Jumaat, 1 Jun 2012

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


AS-Iran perang panjang di dunia maya

Posted: 01 Jun 2012 08:44 PM PDT

... beberapa pengulas menganggap Flame sangat canggih...

Berita Terkait

Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat dan Iran terlibat dalam perang lama di dunia maya, yang tampaknya meningkat di tengah kebuntuan mengenai program nuklir kontroversial Teheran.

Virus Flame, yang muncul belum lama ini, diduga merupakan bagian dari percekcokan tersebut. Namun Washington barangkali memiliki alat yang jauh lebih canggih di kantongnya, kata beberapa ahli keamanan.

"Negara besar dengan lembaga mata-mata besar telah menggunakan jenis teknik ini selama lebih dari satu dasawarsa," kata James Lewis, pejabat senior yang memantau teknologi di Pusat bagi Kajian Strategis dan Internasional (CSIS) di Washington.

Lewis mengatakan mata-mata dunia maya "bukan senjata" tapi dapat "sangat efektif" sebagai alat intelijen dan dapat menghindari masalah dengan pengawasan tradisional seperti pesawat mata-mata.

"Jika anda harus memilih antara ini dan seorang pilot yang bermanuver di jalan-jalan Teheran, ini jauh lebih disukai," katanya.

Namun Lewis menyatakan virus Flame lebih primitif dibandingkan dengan yang diduga seseorang muncul dari dinas intelijen AS.

"Saya berharap bukan AS yang mengembangkannya sebab itu tidak terlalu canggih," kata Lewis sebagaimana dikutip AFP, Sabtu pagi.

Ia menyatakan Israel juga memiliki kemampuan yang sangat maju, dan itu barangkali berarti Flame dikembangkan di "negara lapis-kedua".

Namun beberapa pengulas menganggap Flame sangat canggih. Uni Telekomunikasi Internasional (ITU) menyatakan virus tersebut "jauh lebih rumit dibandingkan dengan ancaman maya apapun yang pernah ada sebelumnya".

(C003/A011)

Editor: Ade Marboen

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Putin ke Eropa di tengah krisis Suriah

Posted: 01 Jun 2012 08:39 PM PDT

Presiden baru Rusia, Vladimir Putin, memandang intervensi militer dunia belum diperlukan untuk mencegah kekerasan bersenjata di Suriah pascapembantaian Houla, beberapa waktu lalu. (REUTERS/Alexander Zemlianichenko/Pool)

... Vladimir Putin, diperkirakan akan menghadapi tekanan untuk mengubah sikapnya terhadap aksi PBB untuk Suriah...

Berita Terkait

Berlin (ANTARA News) - Presiden Rusia, Vladimir Putin, diperkirakan akan menghadapi tekanan untuk mengubah sikapnya terhadap aksi PBB untuk Suriah ketika ia melakukan pertemuan dengan para pemimpin dua negara kunci Eropa, Jumat.

Putin dijadwalkan bertemu dengan Kanselir Jerman, Angela Merkel, dan Presiden baru Perancis, Francois Hollande, sebagai bagian dari kunjungan pertamanya ke luar negeri setelah kembali ke tampuk tertinggi di Kremlin untuk ketiga kalinya.

Perjalanan singkat itu, menurut AFP, pertama ke Berlin dan kemudian ke Paris, dilakukan di tengah-tengah tekanan Barat kepada pemerintah Suriah dan rejim President Bashar al-Assad pascapembantaian kejam Houla pekan lalu yang memicu kecaman internasional.

Jerman, Prancis, Inggris, Amerika Serikat dan negara-negara Barat lain telah mengusir diplomat Suriah setelah pembunuhan besar-besaran 108 orang, terutama wanita dan anak-anak, diHoula, Suriah pusat pada Jumat dan Sabtu.

Hingga kini 14 negara telah mem-persona non grata-kan duta besar dan diplomat Suriah akibat pembantaian itu. Jepang juga ikut dengan Australia menjadi negara pertama yang melakukan hal itu kepada Suriah.

Hollande telah menolak untuk mengesampingkan intervensi militer asing, selama itu dilakukan oleh PBB, untuk menghentikan konflik yang telah berlangsung selama lebih kurang 15 bulan itu, yang oleh para pengamat dipercaya telah mengakibatkan jatuhnya 13 ribu korban jiwa.

Rusia dikritik Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton, Kamis, karena penolakannya terhadap aksi PBB di Suriah.

Tetapi Moskow telah menunjukkan posisinya untuk tidak mengubah sikapnya pada sekutu di era-Soviet itu, kata juru bicara Putin Dmitry Peskov. Ia mengatakan posisi Rusia adalah "seimbang dan konsisten dan benar-benar logis."

(G003/B002)

Editor: Ade Marboen

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Tiada ulasan:

Catat Ulasan