08:04 PM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, Anak Anda sering membantah? Apabila Anda termasuk orang tua yang sering mati kutu karena masalah ini, ada beberapa cara menghadapinya yang dihimpun dari berbagai sumber:

* Jangan bertindak berlebihan. 

Anda ingin memenangkan 'pertempuran' atau mengubah perilakunya? Berilah penjelasan pada anak bahwa kata-kata kasar itu tidak bisa diterima. Hindarilah perdebatan panjang. Ini bukan soal memenangkan pertempuran melawan anak, tetapi menghentikan perilakunya.

* Berpikirlah kreatif. 

Bila si kecil disuruh berpakaian menjawab,''Nggak mau!'' Lihatlah pakaian itu dan tanyakan, ''Mengapa?''. Misalnya, ia mengatakan hanya mau memakai celana berkantong yang ternyata masih dicuci. Berpikirlah kreatif. ''Bagaimana kalau pakai ransel? Kita anggap saja ini kantong-kantong di belakang?

'' Gagasan ini memfokuskan kembali perhatian anak untuk mencari pemecahan sekaligus menunjukkan bahwa orang tuanya memperhatikan permasalahannya. Atau bisa juga, tanyakan padanya, ''Bagaimana cara kita memecahkan masalah ini?'' Anak-anak berhak mengeluarkan pendapatnya, tetapi tak boleh menginjak-injak perasaan orang lain.

* Hanya untuk dapat perhatian.

Ketika anak berumur tujuh tahun membantah, amatlah mudah berpikir bahwa dia melakukannya untuk menyakiti kita. Padahal anak-anak kecil biasanya tidak memikirkan efek ucapannya pada orang tuanya. Yang mereka pikirkan adalah diri mereka sendiri dan cara untuk mendapat perhatian.

* Membantah tak selalu buruk. 

Sebab, kita menginginkan anak-anak bisa mengungkapkan pendapatnya. Bila menyuruh anak membuang sampah dan dia bilang,''Buang aja sendiri.'' Anda menjawab, ''Anak kurang ajar!'' Itu berarti Anda menyerang pribadinya. Lebih baik katakan, ''Bersih-bersih terkadang memang berat. Perlu bantuan?'' Yang penting anak merasa dia menjadi bagian keluarga yang saling menghormati.

* Membuka dialog terbuka dengan anak praremaja. 

Bila anak biasa membuat pernyataan negatif, hadapilah. Tapi, hindari pernyataan ''Mengapa kamu selalu berkomentar buruk seperti itu?'' Anak merasa dituduh, dan akan bertindak defensif. Sebaliknya, cobalah. ''Belakangan ini tampaknya kamu marah sama Ibu, apa sih masalahnya?'' Anak akan merespons dengan sungguh-sungguh. Kemudian, beritahu dia bahwa bila lain waktu ada sesuatu yang mengganggunya, katakanlah langsung tanpa lewat pernyataan kasar yang menyakiti Anda yang malah tak menyelesaikan masalah. 

* Kalahkan orangtua.

Pada anak yang lebih besar, membantah biasanya sebagai taktik untuk mengalahkan orang tua. Untuk menghentikan kebiasaan ini, ulangi saja dengan sangat tenang pernyataan pendek yang secara jelas menyatakan sikap Anda. Misalnya, suatu waktu anak ingin main-main ke mal bersama teman-temannya dan Anda tak mengizinkannya. ''Kenapa nggak boleh?'' rengeknya. ''Sudah nggak bisa ditawar lagi,'' jawab Anda. ''Apa aja nggak boleh.'' ''Sudah tidak bisa ditawar lagi.'' 

Tiada ulasan:

Catat Ulasan