Ahad, 10 Jun 2012

KOMPAS.com - Nasional

KOMPAS.com - Nasional


Tempat Pemakaman Liem Masih Dibahas Keluarga

Posted: 10 Jun 2012 10:55 AM PDT

Tempat Pemakaman Liem Masih Dibahas Keluarga

| Benny N Joewono | Senin, 11 Juni 2012 | 00:37 WIB

BATAM, KOMPAS.com - Pihak keluarga Minggu sampai pukul 20.00 WIB masih membahas tempat peristirahatan terakhir atau pemakaman bagi almarhum Sudono Salim atau Liem Sioe Liong, taipan Indonesia yang meninggal di Singapura pada Minggu petang.

"Masih dibahas keluarga langsung. Tunggu yang resmi saja," kata Senior Liasion Manager PT Bintan Inti Industrial Estate, Jamin Hidajat, di Singapura, Minggu (10/6/2012) malam.

"Belum ada keputusan apakah jenazah Liem akan dikremasi, dimakamkan, di mana dan kapan," kata Jamin Hidayat.

Liem kelahiran Fujian, Tiongkok. Pada zaman Orde Baru mencuat sebagai pengusaha besar di Indonesia dengan bendera usaha Grup Salim yang bergerak di bidang perbankan, industri serta produk konsumsi.

Setelah peristiwa Mei 1998 di Jakarta, ia lebih banyak menetap di Singapura sedangkan bisnisnya dikemudikan oleh anaknya, Anthony Salim.

Di Kepulauan Riau, Salim Grup berkibar antara lain melalui PT Bintan Inti Industrial Estate di Kawasan Industri Lobam, serta Kawasan Wisata Terpadu Lagoi di Kabupaten Bintan, Kawasan Industri Batamindo dan Lapangan Golf Southlinks di Kota Batam, serta melalui Sembawang Shipyard di Kabupaten Karimun.

Marzuki Ali: Sulit Menyebut Liem Pahlawan Pembangunan

Posted: 10 Jun 2012 10:40 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com -  Ketua DPR Marzuki Alie menyatakan, sulit mengkategorikan Liem Sioe Liong (Sudono Salim) sebagai pahlawan pembangunan Indonesia.

Meskipun almarhum dikenal sebagai pengusaha besar di Indonesia yang mungkin ikut memberi andil bagi maju dan mundurnya perekonomian Indonesia, akan tetapi Liem tergolong pengusaha besar yang dekat dengan kekuasaan.

"Setidaknya dia dekat dengan kekuasaan pada masa almarhum Presiden Soeharto. Almarhum kan sudah dekat dengan Pak Harto sejak masih menjadi tentara di Semarang dulu. Kan, banyak sekarang ini pengusaha besar seperti almrhum yang besar, karena kedekatannya dengan kekuasaan pada waktu itu," ujar Marzuki saat ditaanya Kompas di Medan, Minggu (10/6//2012) malam.

Menurut Marzuki Alie, yang dimaksud dengan dekat pada kekuasaan mantan Presiden Soeharto adalah karena usaha dan bisnis Liem besar karena mendapat fasilitas dari rezim Soeharto. "Jadi, ukuran pahlawan tidak ke situ. Kalau ada orang yang mengukur seperti itu, wah banyak sekali pahlawan di Indonesia," tambah Marzuki.

Marzuki menyatakan tak bisa banyak berkomentar soal taipan Indonesia yang pernah mendapat bantuan likuiditas Bank Indonesia (BLBI) tahun 1997-1998 itu, meskipun pernah membaca bukunya tentang kesuksesan Liem muda, yang tak punya apa-apa datang ke Indonesia dan kemudian menjadi pengusaha konglomerat.

"Laporan dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), Liem bukan termasuk yang mengemplang dana BLBI, meskipun ada perhitungan pembayaran kewajiban utang yang berbeda dengan nilai asetnya," jelas Marzuki lagi.

Marzuki menyebutkan, meskipun sebagai Ketua DPR ia tak akan hadir dalam pemakamannya, karena memang dia tak kenal dan tak punya kedekatan sama sekali dengan Liem yang lari ke Singapura saat terjadi kerusuhan Mei 1998.

"Tentu akan banyak pejabat atau mantan pejabat serta relasinya yang akan hadir dalam pemakamannya, karena memang mereka pernah memiliki kedekatan dengan almarhum," papar Marzuki lagi.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan