Sabtu, 16 Jun 2012

Republika Online

Republika Online


Inilah Tanda Remaja Terkena Hipogonadisme

Posted: 16 Jun 2012 05:03 AM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus defisiensi testosteron atau hipogonadisme tak hanya menimpa janin saja. Beberapa kasus juga ditemui pada remaja.

"Apabila anak laki-laki sudah berusia 15-17 tahun, tetapi secara fisik belum terlihat kumis atau rambut halus, penis tidak berkembang, suara kecil, tidak ada jerawat pada wajah, atau tanda-tanda pertumbuhan dan perkembangan seksual lainnya, maka perlu diwaspadai terjadinya hipogonadisme," papar Kepala Divisi Metabolik EndokrinologiDepartemen Penyakit Dalam FKUI-RSCM, dr. Em Yunir SpPD-KEMD di Jakarta, Sabtu (16/6).

Yunir mengimbau, agar orang tua harus memiliki peran untuk melakukan deteksi dini hipogonadisme pada anak. Di antaranya dengan waspada adanya kelainan yang mungkin terjadi selama masa tumbuh kembang anak, dan segera berkonsultasi ke dokter begitu mendapati kecurigaan.

Sementara itu, hipogonadisme pada orang dewasa, gejala yang terjadi adalah kemunduran tanda-tanda seksual laki-laki, seperti rambut menipis, otot melemah, tulang keropos, serta tidak subur atau infertilitas.

Inilah Manfaat Bermain Bagi Anak

Posted: 16 Jun 2012 04:42 AM PDT

REPUBLIKA.CO.ID, Bermain sangat penting bagi anak, karena merangsang anak lebih lincah dan terampil dalam melatih motorik halus dan kasar, kata psikolog anak dari Klinik Pela 9 Bintaro Jakarta Fabiola Priscilla.

"Tidak hanya itu, tetapi banyak manfaatnya bagi pertumbuhan anak tersebut," kata Fabiola di Solo, Sabtu.

Fabiola mengatakan, melalui permainan, anak bisa lebih dari itu, seperti interaksi antara orang tua dan anak pada saat bermain, serta mendorong terjadinya value tranfer atau proses pengenalan nilai-nilai positif kepada anak.

Misalnya, lanjut dia, sikap saling menghargai, sportivitas, toleransi, tidak mudah menyerah, semangat kerja sama dan pertemanan, yang lambat laun membantu anak dalam mengembangkan karakter dan kepercayaan dirinya.

Ia mencontohkan permainan atletik, si kecil mencoba berlari melewati rintangan dimana mungkin dia kesulitan untuk lompat. Akan tetapi, karena ingin menuju ibunya yang menunggu di garis finis, dia tidak mudah menyerah dan terus mencoba lagi.

"Ketika dia berhasil, tentunya rasa bangga meliputi dan membuat dia lebih percaya diri," katanya.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan